BARU-BARU ini banjir bandang telah terjadi di Kota Batu, tepatnya pada tanggal 4 November 2021. Musibah banjir bandang ini telah menelan tujuh korban jiwa yang meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka. Berdasarkan data dari (BPBD) kota batu, sebanyak 35 rumah rusak-rusak dan 33 lainnya terendam lumpur. Banjir bandang ini terjadi di beberapa titik yaitu Desa Bulukerto tepatnya pada dusun Sambong, Sengonan, Gemulo, dan Cangar.
Penulis : Kharisma Nur Azizah
Mahasiswa Akuntansi-Universitas Muhammadiyah Malang
Di ungkapkan penyebab banjir bandang ini adalah hancurnya bendung alam yag tidak mampu menahan tingginya debit air dari hulu. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Sabtu 6 November 2021 mengungkapkan bahwa “Intensitas hujan tinggi, debit air di hulu menjadi lebih besar. Ini kemudian airnya tertahan dan ketika dia overtop/melimpas, bendung alam ini hancur. Ketika bendung alam ini hancur, ini yang membawa kemudian ke bawah tidak hanya masalah pasir, tapi juga volume air yang sangat besar beserta pohon-pohon ke bawah”.
Apalagi sekarang masih terjadi pandemi Covid-19 yang belum usai, pasti akan menambah kecemasan warga sekitar yang terdampak banjir bandang. Banyak dari korban yang kehilangan rumah dan mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Proses evakuasi yang dijalani juga cukup sulit karena kurangnya penerangan, karena pada hari saat banjir terjadi semua aliran listrik juga padam. Ditambah lagi saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung. Banyak relawan yang membantu proses evakuasi walau harus menjalani beberapa protokol kesehatan.
Banyak juga relawan yang membagikan masker dan hand sanitizer untuk mencegah penyebaran Covid-19 ditengah-tengah banjir yang terjadi.
Menurut Epidemiolog dari Univeritas Griffith Australia (Dicky Budiman ), ia mengatakan ketika terjadi bencana maka situasi yang timbul adalah kepadatan orang-orang di tempat pengungsian, termasuk mereka yang belum melakukan vaksinasi Covid-19.
Karena hal tersebut Dicky meminta pemerintah daerah (pemda) yang wilayahnya merupakan wilayah yang rawan bencana untuk segera melakukan vaksinasi. Karena, ia mengkhawatirkan jika terjadi bencana maka orang-orang akan berkerumun dan malah meningkatkan kasus Covid-19.
Berikut merupakan cara yang dapat dilakukan saat terjadi banjir ditengah-tengah Covid-19 :
- Menyediakan tempat cuci tangan dan membagikan masker di daerah yang terdampak banjir
- Membatasi jumlah relawan, dalam artian dibuat sistem shift untuk menghindari adanya kerumunan
- Para warga dan relawan harus selalu menggunakan masker saat dalam pengungsian maupun saat para relawan melakukan evakuasi.
- Tetap menjaga jarak meskipun di dalam pengungsian dan untuk para relawan saat melakukan proses evakuasi
Daftar Rujukan
https://www.republika.co.id/berita/r2d31o485/antisipasi-klaster-covid19-di-pengungsian-korban-banjir
https://www.republika.co.id/berita/r2d31o485/antisipasi-klaster-covid19-di-pengungsian-korban-banjir
(*)