CYBERBULLYING merupakan ancaman atau intimidasi yang terjadi di perangkat digital seperti ponsel, laptop, atau smartphone. Cyberbullying dapat terjadi melalui pesan SMS, aplikasi online di media sosial, forum atau permainan di mana orang dapat melihat, berpartisipasi, atau berbagi pengetahuan.
Penulis : Erika Fiona Febrianti
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Cyberbullying adalah ketika seseorang, biasanya remaja, menggertak atau mengganggu orang lain di situs web media sosial. Perilaku intimidasi yang berbahaya dapat mencakup pengiriman rumor, ancaman, komentar seksual, data pribadi korban, atau label yang merendahkan (yaitu ujaran kebencian).
Penindasan atau intimidasi dunia maya melalui instrumen teknologi data dan komunikasi semakin marak dan meningkat terutama pada siswa usia sekolah. Berbeda dengan bullying sekolah di dunia nyata, Cyberbullying tidak berakhir ketika bel sekolah berbunyi. Itu dapat berlanjut kapan saja sepanjang malam. Itu bisa datang dalam bentuk pesan teks, posting media sosial, pesan ruang obrolan, gambar dan video yang telah diubah, dan banyak bentuk digital lainnya.
Dampak akibat efek dari Cyberbullying
Perubahan perilaku mungkin tidak terlihat pada awalnya, tetapi seiring berjalannya waktu, mungkin akan terlihat satu atau lebih dari perubahan perilaku berikut yang dapat menjadi indikator kuat dari akibat Cyberbullying seperti :
- Penurunan perilaku sosial
- Menghindari teman atau acara sosial
- Mengisolasi diri di kamar lebih dari biasanya
- Menjadi lebih pendiam atau menarik diri
- Sulit berkonsentrasi pada tugas sekolah
- Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dinikmati
- Tampak marah saat melihat ponsel, tablet, atau komputernya
- Berbicara tentang bunuh diri
Berbicara tentang bunuh diri, Cyberbullying sangat berkaitan dengan hal tersebut. Yang lebih mengkhawatirkan, penelitian saat ini menunjukkan bahwa upaya bunuh diri di kalangan remaja hampir dua kali lipat sejak 2008.
Efek dari cyberbullying juga mencakup masalah kesehatan mental, peningkatan stres dan kecemasan, depresi, bertindak kasar, dan harga diri rendah. Cyberbullying juga dapat mengakibatkan efek emosional yang bertahan lama, bahkan jika bullying telah berhenti.
Efek dari cyberbullying ini dapat mengakibatkan perasaan malu yang bertahan lama. Bullying online terasa lebih permanen, apalagi jika dilakukan melalui postingan media sosial yang tidak serta merta hilang. Ini dapat menyebabkan perasaan terbuka dan tertekan yang luar biasa.
Cara mengatasi Cyberbullying
Kebanyakan orang menanggapi bullying secara serius dan akan mengambil tindakan untuk melawan. Jika kita mengalami cyberbullying oleh siswa lain, kita berhak untuk melaporkan ke pihak sekolah. Orang-orang yang menjadi korban segala bentuk kejahatan, termasuk cyberbullying, memiliki hak atas keadilan dan meminta pertanggungjawaban.
Hukum mengenai bullying, khususnya tentang cyberbullying, masih cukup baru, inilah sebabnya banyak negara masih bergantung pada Undang-Undang lain yang relevan. Di Indonesia, belum ada aturan spesifik yang mengatur tentang kejahatan cyberbullying, namun ada UU ITE yang mengatur tentang ujaran kebencian.
Akan tetapi, hukuman tidaklah selalu menjadi cara utama untuk mengubah perilaku pembully. Akan lebih baik untuk fokus memperbaiki kesalahan yang ditimbulkan pelaku dan memperbaiki hubungan agar menjadi lebih positif.
Jika telah mengetahui adanya ciri-ciri cyberbullying, sudah seharusnya kita tidak melakukannya. Agar cyberbullying tidak marak terjadi, kita harus melakukan tindakan pencegahan. Pencegahan cyberbullying wajib dilakukan dari sejak dini. Anak-anak perlu diberitahu mengenai berbagai macam bentuk cyberbullying. Mereka juga harus paham dan mengerti bahwa perbuatan tersebut tidak boleh dilakukan.
Selain lewat pendidikan di sekolah, orang tua juga punya peran penting untuk memberi tahu anak mereka tentang apa yang tidak boleh mereka lalukan. Saat sedang bersama anak, ibu atau ayah sebaiknya mengajari anak tentang sopan santun dan nilai-nilai sosial agar anak dapat mengerti pentingnya menghargai satu sama lain. Anak-anak juga perlu untuk diajarkan perihal kesetaraan, karena pada dasarnya manusia itu sama dan tidak boleh saling merendahkan.
Cara Menghadapi Cyberbullying
Jika kamu menjadi salah satu korban cyberbullying, ada beberapa hal yang bisa di lakukan.
- Abaikan dan pergi
Jika kamu menjadi korban cyberbullying, terutama verbal atau kata-kata, lebih baik untuk mengabaikan hal tersebut. Kamu juga bisa langsung pergi meninggalkan orang yang membullymu.
- Cari Bantuan
Mencari bantuan kepada orang yang lebih dewasa atau pihak yang berwenang jika kamu mengalami Cyberbullying. Laporkan Cyberbullying yang kamu alami. Cari bantuan dari orang yang kamu percaya seperti sahabat, saudara, orang tua, atau orang dewasa lainnya.
- Blokir dan batasi akses orang yang melakukan cyberbullying terhadapmu.
Batasi akses dalam ber-media sosial seperti pengaturan untuk mengontrol siapa yang dapat melihat profil kita, memberi komentar pada postingan, dan mengirim pesan.
Jangan lupa untuk menyimpan bukti cyberbullying. Serta simpan tanggal, waktu, dan kronologi kejadian saat terjadinya bulliying. Simpan tangkapan layar (screenshot) dengan aman, guna sebagai bukti atas perilaku bullying tersebut.
- Jangan Membalas Aksi Pelaku
Membalas bulliying yang dilakukan pelaku akan membuat kita ikut menjadi pelaku dan akan memperpanjang masalah.
- Laporkan pada pihak yang dipercaya
Jika kamu menjadi korban bullying, kamu harus melapor pada orang tua, guru, atau ke penegak hukum seperti polisi. Selain melindungi korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap intelektual pelaku.(*)