STRICT PARENTS adalah gaya mengasuh orang tua yang suka mengatur anaknya sesuai dengan kemauan dan kehendak sendiri tanpa memikirkan perasaan bahkan keinginan sang anak. Orang tua akan cenderung mengatur anak lebih ketat dan keras karena keinginan atau ambisinya sendiri. Gaya mengasuh yang keras ini dapat mengakibatkan dampak buruk bagi si anak.
Penulis : Aufa Naili
Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang
Salah satunya adalah anak akan selalu memiliki rasa takut yang tinggi dan kurang percaya diri terhadap apa yang akan dilakukannya. Artinya, anak akan melakukan segala sesuatu dengan dasar perasaan takut kepada orang tuanya, bukan atas keinginan sendiri. Bahkan, jika lebih parah, bisa jadi sang anak akan cenderung tumbuh mejadi pribadi yang sering menyalahkan dirinya sendiri.
Tipe mengasuh strict parents adalah selalu berekspektasi tinggi dan menuntut hal yang lebih terhadap anak. Sebenarnya pola asuh seperti ini tidak sepenuhnya menjadi salah ketika orang tua mampu menyeimbangi dengan memberikan kasih sayang dan dukungan penuh terhadap anak. Dukungan dan kasih sayang dalam hal ini berarti orang tua juga mengizinkan anak apabila memiliki keinginan untuk melakukan hal lain diluar keinginan orang tuanya sendiri.
Namun, kebanyakan orang tua sering kali tidak memberi dukungan bahkan terlebih lagi tidak mau mendengarkan opini atau respon positif lainnya. Inilah gaya mengasuh orang tua yang otoriter sehingga dapat memupuk perkembangan mental anak menjadi buruk. Bukan hanya itu, biasanya strict parents juga banyak membatasi dan menaruh curiga terhadap pergaulan anak. Tentu hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi bagi sang anak.
Dikutip dari parentingforbrain dalam ilmu psikologi, orang tua yang menempatkan standar dan tuntutan tinggi kepada anaknya adalah orang tua yang ketat. Memang tidak ada larangan orang tua untuk bersikap tegas terhadap anaknya, namun hal ini perlu diimbangi juga dengan sikap tegas dan wibawa ketika memiliki keyakinan disiplin dan daya tanggap yang baik terhadap kebutuhan anak.
Orang tua harus bisa memasang standar tinggi dengan dukungan dan responsif yang baik kepada anak mereka. Artinya meskipun orang tua menetapkan standar tinggi, tetapi juga harus berwibawa dengan menghargai pemikiran mandiri anak.
Namun, kebanyakan saat ini orang tua bersikap ketat dan tidak berwibawa. Mereka hanya berlaku keras, tegas, dan bersikap dingin bahkan tidak mendukung anak mereka. Seringkali aturan mereka dibuat sewenang-wenang dan tidak mengizinkan sang anak untuk menyuarakan pendapatnya.
Apabila orang tua sampai tidak mau mendengar opini anak atau memberikan respon positif, artinya pola asuh mereka cenderung bersifat otoriter. Sehingga ketika pola gaya asuh seperti ini terus dilakukan akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan mental anak.
Berikut beberapa karakteristik yang dimiliki strict parents :
1. Memiliki Banyak Aturan
Orang tua otoriter cenderung memiliki banyak aturan yang harus diterapkan oleh anak. Aturan memang dibuat untuk membuat sang anak menjadi lebih displin tetapi apabila aturan terlalu banyak dan terdapat di segala aspek, seperti aturan bermain, berpakaian, berperilaku, jadwal belajar, bahkan les tambahan yang belum tentu anak mau untuk mengikuti tentu akan menjadikan anak lebih tertekan dan bisa sampai stres.
2. Tidak Peduli Opini Anak
Seorang anak juga bisa dan perlu untuk menyuarakan pendapat mereka ketika mereka merasa senang, suka, sedih, atau kecewa. Orang tua menjadi tempat bagi sang anak untuk menyampaikan perasaannya. Namun strict parent tidak mengenal hal itu dan lebih mengabaikannya. Strict parent akan terus berpegang teguh pada aturan dan keyakinannya sendiri tanpa mau membuka telinga untuk mendengar apa yang dirasakan oleh anak.
3. Cara Motivasi yang Salah
Ketika seorang anak melakukan kesalahan atau gagal dalam melakukan sesuatu, bukannya menenangkan dan terus mendukung strict parent malah akan melontarkan kata-kata negatif dengan nada tinggi yang membuat anak merasa takut. Mungkin mereka berniat untuk memberikan dukungan dan motivasi agar anak terus berusaha, namun cara yang mereka lakukan salah. Sang anak akan merasa sedih dan bisa menurunkan tingkat kepercayaan akibat dari perkataan orang tuanya.(*)







