Kota Bekasi, spiritnews.co.id – Kementerian Pertanian RI terus mendorong ekspor produk pertanian ke berbagai negara, seperti tanaman hias yang potensial ekspor ke Amerika Serikat (AS).
Ekspor ini bisa dilakukan melalui Balai Uji Terapi Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP), Badan Karantina Pertanian (Barantan) melaksanakan International Dissemination Conference (IDC) secara virtual dalam rangka Implementasi Program GraTiEks dan Uji Terap Karantina Pertanian. IDC bertema “GraTiEks dan Peluang Pasar Komoditas Tanaman Hias ke Amerika Serikat”.
“Prediksi pasar tanaman hias di AS tahun 2020 – 2024 membaik, meski ada penurunan di tahun 2020 dibanding 2019. Pertumbuhan (growth) di tahun 2020 sebanyak 11,96 persen. Pasarnya juga sekitar 15,20 miliar dollar AS,” kata Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC Amerika Serikat, Hari Edi Soekirno.
Menurut Hari, berdasarkan statistik di AS tahun 2020, setiap tahun negeri Paman Sam membelanjakan 26,6 miliar dollar AS untuk produk tanaman hias.
“Ini sangat uar biasa. Pada umumnya masyarakat AS membeli bunga untuk acara Natal, Hari Ibu, Hari Valentine, Hari Paskah, Hari Thanksgiving, dan lainnya,” jelasnya.
Selama ini ungkapkan, tanaman hias atau bunga sebagian besar atau 80 persen diimpor dari berbagai negara. Terbesar Columbia, menyusul Ecuador, Meksiko, dan Guatemala. “Karena jaraknya tidak terlalu jauh dan harganya murah,” katanya.
Namun Hari mengingatkan, waktu ekspor juga harus diperhatikan sesuai acara agar tidak terlewat jenis bunga tertentu, tidak masanya lagi untuk dibeli. Salah satu pameran bunga terbesar di AS International Floriculture Expo ( IFE), sebelumnya disebut Super Flower Show akan dilaksanakan pada 16-18 September 2021 di Miami, Florida.
“Even tahunan ini menyatukan vendor kategori bunga dengan pembeli bunga pasar massal dari supermarket, toko, distributor bunga grosir, dan pengecer online. Kategori produk berkisar dari bunga potong dan sayuran segar hingga tanaman dalam pot, wadah, teknologi, perawatan, dan desain,” jelasnya.
Atase Pertanian KBRI juga memberikan tips cara mempercepat proses ekspor tanaman hias ke AS. Eksportir Indonesia perlu mempelajari informasi terkini pemasukan tanaman hias ke AS, yaitu United States Department of Agriculture – Animal and Plant Health Inspection Service (USDA – APHIS).
Selain itu juga the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) untuk flora dan fauna yang dilindungi dan dilarang masuk AS.
“Pintu masuk lokasi pemeriksaan tanaman hias juga perlu mendapat perhatian khusus. Bukan saya meng-endorse USA Custom Clearance, tetapi di sini banyak yang seperti ini. Setelah kami konsultasikan dari beberapa pihak importir, menghabiskan dana 5000 dollar AS, tetapi prosesnya luar biasa cepat,” tuturnya.
Namun bila mendaftar langsung sesuai prosedur USDA perlu waktu 30 hari lebih, biayanya sekitar 70 –220 dollar AS. Itu pun masih bisa ada permitt lain, ada 6 permitt yang ditawarkan USDA.
“Secara bisnis lebih menguntungkan melalui custom broker, karena mereka sudah pengalaman dan dipercaya USDA. Mereka yang membereskan bila terjadi sesuatu yang ada di pelabuhan atau bandara, bisa membantu mengeluarkan barang,” kata Hari.
Hari menyarankan, jika eksportir Indonesia hendak berkolaborasi dengan importir di AS.
“Maka produk yang potensial adalah tanaman hias. Ini yang direkomendasikan Atase Pertanian KBRI karena kredibel,” ungkapnya.(sam)