Kabupaten Aceh Utara, spiritnews.co.id – Pandemi Covid-19 berimbas negatif pada seluruh sendi kehidupan, termasuk sektor ekonomi. Tak hanya di Indonesia dan Aceh, negara-negara besar dunia juga merasakan imbasnya. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan jatuh, bahkan terpuruk hingga minus dua digit.
Kondisi seperti itu tak terkecuali juga dirasakan oleh sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Aceh, untuk membangkitkan sektor ini.
Ketua Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati, didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Mohd Tanwier, meluncurkan pojok kreatif di rest area Aceh Utara, yang berada di kilometer 278 jalan nasional Banda Aceh – Medan, tepatnya di Desa Simpang Ceubrek, Kecamatan Syamtalira Aron, Senin (5/4/2021).
Dyah Erti mengajak para pemangku kebijakan dan jajaran pengusaha untuk terus mendukung pelaku UMKM, dengan membeli produk yang dihasilkan.
“Tidak cukup hanya mencintai, mulai sekarang mari kita cintai, beli dan gunakan produk UMKM Aceh. Ingat, UMKM adalah penyangga perekonomian Indonesia dan Aceh saat kondisi terpuruk. Oleh karena itu, mari terus kita dukung UMKM kita, terutama di masa pandemi saat ini. Mari dukung kebangkitan UMKM Aceh dengan membeli dan menggunakan produknya,” kata Dyah.
Kepada para pelaku UMKM dan seluruh masyarakat, Dyah Erti juga mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktifitas.
“Ekonomi harus jalan terus, namun protokol kesehatan harus dijalankan secara disiplin. Apalagi para pelaku UMKM tentu akan berinteraksi dengan para pembeli dan pengguna jasa dari berbagai daerah. Nah, sebagai upaya pencegahan, maka mari bersama kita patuhi protokol kesehatan,” katanya.
Wiwik, salah seorang pelaku UMKM di Desa Pante, Kecamatan Syamtalira, mengaku senang dengan keberadaan pojok kreatif yang digagas Pemerintah Aceh dan langsung diresmikan oleh Ketua Dekranasda Aceh. Wiwik meyakini, keberadaan pojok kreatif akan memperluas promosi produk yang dihasilkan oleh gampong maupun individu pelaku UMKM.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Aceh dan Ibu Dyah selaku Ketua Dekranasda Aceh, yang telah menggagas kegiatan seperti ini. Kami sangat senang, karena dengan diselenggarakannya even ini, maka berbagai produk UMKM yang dihasilkan gampong maupun individu, memiliki wadah untuk dipromosikan,” ujar Wiwik.
Dijelaskan, selama ini dirinya bersama pelaku UMKM lainnya memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Namun, menurut Wiwik hal ini belum cukup karena masih banyak masyarakat yang belum menggunakan media sosial (medsos).
“Selama ini kami hanya promosi melalui medsos. Nah, dengan adanya kegiatan ini, media promosi untuk produk kami jadi lebih beragam, menjangkau dan dikenal secara online maupun offline, karena masih banyak masyarakat kita yang tidak terjangkau medsos,” jelasnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Utara, Risawan Bentara, mengatakan, saat ini Pemkab Aceh Utara sedang menyusun regulasi untuk mewajibkan setiap setiap Warkop di Aceh Utara menyediakan pojok kreatif, untuk mendukung kebangkitan UMKM di wilayahnya. Selain mendukung promosi di pojok kreatif, Pemkab juga mendorong para pelaku UMKM untuk mempromosikan hasil karyanya secara daring di media sosial.
“Ke depan, kita akan berusaha agar setiap Warkop dan tempat usaha lainnya menyediakan pojok kreatif untuk membantu para pelaku UMKM bangkit. Selain itu, kami juga mengimbau pelaku UMKM tetap melakukan promosi secara daring dengan memanfaatkan media sosial,” ujar Risawan.
Berbagai produk UMKM nantinya akan dipamerkan di pojok kreatif ini. Mulai warkop, souvernir, jajanan khas Aceh tersedia di sini. Produk olahan seperti teh daun kelor, bandrek, tikar dan tas daur ulang yang memanfaatkan bekas bungkus kopi.
Selain itu, baju, tas, dompet dan songket khas Aceh, serta produk pandai besi seperti, rencong, pisau, parang, bahkan rampagoe atau pisau pemotong pinang tradisional khas Aceh juga tersedia.
Peluncuran pojok kreatif ditandai dengan penandatanganan sertifikat dan penyerahan sertifikat kepada 4 pengusaha Warkop yang telah memberikan dukungan tanpa batas bagi kebangkitan UMKM di Aceh. Keempat Warkop itu adalah Dayah Kupie, Tram Coffee, Rumoh Kupie Atjeh dan Doctor Coffee.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Petugas dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat bersiaga di depan pintu dengan thermo gun, dan dengan ramah mempersilakan setiap tamu yang masuk, untuk mencuci tangan menggunakan sabun pada sarana pencuci tangan yang telah disediakan.(mah)