Jakarta, spiritnews.co.id – Kecemasan atas risiko penularan Covid-19 di fasilitas umum dan makin banyaknya masyarakat melakukan Work From Home atau bekerja dari rumah, memicu minat masyarakat berolahraga dan memanfaatkan sosialisai melalui virtual maupun online. Langkah tersebut bahkan sudah masuk sebagai gaya hidup, selain bisa dilakukan dimana saja, ekonomis dan tanpa memandang usia.
Sehingga, di tengah pandemi seperti sekarang ini, olahraga dan dunia online tidak dapat terpisahkan dari segi gaya hidup. Melihat celah tersebut, 99 Virtual Race memadukan kedua elemen tersebut menjadi ajang kegiatan yang menarik masyarakat untuk berpartisipasi.
“Sebenarnya, 99 Virtual Race sudah launching sejak Mei 2017, dua atau tiga tahun sebelum pandemi. Kami sudah buat, bahkan juga membawa konsep misi sosial. Sejak awal bergulir, dengan biaya yang dihimpun kita sisihkan untuk misi sosial atau donasi. Interaksi secara virtual, sekarang naiknya signifikan. Karena selama pandemi, kegiatan dengan virtual semakin mendominasi. Sisi positif di tengah pandemi masyarakat sekarang semakin bijak terhadap kesehatan dari setiap kejadian. Kita ingin ajak masyarakat untuk hidup sehat, dengan mengambil sudut ke olahraga dan berbagi,” kata Stevie Go, Founder dan CEO 99 Virtual Race.
Dengan berdonasi melalui event Tour De Humanity tahun ini, diharapkan dapat menggerakan kembali pelaku UMKM yang terpuruk di tengah pandemi Covid-19 2019 maupun lantaran bencana yang akhir-akhir ini melanda Indonesia. Banyak di tengah pandemi para pelaku UMKM kesulitan dalam memasarkan produk-produknya. Bahkan para pelaku UMKM mengalami bangkrut atau menutup usahanya. Kemudian ada pula yang masih bertahan, namun mengurangi jumlah karyawan dan berakibat menambah angka pengangguran.
“Cara ikutan Tour De Humanity gampang banget, 99 Virtual Race tersedia di Mobile App store, maupun play store, lalu registrasi, dengan harga Rp139.000, sudah termasuk penghargaan seperti finisher medal yang tentunya kalian sudah berdonasi senilai Rp 15.000. Kalian bisa pilih lari atau bersepeda, untuk record teman-teman boleh pakai apa saja. Kami gunakan garmin atau strava, jika selain itu bisa gunakan dengan manual submit yang menyertakan foto race yang sudah diselesaikan. Semua sitem kita gunakan sudah terintergrasi. Kita juga sudah ada leader board untuk finisher. Eventnya akam berlangsung selama 2 hari, yaitu 30 dan 31 Januari 2021. Peserta bebas menentukan mau olahraga kapan di antara dua hari tersebut untuk melaksanakan virtual race,” katanya.
Pada event Tour De Humanity tahun ini menjadi spesial. Pantia menyediakan beragam doorprize. Mulai dari sepeda lipat, smart watch, handphone, jam tangan dan masih banyak lagi.
GM Resource Mobilization Ziswaf, Ahmad Faqih Syarafaddin, mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, Dompet Dhuafa masih terus gelorakan Aksi Peduli Dampak Corona (APDC), dengan beragam aksi, salah satunya gelaran Dompet Dhuafa Tour De Humanity.
“Sudah hampir setahun pandemi Covid-19 di tengah masyarakat menyebabkan pergeseran pola hidup. Seperti di sisi olahraga maupun pemanfaatan jaringan online atau virtual. Fakta yang terlihat sekarang, orang berolahraga maupun bersosialisasi dengan virtual menjadi meningkat. Menilik hal tersebut, ini momentum Dompet Dhuafa untuk bekerjasama dengan 99 Virtual Race, mengajak masyarakat untuk bergabung menjadi pelengkap dalam Tour De Humanity RUNRIDESIA. Dari sisi kemanusiaan, bisa berbagi sekaligus mengolah tubuh. Alhamdulillah dengan bergabungnya 99 virtual race dan SorRide, harapannya dapat memeriahkan dan menyukseskan kegiatan tersebut,” kata Ahmad Faqih Syarafaddin, dalam acara press conference yang berlangsung virtual di Instagram Live Dompet Dhuafa pada Senin (25/1/2021).
Perwakilan Komunitas SOR Ride, Boy dan Nunu, menganggap bahwa semenjak pandemi, ada sisi positif yang dapat diambil. Orang menjadi rajin berolahraga. Untuk meningkatkan imunitas tubuh. Jadi hal ini menambah keaktifan dalam menjaga kesehatan. Sejak awal Covid-19 sudah menjadi gaya hidup. Namun tak perlu memaksakan, sebaiknya dalam bersepeda harus bisa melihat kenyamanan diri sendiri agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.
“Trend olahraga, bisa dilakukan kapan pun. Hanya saja selama pandemi saat ini bersepeda menjadi gaya hidup. Trend bersepeda meningkat. Hanya saja di tengah pandemi saat ini, secara perlakuan pasti berbeda, seperti menjaga jarak satu sama lainnya hingga gunakan masker. Saat ini untuk bersepeda kita mempunyai jadwal regular setiap sabtu dan minggu, dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Boy.
“Harapan dari Komunitas SOR Ride, kita start dari awal pandemi tujuannya kita bersepeda santai. Kita cari rute-rute yang enak untuk ditempuh, dan hingga saat ini menjadi habit. Akhirnya mengubah pola hidup. Semoga terus menjamur dan kultur bersepeda menjadi moda transportasi bagi masyarakat. Semoga tidak ikut-ikutan dan bukan trend sesaat,” tambah Nunu.
Selain membahas tentang olahraga virtual, para narasumber juga berbagi tips bagi rekan-rekan yang melakukan aktivitas olaharaga di tengah pandemi. Terutama lari dan bersepeda, keduanya membutuhlan oksigen 2 kali lipat dari olahraga lainnya. Sebisa mungkin kita kembalikan pada kemampuan masing-masing. Untuk masker sebaiknya jangan gunakan bahan yang terlalu tebal, penting lagi sebaiknya pada saat lari, masker diturunkan di bawah hidung. Kemudian memilih jalur atau rute yang lebih sepi dan aman dari kerumunan masyarakat.(rls/red)