Kota Depok, spiritnews.co.id – SMA Islam Dian Didaktika Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, terpilih menjadi salah satu Sekolah Model GEDSI dari 10 Sekolah di Indonesia.
Hal ini diumumkan oleh Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia pada pertemuan BRIDGE Education Stakeholder Engagement Meeting (ESEM) 2022 di Hotel Ashley Tanah Abang Jakarta, pada 23 Juni 2022 lalu.
Pengumuman resmi Sekolah Model GEDSI ini dihadiri oleh perwakilan sekolah. Secara simbolis Sekolah Model GEDSI menerima plakat sebagai bentuk apresiasi atas komitmen Sekolah dan warganya untuk terus mengupayakan implementasi praktik-praktik baik tentang Gender Equality, Disability & Social Inclusion (GEDSI) di lingkungan sekolah.
SMA Islam Dian Didaktika diwakili oleh Bayu Priyanto dan Riza Meri Yanti sebagai bagian dari Tim GEDSI sekolah yang juga merupakan Bridge Educator sejak 2019.
Bayu Priyanto, mengatakan, praktik GEDSI yang dilakukan di SMA Islam Dian Didaktika dimulai dengan pelibatan siswa dalam kegiatan OSIS.
“Salah satu praktik GEDSI yang kami lakukan adalah mengenalkan tentang bahasa isyarat kepada siswa dengan menghadirkan Surya Sahetapy dengan tujuan membangun Gedsi Awareness siswa di tahap awal,” kata Bayu.
Selain itu, kata Bayu, SMA Islam Dian Didaktika dalam kegiatan tahunan siswa Dian Didaktika Project Revolution (Diprolution) juga menghadirkan founder Cafe Sunyi dalam kegiatan Talkshow. Cafe Sunyi merupakan sebuah cafe yang seluruh pekerjanya adalah teman-teman tuli.
Dikatakan, SMA Islam Dian Didaktika juga menyelenggarakan pelaksanaan kolaborasi ‘concert’ dengan teman-teman penyandang disabilitas dibawah kerjasama Perhimpunan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Depok.
“SMA Islam Dian Didaktika juga memberikan sejumlah dana dan pengadaan kaki palsu kepada PPDI Depok dari dana hasil lelang karya lukisan dan foto siswa yang telah digelar sebelumnya. Adapun dalam lelang tersebut berhasil terkumpul kurang lebih 30 juta,” ujarnya.
Riza Meri Yanti, mengatakan, 10 Sekolah Model GEDSI yang terpilih sebelumnya telah mendapatkan penguatan materi materi yang mencakup berbagai aspek GEDSI di dalam pendidikan.
“Penguatan materi ini dilaksanakan dalam beberapa sesi intensif secara daring dengan bimbingan beberapa pakar di bidang kesetaraan gender dan pendidikan inklusi,” kata Riza.
Diakuinya, pengumuman resmi oleh Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia ini diselenggarakan dengan konsep Hybrid, yaitu perpaduan secara tatap muka langsung dan dalam jaringan.
Program Kemitraan Sekolah BRIDGE Australia-Indonesia sambung Meri, merupakan program kemitraan Sekolah yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) dan diimplememtasikan oleh Asia Education Foundation.
Meri juga berharap ke depan SMA Islam Dian Didaktika berkomitmen untuk menjadikan GEDSI sebagai sebuah integrasi dalam pembelajaran dan kurikulum yang sejalan dengan konsep merdeka belajar dimana semua siswa berhak mendapatkan pelayanan dan akses pendidikan yang sama.(sur/red/sir)