Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Dampak diberlakukannya rekayasa lalu lintas dengan sistem one way ke arah Jakarta, arus balik mudik dua arah di jalan alternatif atau arteri di Kabupaten Karawang macet total.
Berdasarkan pantauan spiritnews.co.id di Jalan Lingkar Karawang, Sabtu (7/5/2022) sejak pukul 19.00 WIB, hingga Minggu (8/5/2022) pukul 12.00 WIB macet total. Selain karena kepadatan kendaraan baik roda dua maupun empat, kemacetan ini juga diakibatkan ulah sekelompok preman yang membuka jalan turun ke kolong jembatan di Desa Kondangjaya, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Padahal lokasi ini tidak jauh dari kantor Polres Karawang, tetapi ulah sekelompok preman ini tidak terpantau oleh aparat kepolisian.
Akibatnya, selain macet total kendaraan di Jalan Lingkar Karawang, kemacetan parah juga terjadi di jalan tanggul irigasi, tepatnya di jalan kolong jembatan dua arah menuju Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, dan menuju Johar, Karawang Kota.
Sekelompok preman itu memanfaatkan kondisi kemacetan kendaraan untuk meraup keuntungan. Sebab, satu kendaraan roda dua dipatok jasa seharga Rp 2.000 dan kendaraan roda empat Rp 5.000.
Kemacetan lalu lintas ini membuat sebagian warga Kabupaten Karawang kesal, karena sangat menganggu aktifitas. Salah satunya, Julita (45), warga Perumahan Citra Kebun Mas (CKM), Desa Bengle, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ibu rumah tangga ini harus rela berpanas-panasan karena macet saat dia akan berbelanja ke Pasar Johar.
“Preman disitu (jembatan Jalan Lingkar Karawang,red) membuka jalan turun ke bawah jembatan. Jadi jalan mau ke CKM dan ke Pasar Johar macet total. Polisi tidak ada, apa memang disenjaga ? Karena para preman itu mendapatkan uang banyak dari pengendara yang akan menghindari kemacetan di atas,” kata Julita.
Hal serupa juga dirasakan Ibrahim (36), warga Kecamatan Karawang Timur. Ia harus rela berjam-jam di jalan saat ia akan menuju Kosambi, Kecamatan Klari.
“Ini akibat di jalan tol diberlakukan one way. Sehingga, pengendara yang menuju arah Cirebon harus menggunakan jalan alternatif atau arteri, dan masyarakat Karawang menjadi korban kebijakan rekayasa lalu lintas tersebut,” kata Ibrahim.(ops/sir)