Percepatan Pemulihan Ekonomi dari Sektor Pariwisata Pasca Pandemi

  • Whatsapp

PADA AWAL tahun 2020 merupakan fase-fase terburuk bagi pertumbuhan ekonomi di dunia termasuk Indonesia, hal ini karena munculnya virus (Covid-19) yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang melanda seluruh negara di dunia. Dengan adanya Covid-19 beberapa negara mengaharuskan penerapan sistem lockdown untuk mengendalikan lonjakan kasus di masing-masing negara.

Penulis : Fitriya Dwi Anggraini

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

Indonesia telah melakukan dua kali penutupan pintu masuk bagi warga negara asing yang berkunjung dan transit ke Indonesia, lockdown pertama pada tanggal 2 April 2020 pada saat kasus corona melonjak di Indonesia dan lockdown kedua dilakukan pada awal tahun 2021 tepat bulan januari dengan adanya kasus varian baru yaitu varian delta yang berasal dari India. Penerapan sistem lockdown ini menyebabkan semua sektor terkena imbas dari adanya Covid-19 terutama sektor pariwisata.

Kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk tahun 2020 berjumlah 4.052.923 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar 74,84% dibandingkan tahun 2019 yang berjumlah 16.108.600 kunjungan.

Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk bulan Agustus 2021 berjumlah 127.314 kunjungan atau mengalami penurunan sebesar -21,19% dibandingkan bulan Agustus 2020 yang berjumlah 161.549 kunjungan (data yang diolah oleh kemenparekraf/Baparekraf).

Sektor Pariwisata memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian di Indonesia, sehingga perlu adanya strategi cepat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan beberapa langkah strategis yang mampu mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Terdapat lima langkah yang akan dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pemulihan sektor pariwisata.

Pertama, Kemenparekraf akan melakukan program stimulus hibah pariwisata. Pada tahun 2020, Kemenparekraf/Baparekraf memberikan stimulus di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar Rp3,3 Triliun dengan angka realisasi sebesar 69,63 persen. Dari dana tersebut, 30 persen untuk Pemda dan 70 persen untuk pengusaha hotel dan restoran.

Kedua, menerapkan free covid corridor atau yang saat ini disebut travel corridor arrangement yang saat ini sedang dalam tahap finalisasi. Karena dalam membuka perbatasan ini harus benar-benar memperhatikan aspek kesehatan sebagai prioritas.

Ketiga, pengembangan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus). Dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu, Menparekraf telah meninjau KEK Likupang, Sulawesi Utara. Kawasan tahap I KEK Likupang yang berada di lahan seluas 92,89 hektare dengan nilai investasi sudah hampir Rp 1 triliun. Mencakup resort, utilitas, area komersial, danau, juga ruang terbuka hijau.

Keempat, Kemenparekraf akan memfasilitasi on boarding program digitalisasi bagi para pelaku ekonomi kreatif. Tahun 2020 on boarding program ini mencapai 4 juta peserta. Sedangkan, pada tahun 2021, Menparekraf ingin program ini bisa mencapai 10 – 15 juta pelaku parekraf.

On boarding program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi, tidak hanya scale up SDM saja, tapi juga mendorong SDM parekraf bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Strategis keempat ini sejalan ajakan presiden untuk bangga dengan produk dalam negeri.

Kemudian, pengembangan Desa Wisata, yang merupakan bagian dari pada pilar terpenting dari pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan. Karena, Menparekraf tidak ingin pariwisata ini menjadi eksklusif, melainkan inklusif. Dengan kelima strategis ini diharapkan sektor pariwisata mampu kembali memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional. Terdapat 5 destinasi prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang yang perlu dikembangkan dan menjadi perhatian pemerintah.

Pemerintah saat ini sedang menggerakkan vaksinasi pada seluruh warga Indonesia agar sektor pariwisata bisa segera dibuka dan segera kembali normal. Pemerintah telah menggerakkan vaksinasi dimulai bulan januari 2021 dan ditargetkan hingga maret tahun mendatang.

Namun pada bulan September pemerintah telah membuka sebagian destinasi pariwisata dengan adanya penurunan kasus covid di Indonesia tetapi protokol kesehatan tetap harus diterapkan untuk menjaga keselamatan pengunjung didaerah pariwisata. Untuk sementara pemerintah membuka sebagian pariwisata yang berada di level 3, 2 dan 1 serta jumlah pengunjung tetap sesuai dengan kebijakan pemerintah.

Pada bulan september pemerintah telah mengizinkan tempat wisata dibuka kembali dengan tetap mengikuti protokol kesehatan dan menunjukkan kartu vaksin, namun pemerintah masih meminta pengunjung domestik.

Pada bulan oktober tepatnya pada tanggal 14 Oktoberl pemerintah telah membuka turis mancanegara ke Bali dan tetap mengikuti protokol kesehatan, menunjukkan kartu vaksin dan melaksanakan karantina sebelum menikmati destinasi pariwisata di Indonesia. Dengan dibuka secara bertahap destinasi pariwisata di Indonesia, pemerintah berharap pemulihan ekonomi dapat segera normal.(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait