Masyarakat Desa Kiajaran Kulon Diminta Waspadai “Serangan Pajar” Pilkades

  • Whatsapp

Kabupaten Indramayu, spiritnews.co.id – Masyarakat diharapkan dapat mewaspadai adanya serangan fajar atau money politik (politik) uang pada pelaksanaan pemungutan suara di pemilihan kepala desa (Pilkades) Desa Kiajaran Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu.

Demikian harapan Mang Odel (48) warga Desa Kiajaran Kulon, terkait dengan isu sudah ada sekelompok orang pendukung salah satu calon yang mengatur strategi pembagian uang ke masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Kita harus mewaspadai adanya serangan fajar atau praktik politik uang di Pilkades serentak ini. Selama beberapa hari di Kiajaran Kulon, saya sudah mengantongi sejumlah sumber dari sekelompok tim sukses calon kepala desa yang telah mengatur strategi serangan fajar atau politik uang,” kata Odel dalam rilis yang diterima spiritnews.co.id, Minggu (14/3/2021).

Diakuinya, jumlah hak pilih di Desa Kiajaran Kulon sekitar 4.500 suara yang memberikan hak suaranya pada 2 Juni 2021 mendatang. Dalam hal ini, salah seorang ketua RT di Desa Kiajaran Kulon secara terang – terangan mengakui bahwa untuk serangan fajar berkisar Rp 150.000 per suara baru bisa menang. Akan tetapi pengajuan tersebut disanggupi calon kepala desa hanya Rp 100.000 per suara.

Ironisnya, tidak harus kampanye atau mencari massa pemilih cukup dengan serangan fajar suara akan didapat sebanyak banyaknya untuk memenangkan pencalonannya. Tekad seperti ini akan merusak jalannya pembangunan dan menghambat perekonomian.

“Kita semua harus pantau dan waspadai, jika benar ini terjadi maka segera laporkan ke Panitia maupun polisi (bhabinkamtibmas) atau Babinsa,” terangnya.

Mang Odel secara blak – blakan tidak memungkiri jika dalam pelaksanaan Pilkades ada praktik politik uang (money politic). Biasanya dilakukan pada masa tenang hingga menjelang detik-detik pencoblosan.

“Saya berharap kepada masyarakat agar hindari politik uang kalau desanya mau maju dan berkembang,” tegasnya.

Karena itu, ia meminta semua pihak untuk mewaspadai praktek kotor dalam demokrasi tersebut. Pihak kepolisian, TNI, dan Linmas, serta warga harus mengambil bagian dalam pencegahan serangan fajar selama masa tenang.

“Masa tenang ini, adalah masa yang sangat rentan. Karena itu, harus dikawal dan dijaga dengan adanya patroli serangan fajar. Setiap gerak-gerik cakades dan timsesnya harus dipantau, agar tidak mendekati warga dengan cara-cara tak terpuji tersebut,” tegasnya.

Praktik politik uang, menurutnya, tidak bermanfaat. Baik kepada pemberi maupun menerima. Selain menciderai proses demokrasi desa, hal tersebut berpotensi menjadi bibit korupsi. Sehingga pembangunan melalui Dana Desa (DD) yang seharusnya bisa memakmurkan rakyat, malah disalahgunakan oleh calon kepala desa yang terpilih nantinya.

“Jika ada yang terbukti melakukan itu, jangan segan untuk melaporkannya pada pihak panitia Pilkades ataupun pada pihak berwajib. Karena itu masuk kategori pelanggaran dalam Pilkades. Saya yakin warga desa, saat ini pikirannya sudah maju. Belum tentu mereka mencoblos calon kepala desa yang Timses-nya (tim sukses) memberi uang. Bisa jadi uangnya diambil, tapi coblos orang lain,” katanya.

Mang Odel minta kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa sesuai dengan sumpahnya dan tidak memihak sebelah serta harus segera bertindak jika politik uang itu terjadi dan diketahui baik berdasarkan laporan masyarakat maupun secara langsung.(rls/red)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait