TAHUN 2019-2020 menjadi tahun yang paling buruk bagi seluruh dunia. Pasalnya, seluruh dunia sedang dilanda wabah penyakit serius. Akibat dari sebuah wabah penyakit atau virus yang hangat sekali dibicarakan maupun diberitakan banyak media massa di seluruh belahan dunia. Tidak lain yang dikenal oleh masyarakat awam yaitu Covid-19 yang berasal dari negara adidaya Cina.
Penulis : Zul Farida Ardianti
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus yang menginfeksi system pernafasan. Virus ini menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus Covid-19 berawal dari daerah Wuhan tanggal 30 Desember 2019.
Penyebaran virus ini sangat cepat bahkan sampai lintas negara. Penyebaran virus corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa dampak pada perekonomian dunia baik dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata.
Ini sangat meresahkan dan sampai-sampai masyarakat dunia sangat gelisah akan peristiwa ini dikarenakan mereka merasa virus ini akan berdampak juga terhadap sistem suatu negara yang terkena imbasnya baik dari Kesehatan, perekonomian, dan kelangsungan hidup para individu itu sendiri.
Pada saat ini pun berita tentang kasus wabah virus Corona masih hangat diperbincangkan dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat bagaimana cara menghindari ataupun mencegah wabah virus ini untuk masuk di lingkungan sekitar mereka. Negara Indonesia pun ikut andil dalam mencegah masuknya virus ini ke negaranya dikarenakan hingga saat ini penularan virus Corona terus terjadi.
Penyebaran yang terus terjadi ini akibat dari kurang sadarnya masyarakat akan kebijakan pemerintah dan terbatasnya alat medis dan tenaga medis yang ada di Indonesia untuk menangani wabah virus Covid-19. Juga ada faktor lain yaitu banyak warga Indonesia yang tinggal di luar negeri untuk bekerja menjadi TKI ataupun sekedar liburan.
Alhasil mereka tidak tahu bahwasannya tubuh mereka telah ada kontak sebelumnya dengan penderita ataupun orang yang sudah terjangkit virus tersebut. Disamping itu akibat wabah ini juga mengganggu perekonomian Indonesia.
Korbannya adalah para buruh yang harus di PHK (pemutusan hubungan kerja) karena pemilik perusahaan atau tempat mereka bekerja tidak punya uang untuk menggaji mereka. Para ojek online yang sepi penumpang serta banyak toko yang harus ditutup untuk menghindari penyebaran wabah virus Covid-19 ini.
Pada awal penyebaran virus Covid-19 ini di Indonesia pemerintah mengeluarkan kebijakan #dirumahaja untuk menghindari kontak langsung dengan penderita atau orang yang terjangkit virus Covid-19.
Namun, karena banyak masyarakat yang tidak mengikuti kebijakan pemerintah untuk tetap di rumah saja sehingga penyebaran virus ini terus meningkat tiap harinya. Setelah banyak yang terjangkit virus Covid-19 ini pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan sosial distanting dan physical distanting untuk menekan penyebaran wabah virus Covid-19.
Banyak daerah di Indonesia juga menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Social Berskala Besar). Contohnya di DKI Jakarta. Pemerintah daerah DKI Jakarta menerapkan kebijakan PSBB untuk seluruh masyarakat, pemerintah menekan penyebaran wabah virus Covid-19.
Pemerintah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengatur kebijakan ini sehingga masyarakat tidak bisa melakukan kontak langsung dengan masyarakat lain. Masyarakat hanya diperbolehkan keluar untuk membeli kebutuhan selama kebijakan PSBB ini berlangsung.
Pemerintah juga melakukan pembatasan seperti kegiatan belajar mengajar, bekerja di tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan moda transportasi, pembatasan kegiatan di tempat dan fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial dan budaya, dan pembatasan kegiatan lain, khususnya terkait aspek pertahanan dan keamanan.
Namun pada saat ini perlahan penyebaran Covid-19 bisa ditekan pemerintah dengan memberlakukan program vaksinansi bagi masyarakat indonesia. Banyak pro dan kontra akan pemberlakukan program ini namun pemerintah terus berusaha untuk mengendalikan penyebaran virus Covid-19.
Pada awalnya banyak masyarakat menolak akan program vaksinasi yang digalakkan oleh pemerintah namun lama kelamaan banyak masyarakat yang berebut mendapatkan program vaksinasi ini. Dengan digalakkannya program vaksinasi ini pemerintah berhasil mengendalikan penyebaran virus Covid-19.
Program vaksinasi ini juga menjadi syarat untuk perjalanan keluar kota menggunakan transportasi umum, syarat menggunakan fasilitas umum, dan masyarakat bebas keluar dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan. Dulu setiap kegiatan harus dilakukan online sekarang bisa dilakukan secara hybrid dengan cara online dan offline.
Demikian dengan sistem pendidikan yang menjadi salah satu terdampak wabah Covid-19 ini dulu harus dilakukan secara online kini bisa dilakukan secara hybrid yaitu daring dan luring. Beberapa daerah sudah menerapkan sistem hybrid dalam melaksanakan kegiatan mengajar dengan catatan pengajar dan peserta didik wajib mendapat vaksin dosis pertama dan menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan tidak melepas masker selama melakukan kegiatan mengajar.
Saat ini pemerintah terus berusaha menggalakkan program vaksinasi untuk menunjang semua kegiatan masyarakat Indonesia meskipun para tenaga medis harus menghampiri satu per satu rumah warga untuk memberikan sosialisasi program vaksinasi hal ini dilakukan untuk mensukseskan program vaksinasi dari pemerintah.
Dibalik program vaksinasi yang menjadi rebutan masyarakat ternyata masih ada masyarakat yang tidak mau untuk mendapatkan vaksinasi dengan berbagai alasan hal ini terjadi di pedesaan dimana masih ada beberapa masyarakat yang tidak percaya akan persebaran wabah virus Covid-19 namun setelah beberapa edukasi yang diberikan tenaga medis akhirnya masyarakat pedesaan mau untuk mendapatkan program vaksinasi ini.
Semoga dengan dilaksakannya program vaksinasi ini dapat memberi edukasi kepada seluruh masyarakat Indonesia dan menekan angka persebaran wabah virus Covid-19 di negara Indonesia.(*)