Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Pencegahan stunting menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang. Sehingga, anak-anak di Kabupaten Karawang dapat bertumbuh normal dan sehat.
Demikian dikatakan Ketua Tim Pencegahan Stunting Kabupaten Karawang, H. Aep Syaepuloh, SE, atau yang akrab disapa Kang Aep saat memimpin rapat konsolidasi Percepatan Pencrgahan dan Penanganan Stunting di Desa Gintungkerta dan Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa (31/5/2022).
“Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tingginya badan anak di bawah rata-rata anak lain yang seusianya,” kata Kang Aep.
Kang Aep, yang juga Wakil Bupati Karawang ini mengatakan, berdasarkan Perpres Nomor 72 tahun 2022, penanganan stunting fokus terhadap percepatan penurunan stunting, penyelenggaraan, percepatan dan penurunan stunting.
“Perpres ini mengatur untuk koordinasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting. Pemerintah daerah diinstruksikan untuk melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan,” kata Kang Aep.
Menurutnya, penanganan stunting harus dilakukan secara pentahelix atau multikolaborasi antara pemerintah, unsur pendidikan, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan semua elemen masyarakat.
Diakuinya, stunting di Karawang harus menjadi perhatian khusus. Sebab, berdasarkan prevalensi balita stunted menurut survey status gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten Karawang ada di poin 20,6. Atau peringkat ke-10 di Jawa Barat. Sementara, merujuk pada standar WHO, batas maksimal adalah kurang dari 20. Di Jawa Barat hanya ada 9 daerah yang memiliki nilai di bawah 20.
“Sesuai dengan Perpres 72 tahun 2021, kami optimis jika 2024 Karawang akan zero stunting,” jelasnya, dalam rapat yang dihadiri masyarakat, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan DP3A Karawang.
Kepala Dinas Kesehatan Karawang, dr. Endang Suryadi, mengatakan, di Karawang tercatat 22 desa dari 13 kecamatan yang terdapat kasus stunting. Untuk menanggulanginya, Dinas Kesehatan akan fokus pada 5 desa yang kasus stuntingnya cukup tinggi.
“Lokus desa permodelan stuntung berdasarkan prioritas kasus terbanyak dan prevalansi tinggi. Kelima desa itu yakni Gintungkerta, Mulyasari, Karyasari, Kutagandok, dan kelurahan Karangpawitan,” ungkapnya.(ops/sir)