Wujudkan Making Indonesia 4.0, BSSN dan Huawei Tekankan Indeks KAMI

  • Whatsapp

Jakarta, spiritnews.co.idDi Indonesia, keinginan untuk bertransformasi digital sangat tinggi. Namun, transformasi tersebut perlu diiringi pula dengan tingkat keamanan digital yang tinggi. Inisiatif Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2018 erat kaitannya dengan keamanan siber.

Tujuh sektor industri prioritas yakni makanan & minuman, tekstil & pakaian, kimia, otomotif, farmasi dan alat kesehatan perlu diperkuat dengan keamanan siber yang mumpuni agar dapat mewujudkan ketahanan dari segi sistem maupun operasional. Ini berguna untuk mengamankan setiap komponen value chain dari berbagai ancaman yang berevolusi di era digital, seperti pencurian kekayaan intelektual, malware, ransomware, kebocoran data, serangan terhadap rantai pasok dan sabotase peralatan yang telah diotomasi.

Bacaan Lainnya

Maka, dibutuhkan standar operasional keamanan, standar tata kelola keamanan informasi, dan standar keamanan industrial sebagai praktik terbaik dan kepatuhan yang dapat memastikan tingkat keamanan bagi setiap pelaku industri. Salah satu perwujudannya dapat melalui Indeks Keamanan Informasi (Indeks KAMI).

CyberHub Fest 2022 yang diinisiasi oleh Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) dan Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI), serta didukung oleh Huawei merupakan bentuk dari kolaborasi nyata antara ekosistem quad-helix yang meliputi penyelenggara negara, pelaku usaha, akademisi dan komunitas.

Ajang ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap literasi keamanan digital dan lingkungan ruang siber dengan keamanan dan keandalan tinggi, serta menjadi motor penggerak daya saing dan inovasi di bidang keamanan siber.

Sekretaris Utama BSSN, Syahrul Mubarak, mengatakan, Indeks KAMI merupakan aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan pengkajian dan evaluasi penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berdasarkan Standar SNI ISO/IEC 27001.

“Indeks KAMI bisa dimanfaatkan Penyelenggara Sistem Elektronik untuk mengevaluasi kesiapan dan kelengkapan yang dipersyaratkan oleh standar sistem manajemen keamanan informasi, menumbuhkan kesadaran organisasi secara internal, menjaga tata kelola keamanan informasi terhadap layanan kepada masyarakat yang menjadi ruang lingkup, dan mengevaluasi penerapan keamanan manajemen pihak ketiga, keamanan layanan berbasis cloud dan perlindungan data pribadi,” kata Syahrul.

Direktur Kamsibersan Industri BSSN, Intan Rahayu, mengatakan, saat ini, sangatlah mendesak penatalaksanaan keamanan informasi yang terintegrasi bagi operator sistem elektronik untuk menyediakan rasa aman bagi pengguna layanan. Kepedulian yang ditunjukkan Huawei sebagai pengembang dan penyedia solusi TIK global melalui dukungannya terhadap ajang CyberHub Fest 2022 ini amatlah penting.

“Sebagai regulator, kami juga akan terus mendukung upaya-upaya edukasi yang dilakukan asosiasi dan pelaku industri melalui gelaran-gelaran serupa,” kata Intan.

Direktur Kamsibersan TIK, Media dan Transportasi BSSN, Rr. Retno Artinah S,  mengatakan, semua pihak tanpa terkecuali memiliki tanggung jawab yang sama dalam penguatan keamanan siber di Indonesia. Pihaknya mendorong segala inisiatif dan upaya membangun operasi keamanan siber yang didukung melalui kolaborasi industri TIK untuk membangun ekosistem digital yang aman dan terpercaya.

“Ke depan, kami berharap dukungan yang lebih besar dari Huawei sebagai penyedia teknologi TIK global dalam penguatan ekosistem,” kata Retno.

AI Solutions Sales Head, Huawei Indonesia, Randal Wang Feng, mengatakan, pemangku kepentingan, khususnya pelaku industri, wajib untuk menerapkan standar-standar keamanan AI tertinggi.

“AI telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun ini. Meski demikian, perkembangan tersebut perlu disikapi dengan peningkatan kapasitas keamanan siber secara menyeluruh agar terhindar dari serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Keamanan merupakan prinsip nomor satu Huawei dalam merancang solusi-solusi AI, dan kami senang dapat berbagi best practices keamanan AI dengan pelaku industri,” ungkapnya.(rls/red)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait