Kota Bandung, spiritnews.co.id – Sebagai lembaga pelatihan pemerintah, BBPLK Bandung hadir untuk masyarakat, dengan program “Ngobrol Asik ”dengan platform tayang live di Chanel Youtube yang sudah berjalan sejak Agustus dan September 2021 dengan tema diskusi seputar penyiapan SDM melalui penyelenggaraan pelatihan vokasi dan sertifikasi serta merespon fenomena ketenagakerjaan selama masa pandemi.
BBPLK Bandung tidak hanya menyelenggarakan pelatihan berbasis kompetensi, tetapi juga melakukan sertifikasi kompetensi sebagai penjamin mutu luaran pelatihan agar bisa memiliki keunggulan kompetitif sesuai dengan bidang keahlian serta memiliki kesempatan yang lebih besar untuk masuk ke pasar kerja dan memiliki percaya diri.
“Untuk menghadapi era digital 4.0, Kementerian Ketenagakerjaan telah melaksanakan sembilan lompatan besar untuk menghadapi tantangan ketenagakerjaan kedepan. Maka dari itulah, sebagai bentuk implementasi mendukung program Menteri Ketenagakerjaan. Kami di BBPLK Bandung membuat program Ngobrol Asik seputar SDM, Skill, dan lain-lainnya yang ditayangkan secara live di Youtube, agar masyarakat Bandung dan sekitarnya mengetahui program-program yang ada di BBPLK Bandung,” kata Plt. Kepala BBPLK Bandung, Haryono, Selasa (28/9/2021).
Adapun kesembilan lompatan besar tersebut adalah reformasi birokrasi, ekosistem digital siap kerja, transformasi Balai Latihan Kerja (BLK). Link and match ketenagakerjaan, transformasi kewirausahaan, pengembangan talenta muda, perluasan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI), visi baru hubungan industrial, dan reformasi pengawasan.
Kepala BLK Kabupaten Sumedang selaku Sekreatriat SDC Kabupaten Sumedang, Irma Dewi Agustin, mengatakan, dalam diskusi Ngobrol Asik dengan tema SDC progres dan peranan SDC Sumedang dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Kompeten di daerah yang mulai dibentuk pada bulan November 2019 melalui SK Bupati tentang pembentukan SDC Kabupaten Sumedang.
Mengenai stakeholder yang terlibat terdapat unsur dari akademisi ITB, Unsap, SMK, LPK, business Dudi, Apindo, Hipmi, Iwapi, community Forum BKK, Forum Pemagangan dalam/negeri,komunitas BLKK dan Government (ABCG).
“Dengan melihat potensi wilayah di Kabupaten Sumedang, maka dapat dirumuskan beberapa rekomendasi yang akan dikembangkan melalui SDC yaitu, optimalisasi kegiatan pelatihan berdasarkan kebutuhan industri/pasar kerja, menumbuh kembangkan produk lokal, sertifikasi yang bekerjasama dengan berbagai stakeholders yang tergabung dalam forum,” kata Irma.
Kehadiran SDC, sangat berpengaruh dalam penumbuhan wirausaha baru melalui one village one product dengan menggunakan model pentahelix dimana melibatkan stakeholders terkait dalam penumbuhan kewirausahaan sesuai dengan local wisdom sebagai contoh di Kabupaten Sumedang pada sektor pertanian, perikanan, peternakan dan pariwisata.
“Analisis potensi rasio sebesar 1.008 orang, sekitar 200 orang per tahun ditingkatkan kompetensinya, serta difasilitasi penempatan dan kewirausahaannya dalam kurun waktu lima tahun dimulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.
“Dengan perhitungan pada tahun 2020 sebanyak 144 orang, tahun 2021 sebanyak 64 orang, tahun 2022 sebanyak 160 orang, tahun 2023 sebanyak 320 orang dan tahun 2024 sebanyak 320 orang. Adapun kapasitas workplace yang tersedia sebanyak 123 workplace dengan rincian SMK sebanyak 84, LPK Swasta sebanyak 36 dan perguruan tinggi sebanyak 3 workplace,” jelas Irma.
Adapun koordinasi lintas sektor terkait SDC dilaksanakan dengan melibatkan Bagian Ekonomi Bappeda, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perindustrian, Perdagangan UMKM, Dinas Kesehatan, Dinas Perijinan, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan Dan Perikanan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Unsur Akademisi ITB.
Sekolah Tinggi Ilmu Hayati, Universitas Sebelas April, Forum BKK, SMK PPN Tanjungsari, SMK Perkasa, dan SMK Pemuda Unsur Dudi PT Pancaragam Toyindo, PT Chemco Harapan Nusantara, HIPMI, IWAPI, dan beberapa buyer lainnya untuk keberlangsungan program SDC setiap tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang melalui APBD, Bank Sumedang, Bank Jabar, BAZ akan memberikan bantuan peralatan atau sarana prasarana pasca pelatihan program SDC.
“Kami terus berupaya berkolaborasi dengan dinas terkait, stakeholders dalam mendukung program SDC terus berupaya mensinergikan penempatan dengan Forum BKK dan Forum Pemagangan,” jelasnya.
Setiap tahun pemerintah daerah mengalokasikan bantuan peralatan atau rumah produksi pasca pelatihan untuk keberhasilan SDC Kabupaten Sumedang untuk meningkatnya produk perikanan lele terpal di Desa Karang Pakuan.
“Terciptanya produk olahan pertanian dari Desa Sindulang berupa kripik tomat, minuman lemon, makanan olahan tomat, cabai, dan lain-lainnya,” tuturnya.
Masyarakat petani Desa Sindulang yang tadinya membeli pupuk untuk kebutuhan pertanian menjadi bisa memproduksi pupuk dari sampah organik dan menjualnya produksi jamur tiram di Desa Guntur Mekar lebih meningkat.
“Sehingga dapat menambah penghasilan produksi lebih madu di Desa Citengah lebih meningkat dan dapat memproduksi propolis berkat kehadiran SDC tersebut,” ungkapnya.(sam)