Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Untuk dapat menghasilkan model bisnis sektor pangan yang tepat untuk dikembangkan di Jawa Barat demi kesejahteraan petani, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia, Drs. Teten Masduki, membuka forum diskusi Koperasi Sektor Pangan se-Jawa Barat, di Ruang Rapat Bupati II, Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Subang, Jumat (17/9/2021).
Kabid Pemberdayaan Koperasi, DKUPP Jawa Barat, Iya Sugia, mengatakan, diskusi ini untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan masyarakat. Di Jawa Barat ada sekitar 27.897 koperasi yang bergerak diberbagai sektor dan sekitar 70% diantaranya bergerak di sektor pangan.
“Ini mencerminkan bahwa pangan adalah kebutuhan dasar manusia sehingga sektor pangan menjadi penting dikembangkan. Provinsi Jawa Barat telah memiliki berbagai komoditi pangan lokal, seperti beras ketan, singkong, ubi jalar, talas, ganyong dan lainnya. Ini sangat penting untuk peningkatan gizi masyarakat, berbagai potensi harus dikembangakan,” kata Iya.
Menteri Koperasi dan UMKM RI Drs. Teten Masduki, mengatakan, untuk memperkuat sektor pangan diantaranya pertanian, perikanan, dan perkebunan. Sektor pangan merupakan hal yang sangat krusial dan memiliki potensi besar serta berorientasi ekspor.
“Jawa Barat memiliki potensi produksi pangan yang sangat besar baik pertanian, perkebunan dan perikanan. Ia memgungkapkan bahwa saat ini komoditi produk kelautan banyak diminati oleh pangsa pasar dunia begitupula dengan komoditi Pertanian potensial buah tropik, holtikultura dan rempah-rempah,” kata Teten.
Menurutnya, produktivitas koperasi sektor pangan masih rendah dan kontribusi produksi pertanian masih minim dibanding industri pengolahan. Ia akan mencoba berkolaborasi dengan banyak kementerian untuk memperkuat dan memperbaiki kelembagaan ekonomi koperasi sektor pangan.
Untuk membuat sebuah koorporasi petani yang menggabungkan para petani perorangan atau koperasi tani kecil menjadi sebuah koperasi dengan skala yang lebih besar agar koperasi tersebut dapat menjadi konsolidator lahan dan agregator produk sehingga terhubung dengan market dan buyer serta mendapatkan kemudahan akses pembiayaan dari pihak perbankan.
“Potensi macet menjadi kendala perbankan enggan memberi pembiayaan pada petani perorangan. Agar para petani tidak lagi harus memikirkan modal darimana dan kemana harus menjual hasil produknya,” katanya.
Dia berharap potensi koperasi pangan di Jawa Barat dapat dikembangkan dan diperbesar skalanya, menetapkan mana yang punya produk berpotensi ekspor.
“Petakan koperasi yang punya potensi kalau sudah ada koperasinya kita besarkan, kerja sama dengan pihak perbankan. Kalau belum ada kita bentuk, ayo bangun kita tidak boleh bermalas-malasan kita bangun sektor produksi,” tegasnya.
Bupati Subang, H. Ruhimat, untuk mengembangkan sektor pangan pemerintah dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam (SDA) di Kabupaten Subang yang diantaranya 16.000 Hektar lahan eks PTPN VII yang HGU nya habis dari tahun 2002, usaha tambak ikan dan udang di lahan perhutani di wilayah pantai utara Subang sepanjang 44 KM.
“Tidak lebih dari 24 jam yang lalu dengan biaya APBD saya membagikan bibit udang windu dan bandeng sebanyak 9 juta benih untuk para petambak di Kabupaten Subang,” kata Bupati.
Pada kesempatan itu, Bupati bersama Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia melepas perdana kKopi khas Subang ke luar negeri dan penyerahan bantuan pembiayaan modal kerja ekspor sebesar Rp 2 miliar dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia kepada Koperasi Gunung Luhur Berkah Desa Devisa Kabupaten Subang.
“Dengan adanya dukungan pemerintah pusat berbagai potensi di Kabupaten Subang bisa dimanfaatkan secara produktif dan optimal,” ujarnya.(sir)