Jakarta, spiritnews.co.id – Kecakapan dan kepemimpinan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang digital diyakini menjadi kunci keberhasilan transformas yang makin terakselerasi.
Pada webinar dalam rangka ulang tahun ke-28 Masyarakat Telematika (MASTEL) Indonesia, tokoh-tokoh dari berbagai latarbelakang menyerukan agar pemerintah, korporasi, industri dan dunia pendidikan makin memperkuat sinerginya guna melahirkan SDM-SDM digital mumpuni terus dijalankan.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dr. Ir. Ismail, M.T., mengatakan untuk sukses dalam transformasi digital kuncinya adalah menuntaskan atau membangun SDM digital nasional. Bicara mengenai transformasi digital, banyak aspek yang mempengaruhi. Namun, ujung-ujungnya adalah semua membutuhkan SDM dan SDM itu yang kompeten. Infrastruktur misalnya saat ini masih banyak yang dilakukan secara import, butuh dukungan SDM untuk efisiensi dalam pembangunan infrastruktur tersebut.
“Infrastruktur telekomunikasi menjadi prasyarat dalam transformasi digital. Kita ingin ketersediaan konektivitas dengan kualitas terbaik dan harga yang terjangkau. Maka ketiga isu itu harus diselesaikan dengan efisiensi jaringan, pembangunan dan lain sebagainya,” kata Ismail.
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia, Sarwoto Atmosutarno mengatakan, program MASTEL tahun 2022 mengusung tiga kata kunci yaitu enabler, aktif dan mendukung. Dimana MASTEL menjadi enabler yaitu berhubungan dengan kesehatan industri telematika melalui penguatan regulasi.
“Secara aktif menyukseskan literasi digital, dan mendukung percepatan transformasi digital secara teratur dan berkelanjutan baik secara nasional maupun internasional,” jelasnya.
Mengenai program Mastel dalam menyukseskan literasi digital, kata Sarwoto, sumber daya manusia (SDM) adalah kunci literasi digital secara mutlak transformasi digital sukses dengan risiko yang terkendali.
“Kami menganggap bahwa literasi digital sama dengan herd (immunity) community, jika kita ibaratkan dengan pandemi. Jadi kalau kita belum tercapai vaksinasi 80% maka upaya kita menghadapi pandemi menjadi sulit. Sama seperti literasi digital, kita akan buat persentase SDM atau warga negara sebesar mungkin,” katanya.
Human Resources Director Huawei Indonesia, Dani K. Ristandi, mengatakan, dengan komitmen besar I DO dan Huawei ICT Talent Ecosystem, Huawei memiliki komitmen untuk mencetak sebanyak 100.000 talenta digital dalam kurun waktu 5 tahun melalui berbagai program-program pengembangan kompetensi. Bersama dengan pemerintah, dunia pendidikan, industri dan komunitas, Huawei Indonesia menyelenggarakan berbagai program antara lain Huawei ICT Academy, Huawei ICT Competition, Huawei Seeds for the Future, TechDay, serta program-program pelatihan di bidang 5G, Cloud, AI, keamanan siber, hingga jaringan.
“Melalui program-program pengembangan kompetensi SDM digital berkelanjutan tersebut, Huawei Indonesia bertekad untuk membantu ekosistem menjawab isu kesenjangan antara dunia pendidikan dan industri, sekaligus berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan SDM digital sebagai aktor utama berlangsungnya transformasi digital di Indonesia,” ujarnya.
Di Indonesia, pihaknya juga telah membangun Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta yang memiliki fasilitas terlengkap di Asia Pasifik. Huawei ASEAN Academy Indonesia memiliki lebih dari 1000 pelatih, lebih dari 3 ribu kursus pelatihan, dan lebih dari 100 mirroring environment yang dilengkapi dengan laboratorium, ruangan kelas, tempat pelatihan, serta fasilitas-fasilitas lain seperti tempat untuk belajar instalasi perangkat dan pekerjaan lapangan.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya kepada semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama memanfaatkan Huawei ASEAN Academy untuk mempelajari perkembangan teknologi-teknologi termutakhir,” ungkapnya.(rls/red)