SEJAK tahun 2019, virus Covid-19 sangat berdampak bagi kesehatan masyarakat. Mulai dari remaja sampai lansia terjangkit virus Covid-19. Pemerintah mulai menerapkan Work From Home (WFH) pada kalangan masyarakat untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19. WFH diterapkan kepada semua kalangan, mulai dari pendidikan anak sekolah yang dilakukan di rumah, pekerja kantor juga dilakukan dirumah.
Penulis : Mayang Titi Puspitasari
Prodi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang
Kemudian pada tahun 2021 mulai ditemukannya vaksin Covid-19. Pemberian vaksin Covid-19 diberikan kepada masyarakat mulai dari dosis I dan dosis II. Setelah pemberian vaksin II Covid-19, ternyata terdapat vaksin lanjutan yang dikenal dengan vaksin booster. Pemberian vaksin booster mulai disebar luaskan oleh pemerintah.
Vaksin Booster dapat dikenal sebagai vaksin ketiga Covid-19. Vaksin Booster penting bagi tubuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan Covid-19. Pemberian vaksin booster kepada tubuh nyatanya masih menimbulkan beberapa pertanyaan di kalangan masyarakat. Seperti, “seberapa penting vaksin booster bagi tubuh manusia?” Direktur Departemen, Vaksin, dan Biologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Kathrine O’Brine memiliki pandangan penting mengenai efektivitas dan kegunaan vaksin booster bagi tubuh dan kesehatan manusia.
Permasalahan yang terjadi minimnya kesadaran masyarakat mengenai vaksin booster ini. Selain itu, kesadaran masyarakat juga masih minim terkait pemberian vaksin Covid-19 pada dosis I dan dosis II yang diberikan secara gratis oleh pemerintah. Akan tetapi, pemberian vaksin booster ubtuk Covid-19 ini diduga berbayar.
“Kalau vaksin yang gratis saja masyarakat tidak mau, apalagi mau diberikan vaksin yang berbayar. Saya rasa masyarakat semakin tidak akan peduli dengan pemberian vaksin yang berbayar,” ujar Fatimah.
Vaksin booster berfungsi untuk meningkatkan dan memastikan imun yang telah terbentuk pada dosis sebelumnya. Ini akan memberikan perlindungan yang lebih optimal pada risiko masuknya patogen. Bagi tim medis yang selalu bekerja melayani kesehatan masyarakat, pemberian vaksin booster ini sangat penting dan bahkan diwajibkan. Hal tersebut dikarenakan tim media merupakan orang yang menjadi garda terdepan saat ada pasien yang terjangkit virus Covid-19. Untuk itu pemerintah mewajibkan pemberian vaksin booster kepada tim medis.
Vaksin booster juga penting bagi golongan lansia yaitu orang yang berusia diatas 65 tahun. “Kami sangat hati-hati pada terobosan vaksin booster tanpa khususnya lansia. Adalah kesalahan memberikan vaksin booster tanpa informasi yang memadai. Apakah vaksin itu meningkatkan dan masih sedikit data keamanan,” kata anggota ACIP, Sarah Long, mengutip CNN Sabtu (13/11/2021).
Dikutip dari halodoc, cara kerja vaksin pada tubuh yaitu vaksin mengandung bentuk virus atau bakteri penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau bagian dari virus tersebut. Beberapa vaksin juga menggunakan metode contoh genetik dari virus yang diubah sedemikian rupa. Suntikan ini dapat memicu sistem kekebalan untuk menyerang virus sebenarnya yang menyebabkan penyakit, sehingga tubuh mampu mengatasinya.
Cara ini dapat membantu sistem imunitas untuk mengenali virus penyebab penyakit dan membunuhnya sebelum menyebabkan kerusakan. Tergantung pada jenis vaksin dan produsennya, kamu mungkin mendapatkan booster dalam kurun waktu minggu, bulan, hingga tahunan setelah suntikan pertama diberikan. Ada baiknya untuk bertanya pada dokter terkait hal ini.
Hal lainnya yang perlu kamu tahu tentang vaksin booster untuk penyakit Covid-19 adalah:
- Suntikan vaksin kedua tidak dapat diubah, jadi dosisnya harus berasal dari produsen yang sama dengan yang pertama.
- Pastikan untuk mendapatkan suntikan kedua dengan waktu yang telah disarankan.
Kamu mungkin mengalami lebih banyak efek samping ringan pada suntikan dosis kedua dibandingkan yang pertama, seperti kelelahan dan sakit kepala. Namun, masalah ini seharusnya tidak terjadi dalam waktu yang lama atau bahkan 1–3 hari. Jika kamu mengalami efek samping yang berkepanjangan, pastikan untuk segera mendapatkan bantuan medis.
Dilansir dari CNN, para peneliti dan penjabat kesehatan menduga bahwa kekebalan terhadap Covid-19 yang diperoleh vaksin-vaksin yang sudah beredar mungkin berkurang seiring berjalannya waktu, mungkin setelah satu tahun atau lebih. Selain itu ada kemungkinan tidak bisa menjadi pelindung terhadap varian virus corona baru yang terus muncul.(*)