Korem 011 Lilawangsa Latih Kesiapsiagaan  Relawan Penanggulangan Bencana Alam

  • Whatsapp

Kota Lhokseumawe, spiritnews.co.id – Korem 011/Lilawangsa bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe menggelar pelatihan tim relawan Penanggulangan Bencana  Alam.

Pelatihan diadakan sebagai langkah antisipasi dan meningkatkan pengetahuan penanggulangan bencana alam bidang perlindungan sosial.

Bacaan Lainnya

Ratusan relawan yang tergabung dalam Tim Penanggulangan Bencana  Alam (Gubencal) terdiri dari unsur SAR, BPBD, Jurnalis, Dinas Sosial, PMI, Mahasiswa Unimal, Pramuka Peduli, Rapi, dan organisasi lainnya yang ada di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe dirangkul untuk menjadi relawan kebencanaan.

Hal itu disampaikan Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Sumirating Baskoro melalui Kasi Ops Korem 011/LW Mayor Inf Andri Sagita Putra kepada sejumlah awak media usai penutupan latihan Gubencal, di Desa Parang Sikureng, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, Jum’at (20/11/2020).

Menurutnya, pelatihan itu digelar menginggat di Provinsi Aceh, khususnya Wilayah Korem 011/Lilawangsa merupakan daerah rentan rawan bencana alam, baik Bencana kebakaran merupakan bencana paling sering terjadi, diikuti banjir, kebakaran hutan dan lahan, angin puting beliung, gempa bumi dan tanah longsor.

“Dari hasil data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di tahun 2020 di Indonesia, sudah terjadi 2059 bencana alam, dan Aceh satu dari lima provinsi yang rentan alami bencana, diantaranya kerap terjadi bencana di wilayah hukum Korem 011/Lilawangsa yakni, Aceh Tengah dan Bener Meriah sering terjadi longsor, Aceh Utara dan Lhokseumawe kerap banjir, serta sejumlah daerah lainnya juga rawan terjadi kebakaran,” katanya.

Dikatakan, dipilihnya lokasi simulasi di Desa Parang Sikureng tersebut karena dari hasil pemetaan wilayah, terdapat beberapa desa di Kecamatan Matang Kuli yang kerap terjadi bencana alam banjir setiap tahunnya.

Menurutnya, kegiatan simulasi tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya kesiapsiagaan setiap unsur terkait dalam menanggulangi bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi, mengingat saat ini sudah memasuki musim penghujan dan cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini melanda di seluruh wilayah Indonesia khususnya Aceh, kata Kepala Oprasi Bencana Mayor Inf Andri Sagita Putra.

“Alhamdulillah pelaksanaan kegiatan simulasi penanganan bencana alam berjalan lancar, aman dan tanpa kendala. Pelaksanaan dalam pemahaman teori yang telah disampaikan beberapa hari ini dapat diterima peserta mencapai 80 persen dan sudah dapat diaplikasikan di lapangan apabila terjadi bencana alam yang tidak kita harapkan,” katanya.

Meski ditengah pandemi COVID-19, upaya penanganan bencana alam tetap dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Adapun rangkaian simulasi latihan penanggulangan bencana alam mengumpamankan sebanyak delapan orang tenggelam di sungai Parang Sikureng Kecamatan Matang Kuli Kabupaten Aceh Utara.

Saat itu, hujan lebat mengguyur kawasan sekitarnya, sehingga luapan deras arus sungai Krueng Keurto merendam sejumlah kampong dan menganyutkan korban warga setempat.

Dari laporan warga melaui babinsa, sejumlah Tim gabungan Petugas TNI jajaran Korem 011/Lilawangsa bersama Polri, BPBD, PMI, Mahasiswa dan instansi lainnya melakukan upaya penyelamatan yang cukup dramatis di tengah kepungan derasnya arus sungai.

Tim sukarelawan dengan berbagai perlengkapan membantu evakuasi korban. Walupun sedikit kesulitan dikarenakan latihan di lokasi sebenarnya dengan air sungai di daerah itu sedang banjir, namun semua korban berhasil diselamatkan, dan kegiatan beralan dengan lancer dan aman hingga selesai.

Simulasi tersebut berlangsung di Desa Parang Sikureng Kecamatan Matang Kuli Kabupaten Aceh Utara, latihan simulasi penanggulangan bencana alam melibatkan sekitar 300 personil gabungan dan untuk penyelenggaraan simulasi sekitar 110 orang. Kegiatan ini merupakan rangkaian akhir dari latihan penanganan bencana alam yang telah dijadwalkan selama lima hari di Korem 011/Lilawangsa.(mah)

Pos terkait