GAYA BELAJAR merupakan metode dalam menerima, mengolah, dan memahami suatu ilmu ataupun informasi. Gaya belajar penting untuk dipahami oleh masing-masing individu, orang tua, maupun seorang pendidik, agar dapat membantu siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Penulis : Indah Selfia Elani
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menurut Slameto (2014) belajar adalah suatu usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan berupa tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai suatu hasil dari pengalamannya yang didapat melalui interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan yang terjadi pada diri seseorang tidak semuanya diperoleh dari hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa setiap orang pasti mengalami perubahan. Macam gaya belajar terdiri dari kinestetik, auditorial, dan visual.
Dengan kita memahami gaya belajar yang cocok, kita jadi tahu kelemahan dan kelebihan kita saat belajar hal itu membuat kita belajar jauh lebih efektif.
Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar didefinisikan sebagai cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit (Barbara Pranshnig, 2007).
Eric Jensen (2010) mendefinisikan gaya belajar sebagai satu cara yang disukai untuk memikirkan, mengolah, dan memahami informasi. Akar krisis pendidikan karena persoalan pembelajaran yang kurang efektif . Salah satu unsur penting di dalamnya adalah gaya mengajar guru yang tidak cocok dengan gaya belajar siswa
Pengertian Gaya Belajar Menurut Para Ahli
Menurut De Poter & Hernacki (1999), secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.
Menurut DePorter & Hernacki (2002) gaya belajar merupakan suatu kombinasi bagaimana siswa menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi antar pribadi.
Menurut Santrock (2010), gaya belajar merupakan cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya.
Menurut Keefe (dalam Sugihartono, dkk, 2007) menyatakan bahwa gaya belajar berhubngan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai. Sebagai cara yang disukai, maka mahasiswa akan sering menggunakan dan merasa mudah ketika belajar dengan gaya tersebut.
Salah satu cara membuka potensi luarbiasa yang telah terkunci rapat dalam otak adalah dengan cara memasukkan informasi ke dalam otak melalui gaya belajar yang sesuai dengan mengajar.
Di bagian lain, Madden membagi lima gaya belajar, yaitu :
- Indera penglihatan atau visual, membaca, melihat, mengamati, visualisasi, imajinasi.
- Indera pendengaran atau auditori, mendengarkan, berbicara, dan berdiskusi.
- Indera peraba atau kinestetik, mengalami, mengerjakan, merasa, dan intuisi.
- Indera penciuman (olfaktori).
- Indera pengecap (gustatory).
Di samping itu, model gaya belajar dipengaruhi oleh fungsi dasar belahan otak.yakni otak belahan kiri dan otak belahan kanan. Dibuktikan tipe orang yang memproses informasi dengan menggunakan otak kiri lebih menyukai lingkungan belajar yang sunyi, pencahayaan yang terang dan dirancang secara formal, mereka tidak memerlukan makanan cemilan, bisa belajar dengan kondisi terbalik saat sendiri atau dengan figure yang berwenang.
Sebaliknya, orang yang memperoleh informasi dengan menggunakan otak kanan lebih menyukai penglihatan kebisingan atau music, percahayaan redup, rancangan informal, makanan cemilan, mobilitas dari interaksi dengan orang lain di tempat kerja selama belajar atau sedang berkonsentrasi.
Penelitian mengungkapkan adanya perbedaan gaya belajar diantara siswa ,setiap individu lebih suka belajar dengan cara berbeda serta kemampuan menyerap informasi meningkat secara signifikan ketika orang dapat berpikir, bekerja dan berkonsentrasi dalam kondisi yang disenanginya.
Macam-macam Gaya Belajar
A. Gaya Belajar Visual
Siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata atau penglihatan (visual). Mereka cenderung belajar melalui apa ynag mereka lihat. Siswa mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah gurunya untuk mengerti materi pelajaran.
Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detail-detailnya untuk mendapatkan informasi.
B. Gaya Belajar Auditorial
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya). Siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan.
Mereka dapat mencerna dengan baik informasi yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang sulit diterima oleh siswa bergaya belajar auditori.
Siswa bergaya belajar seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
C. Gaya Belajar Kinestetik
Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini tidak tahan untuk duduk berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik.
Kelebihannya, mereka memiliki kemampuanmengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh.
Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Prestasi Belajar ditentukan oleh proses belajar, untuk menuju hasil prestasi yang baik diperlukan gaya belajar. Gaya belajar setiap siswa berbeda-beda, dan masing-masing gaya belajartersebut memiliki nilai positif dan negatif, begitu juga dengan dampaknya kepada orang tersebut dan disekelilingnya.
Siswa yang tidak mengenal gaya belajarnya akan menghasilkan prestasi belajar yang buruk. Selain itu tentu saja mutu pendidikan yang baik juga mempengaruhi gaya belajar siswa, begitu juga dengan lingkungan siswa tersebut.
Namun motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mengembangkan gaya belajar sangat mendukung untuk mencapai prestasi belajar. Hal ini berarti setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
Rahasia keberhasilan pembelajaran terletak pada pengenalan seseorang terhadap dirinya sendiri, kesesuaian gaya mengajar dan gaya belajar, potensinya, dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Hampir semua siswa yang berprestasi rendah adalah siswa yang gaya belajarnya tidak cocok dengan gaya mengajar guru di sekolah.(*)