Kota Surabaya, spiritnews.co.id – Dewasa ini, permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran lingkungan terjadi dimana-mana. Hal ini disebabkan minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, minimnya partisipasi masyarakat dalam memelihara lingkungannya, sehingga lingkungan menjadi kurang bersih dan kurang sehat.
Hal ini yang menjadi sorotan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 01 Gelombang 07 yang sedang melaksanakan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) di Kampung Bandarejo, Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya.
Arsya Cahaya Salsabyla, salah seorang mahasiswa, mengatakan, penanganan masalah lingkungan harus segera ditanggulangi, terlebih masalah sampah. Sebab, sampah bisa didaur ulang, dan dapat meningkatkan ekonomi. Pengelolaan sampah berbasis 3R (reuse, reduce, dan recycle) dapat mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang dan ini merupakan sistem yang sangat tepat dijadikan sebagai solusi pemecahan masalah persampahan.
“Salah satu sampah yang bisa diolah yaitu sampah organik. Karena sampah organik mudah ditemukan di rumah-rumah. Contoh sampah organik yang bisa diolah dan mempunyai banyak manfaat, yaitu Eco Enzyme,” kata Arsya dalam rilis yang diterima spiritnews.co.id, Minggu (11/7/20210.
Menurutnya, Eco Enzyme ini merupakan cairan yang diproduksi dari fermentasi sisa organik, gula, dan air. Cairan Eco Enzyme ini berwarna coklat gelap dan memiliki aroma khas yaitu asam yang kuat. Eco Enzyme ini ditemukan dan dikembangkan oleh Dr. Rosukan Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand.
Adapun manfaat Eco Enzyme adalah untuk membersihkan got-got atau saluran air dari kotoran-kotoran, membuat essensial rambut, untuk membasmi tikus, untuk menjernihkan air kolam, untuk merawat rumah, cairan ini bisa digunakan sebagai pembersih lantai, kaca, atau permukaan perabot plastik.
“Eco Enzyme juga bisa dipakai untuk mencuci buah dan sayuran. Untuk tanaman, cairan ini bisa membantu menyuburkan tanaman sekaligus menjadi pestisida alami, dan sejumlah manfaat lainnya,” katanya.
Sedangkan cara membuat Eco Enzyme, kata Arsya, mengetahui perbandingan bahan sampah organik, gula, dan air adalah 3:1:10. Misalnya, 300 gr sisa organik, 100 gr gula, dan 1 Kg atau 1 liter air. Pakai gula putih bisa, tetapi alangkah lebih baiknya menggunakan gula merah atau gula aren, gula tebu, brown sugar, dan sebagainya . Karena lebih bebas dari bahan kimia.
Siapkan sampah organik seperti sisa-sisa kulit buah lunak dan sayuran-sayuran. Kulit buah yang bisa digunakan yaitu jeruk, jeruk nipis, lemon, apel, mangga. Sedangkan untuk sayuran yaitu daun pandan, daun sereh, dll. Potong kecil-kecil, lalu masukkan ke dalam botol yang sudah berisi campuran air dan gula.
“Lalu diamkan selama 1 bulan. Setelah 2 minggu pertama, rutinlah membuka dan menutup botol karena materi organik ini akan mengeluarkan gas. Kemudian disaring. Sebab, setelah 1 bulan Eco Enzyme akan berwarna cokelat tua dengan bau seperti cuka. Jika cairannya berwarna hitam, ditambahkan dengan gula untuk melanjutkan proses fermentasi. Jika sudah jadi, saring dan simpan dalam suhu ruangan untuk digunakan dalam berbagai keperluan,” jelasnya.(rls/red)