Kabupaten Malang, spiritnews.co.id – Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya seks bebas bukanlah hal yang mudah. Tetapi hal ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melaksanakan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Di lokasi PMM, para mahasiswa yang tergabung di Kelompok 21, Gelombang 13 ini memasuki Panti Asuhan As Salam As Shobuur yang dikelola secara individu oleh Marlyn Royeniwati di Perumahan Villa Sengkaling, Jalan Taman Sengkaling I, Blok B1, No 1.
Di panti asuhan tersebut dihuni 12 orang anak remaja yang masih seusia pelajar SMP dan SMA. Di panti asuhan ini, para mahasiswa memberikan edukasi pengenalan seks bebas, pemaparan data-data terkait seks bebas, faktor-faktor mengapa banyak yang melakukan seks bebas, dampak-dampaknya, fakta seputar Indonesia dan seks, cara menghindarinya, hingga follow-up yang harus dilakukan ketika edukasi sosialisasi ini berakhir.
Selama proses edukasi dan sosialisasi tersebut, mahasiswa menyampaikan materi dilakukan dengan santai, mudah dan nyaman, juga diselingi oleh cerita-cerita yang membuat anak-anak panti dapat menyerap dengan sangat baik.
Alasan kelompok mahasiswa ini mengambil tema “Seks Bebas Pada Remaja” adalah karena panti tersebut diisi oleh para remaja. Sebab, diusia mereka sangat membutuhkan pemahaman tentang bahaya seks bebas.
Diharapkan, dengan adanya edukasi ini mereka dapat memahami tentang bahaya seks bebas, sehingga dapat hidup dengan pergaulan yang sehat, serta menjadi contoh bagi remaja lainnya ketika berada di luar panti asuhan, membangun peradaban bangsa Indonesia lebih baik.
“Saya senang ada mahasiswa yang sangat peduli kepada adik-adik panti ini, judul edukasinya juga sangat jarang anak-anak dapatkan. Semoga kalian dapat memberikan hal baru, dan dapat terbimbing ke jalan yang lebih baik lagi,” kata Marlyn, pembina panti asuhan tersebut.
“Ya, meskipun materi ini telah diajarkan ketika pelajaran olahraga, namun ini sangat membantu kami untuk lebih memahami, karena materi ketika olahraga sangatlah terbatas,” ujar Ulfa, salah seorang anak panti asuhan tersebut.(rls/red)