Kabupaten Simalungun, spiritnews.co.id – Pembangunan strategis nasional sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera sudah saatnya didukung semua pihak. Sehingga dengan cepat dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat.
Namun berbeda dengan masyarakat Nagori (Desa) Perlanaan, Perdagangan 2 dan Sidotani, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang masih belum bisa menerima pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Sebab, dampak pembangunan jalan tersebut banyak fasilitas umum yang rusak, seperti jalan, dan saluran air yang hancur. Kerusakan ini diakibatkan kendaraan dengan muatan berlebihan melintasi jalan tiga tersebut.
Kepala Desa Perdagangan 2, Andi Azwan Damanik, mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih terus mengupayakan agar para pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk segera merespon aspirasi masyarakat yang terdampak pembangunan jalan tol itu.
“Bagaimanapun para perusahaan yang ikut terlibat dalam pembangunan jalan tol ini wajib hukumnya mengeluarkan dana CSR-nya,” kata Andi.
Kepala Desa Perlanaan, Tri Jaka, mengatakan, masyarakat Desa Perlanaan sebetulnya sudah geram melihat angkutan material dengan tonasi berlebihan, ditambah lagi kecepatan yang tinggi.
“Kami sudah sering menelepon dan menyurati perusahaan pelaksana pembangunan jalan tol itu, namun hingga saat ini belum ada respon,” kata Tri.
Kepala Desa Sidotani, Suratman, mengatakan, hingga pemerintah desa hanya diberikan angin surga oleh perusahaan pelaksana pembangunan jalan tol itu. Bahkan, kata Suratman, pihak perusahaan menjanjikan jika nanti pembangunan jalan tol selesai akan diperbaiki fasilitas umum yang rusak.
“Ini hanya sebatas ucapan. Tidak ada jaminan untuk masyarakat mengenai realisasi janji perusahaan tersebut,” tegasnya.(shp)