SEBUAH kalimat singkat yang saya ambil dari tulisan KH. Ghozi Mubarok, M.A di website TMI yang berjudul “Menulis untuk Mencatat” membuat saya tertarik untuk menulis tentang peran guru di lembaga pendidikan. Khususnya di lembaga Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah atau lebih dikenal dengan sebutan TMI Al-Amien Prenduan.
Penulis : Hidayatun Nisya
Mahasiswi Prodi PBA Fakultas Tarbiyah Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien
Menurut Ki Hadjar, Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat (Dewantara II , 1994).
Pendidikan juga merupakan suatu proses kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha untuk membudayakan manusia atau untuk memuliakan manusia. Di mana pun dan kapan pun, di dunia terdapat proses pendidikan. Dan tentunya untuk menjalani sebuah pendidikan, memerlukan sebuah lembaga pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. La Sula, pengertian lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Lembaga pendidikan juga sangat dibutuhkan dalam pendidikan karena lembaga pendidikan berperan sebagai tempat peserta didik belajar bergaul, baik sesamanya, dengan guru dan dengan karyawan, juga sebagai tempat peserta didik belajar menaati peraturan sekolah dan mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.
Dalam lembaga pendidikan juga tidak luput dari peranan seorang guru. Begitupun di lembaga Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah. Untuk mewujudkan misinya, dalam mempersiapkan individu-individu yang unggul dan berkualitas menuju terbentuknya umat terbaik yang pernah dikeluarkan untuk manusia (Khairo Ummah) dan mempersiapkan kader-kader ulama dan pemimpin umat (Mundzirul Qoum) yang muttafaqih fid dien, yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan dakwah ilal khair, ‘amar ma’ruf nahi munkar dan indzarul qoum, memerlukan sosok pendidik atau guru yang hebat. Karena guru merupakan garda terdepan bagi sebuah pendidikan, sebab secara langsung berupaya mendidik, membina dan mengembangkan peserta didik.
Guru dituntut untuk memiliki kreativitas dan inovasi serta memiliki berbagai kemampuan dalam mendidik, mengajar, dan membina. Peran guru di lembaga pendidikan tentunya sangat mempengaruhi kualitas peserta didik, Karena guru merupakan tokoh teladan bagi anak didiknya.
Bahkan ada pepatah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita yakni “guru kencing berdiri, anak kencing berlari” dalam artian anak didik merupakan cerminan dari seorang guru.
Peran seorang guru juga sangat berpengaruh dalam memberikan motivasi belajar terhadap peserta didiknya sehingga dengan meningkatnya motivasi belajar, juga mampu meningkatkan kualitas pendidikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam Tadrib, jurnal pendidikan agama Islam yang ditulis oleh Elly Manizar, salah satu dosen fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Raden Fattah Palembang yang berjudul “Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar” menjelaskan, bahwa salah satu peran guru di lembaga pendidikan adalah sebagai motivator dalam artian, guru sebagai pendorong peserta didik dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar peserta didik.
KH.Ghozi Mubarok, M.A dalam pidatonya menjelaskan bahwa apapun profesi yang sedang dijalani peserta didiknya nanti, harus memiliki jiwa sebagai seorang guru, mengajar, menularkan kebaikan kepada orang lain. Sebab tidak ada guru yang mengajarkan keburukan, tidak ada guru yang menularkan sesuatu yang tidak baik.
Begitulah paparan tentang pentingnya peran seorang guru dalam pendidikan, bahkan dalam profesi apapun yang sedang di emban kita harus memiliki jiwa sebagai seorang guru, yang mendidik, mengajar dan menularkan kebaikan kepada orang lain.(*)