Jakarta, spiritnews.co.id – Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Tujuannya, untuk meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas. Dan untuk mewujudkan upaya peningkatan produktivitas dan daya saing melalui pendidikan vokasi berbasis kerja sama industri.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Instalasi Perangkat Wireless dan Microwave untuk Guru Kejuruan SMK yang berkolaborasi dengan Huawei Indonesia. Untuk meningkatkan pemahaman guru kejuruan SMK di bidang komputer dan jaringan khususnya pada perangkat Wireless dan Microwave.
Kepala Staff Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, mengatakan, program sinergis Training of Trainers (ToT) antara Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek dan Huawei Indonesia ini sangat strategis dalam mendukung kebutuhan industri terhadap lulusan-lulusan SMK siap kerja secara berkelanjutan dan akseleratif.
“Melalui program ini, para guru SMK dapat memperoleh pelatihan langsung dari para ahlinya dari Huawei. Dengan basis kemampuan mengajarnya, ilmu yang telah diperoleh para guru dari para pakar tentunya akan lebih mudah ditularkan kepada murid muridnya, sehingga proses alih pengetahuan dan teknologi menjadi lebih efektif. Program pelatihan ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target pemerintah untuk mencetak 9 juta SDM Digital di Indonesia pada 2030 serta mendukung terwujudnya visi Indonesia Emas pada 2045. Apresiasi yang tinggi untuk sinergi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dan Huawei Indonesia,” ujar Moeldoko.
CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen, mengatakan, program Training of Trainers ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Huawei yang fokus pada pengembangan kompetensi SDM Digital Indonesia.
“Untuk optimalisasi program ini, kami menyediakan fasilitas dengan teknologi terkini serta pengajar berkompetensi dunia bagi para guru kejuruan SMK peserta pelatihan ini. Kami optimistis, program pelatihan ini akan mengakselerasi misi kami turut berkontribusi dalam menyetak 100 ribu SDM Digital berkompetensi dalam kurun waktu 5 tahun,” kata Jacky.
Pelatihan ini diselenggarakan di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta yang menjadi akademi Huawei dengan fasilitas terlengkap di Asia Pasifik. Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta memiliki lebih dari 100 pelatih, lebih dari 3.000 kursus pelatihan, dan lebih dari 100 mirroring environment yang dilengkapi dengan laboratorium, ruangan kelas, tempat pelatihan, serta fasilitas-fasilitas lain seperti tempat untuk belajar instalasi perangkat dan pekerjaan lapangan.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya kepada penyelenggara pendidikan vokasional untuk belajar tentang perkembangan teknologi termutakhir di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan, pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional yang memiliki posisi strategis untuk mewujudkan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang berkualitas.
“Paradigma pendidikan vokasi dengan industri harus berubah, SMK tidak menyiapkan lulusan sendirian dan industri tidak sebagai penerima lulusan saja, namun diharapkan keduanya dapat bersinergi secara aktif sejak awal proses pembelajaran untuk mempersiapkan lulusan vokasi agar memiliki kompetensi hard skills maupun soft skills sesuai kebutuhan dunia kerja,” kata Wikan.
Dikatakan, guru sebagai garda terdepan dalam kemajuan pendidikan vokasi tentu perlu meningkatkan kompetensinya, terlebih lagi perkembangan teknologi yang pesat menuntut guru untuk bisa adaptif terhadap perubahan serta memiliki kreatifitas dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik.
“Pelatihan ini sebagai bentuk upskilling dan reskilling guru SMK, dan diharapkan pengetahuan yang sudah didapatkan oleh para guru dapat ditransfer kepada para peserta didik di sekolahnya masing-masing sehingga mereka mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan saat bekerja kelak,” jelasnya.(rls/red)