Kota Malang, spiritnews.co.id – Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sedang melaksanakan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Panti Asuhan Yatim At-Taufiq, Jalan Sanan, No. 125, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Kegiatan yang merupakan pengganti KKN ini akan dilaksanakan selama satu bulan dengan mengangkat tema “Pemberdayaan Potensi Sumber Daya Manusia Panti Asuhan At-Taufiq Sanan untuk Membangun Ketahanan Pangan dan Entrepreneurship Menuju Era 5.0”.
Hafizhah Layyina, salah seorang mahasiswa, mengatakan, sesuai tema yang diusung mereka menginisiasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Sebab, untuk kondisi saat ini, sedang hangatnya isu mengenai kesehatan dan lingkungan.
“Minyak jelantah merupakan sumber radikal bebas yang dapat terserap di tubuh dan zat tersebut merupakan salah satu penyebab timbulnya kanker. Selain itu bagi lingkungan, limbah yang tidak diolah dengan baik akan menimbulkan pencemaran tanah dan air khususnya,” kata Hafizhah, dalam rilis yang diterima redaksi spiritnews.co.id, Senin (5/7/2021).
Dikatakan, minyak jelantah diketahui mengandung asam lemak trans yang melalui pemanasan di suhu tinggi juga penggunaan secara terus-menerus dan berulang. Hal tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hanum (2016) bahwa minyak jelantah berdampak bagi kesehatan sebagai pemicu penyakit kanker dan jantung sehingga tidak layak lagi digunakan sebagai minyak untuk menggoreng makanan.
Selain itu, dikutip dari Haryono (2010) bahaya minyak jelantah terhadap lingkungan karena limbah minyak goreng/jelantah yang dibuang ke perairan juga dapat menyebabkan rusaknya ekosistem perairan karena meningkatnya kadar Chemical Oxygen Demind (COD) serta Biological Oxygen Demind (BOD) yang disebabkan tertutupnya permukaan air dengan lapisan minyak sehingga sinar matahari tidak dapat masuk keperairan, akibatnya biota-biota perairan mengalami kematian yang akhirnya akan mengganggu ekosistem perairan tersebut.
“Sehingga dengan beberapa alasan tersebut, kami mengedukasi masyarakat mengolah limbah minyak jelantah yang dihasilkan panti asuhan agar tidak mencemari lingkungan menjadi lilin aromaterapi yang dapat bernilai jual,” katanya.
Menurutnya, lilin aromaterapi cukup populer saat ini karena mengeluarkan wangi yang lembut dan menenangkan, sehingga dianggap bisa meredakan stres dan penat. Lilin aromaterapi mengandung wewangian dari essential oil, seperti lavender dan bakarat serta wewangian lainnya. Aromaterapi juga terbukti dapat menurunkan kadar hormon kortisol, yaitu hormon yang berkaitan dengan respons tubuh terhadap stres.
“Pembuatan lilin aromaterapi cukup mudah. Minyak cukup dipanaskan dan kemudian dicampur dengan paraffin. Setelah itu masukkan beberapa tetes essential oil sesuai keinginan dan lilin siap untuk dicetak,” ungkapnya.(rls/red)