Kota Lhokseumawe, spiritnews.co.id – Pimpinan PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, Taufik Saleh bersama Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Dr. Mohd. Heikal membuka Pelatihan Pengembangan Usaha Kerupuk Tempe UKM Bungong Nanggroe, di Gampoeng Matang Meunye, Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara, beberapa waktu lalu.
Pelatihan itu diikuti oleh 30 ibu rumah tangga yang tergabung dalam UKM Bungong Nanggroe pimpinan Mansuriyah. Mereka dilatih kemampuan dalam meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi kebutuhan pasar, melalui Pelatihan Manajemen Pengembangan Usaha yang bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh.
Pimpinan Bank Aceh Syariah, Taufik Saleh, mengatakan, kegiatan ini adalah implementasi dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) melalui kegiatan pengembangan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi.
“Untuk itu, kesungguhan para peserta pelatihan sangat kami harapkan, karena Bank Aceh Syariah sangat serius dalam memberikan perhatian bagi UMKM sehingga tidak hanya bisa berkembang. Akan tetapi juga produk-produknya menjadi ikon dari satu wilayah baik itu kabupaten maupun kota di Aceh maupun Aceh Utara khususnya,” kata Taufik.
Hal ini juga menjadi harapan bagi para pemegang saham yang salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Bupati Aceh Utara H. Muhammad Thaib (Cek Mad) berharap kedepan akan lahir produk-produk berkualitas yang diminati oleh pasar, utamanya bagi para pelancong atau wisatawan yang datang ke Aceh Utara.
“Dimana setiap kembali ke daerah asalnya para pelancong atau wisatawan ini pasti akan membawa serta produk-produk makanan sebagai oleh-oleh untuk kerabat dan handaitaulan mereka,” katanya.
Pelatihan ini diharapkan juga dapat membantu meningkatkan pendapatan bagi perempuan yang bergabung dalam UKM Bungoeng Nanggroe, dan dalam jangka panjang diharapkan juga Gampoeng Matang Meunye menjadi sentra penghasil kerupuk tempe di Kabupaten Aceh Utara.
“Produk UKM ini memiliki pangsa pasar yang cukup baik bahkan ketidakmampuan kelompok ini memenuhi permintaan pasar menjadi persoalan serius dan selama ini pemasarannya dilakukan secara tradisional,” kata Mansuriyah yang merupakan Ketua Kelompok UKM Bungong Nanggroe.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Dr Mohd. Heikal menyampaikan bahwa program ini dilakukan secara berkesinambungan dimana tidak hanya melatih peserta untuk meningkatkan kapasitas produksinya, namun juga aspek pemasarannya bagian penting setelah pelatihan ini berlangsung.
“Hal yang berkaitan dengan kemasan, proses produksi yang higienis serta pemasaran melalui platform digital akan menjadi perhatian pihak kami sehingga kerupuk tempe produksi UKM Bungoeng Nanggroe ini bisa memenuhi kebutuhan pasar baik lokal maupun nasional,” kata Heikal.
Dikatakan, pihaknya akan secara berkelanjutan melakukan pendampingan dan akan terus memberikan pelayanan baik konsultasi maupun peningkatan kapasitas lainnya bagi UKM Bungoeng Nanggroe dan juga UMKM lainnya. Nantinya PT. Bank Aceh Syariah cabang Lhokseumawe juga akan memfasilitas beberapa peralatan yang dibutuhkan dan juga akan membantu rumah jemur dengan memanfaatkan sinar matahari (solar dried dome) sehingga fasilitas ini nantinya tidak hanya bisa membantu proses jemur yang selama ini terkendala bilamana cuaca hujan tapi juga karena fungsinya menyimpan panas sehingga masa jemur kerupuk tempe yang sudah dipotong-potong sebelum dikemas bisa lebih pendek dibandingkan secara tradisional.
“Program seperti ini adalah penting dilakukan dalam rangka melahirkan UMKM yang handal melalui kolaborasi antara Pemerintah Aceh Utara, Perbankan dan Perguruan Tinggi sehingga sinergisitas ini dapat diikuti oleh para pemangku kepentingan lainnya,” ungkapnya.(mah)