GAYA BELAJAR merupakan cara seseorang dalam menerima dan mengolah informasi yang diterimanya. Stiap individu berbeda gaya belajarnya. Ada yang belajar visual, auditorial, dan gaya belajar kinestetik.
Penulis : Raden Ajeng Sofiyah
Faluktas Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Malang
Pengertian Gaya Belajar Siswa
Menurut James dan Gamer (dalam Gunawan, 2014: 42) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks di mana siswa melihat dan merasa paling baik dan produktif dalam menangani, menyimpan, dan meninjau apa yang telah mereka pelajari.
Gaya belajar merupakan suatu kegiatan yang dirasakan dapat memikat siswa dalam melakukan latihan-latihan belajar bersama teman sekolah (Sopiatin dan Sahrani, 2011:36).
Gaya berpikir dan belajar (tidak henti-hentinya menguasai) gaya nalar) bukanlah suatu kemampuan, namun merupakan pendekatan yang disukai untuk memanfaatkan kapasitas seseorang (Santrock, 2009: 174).
Gaya belajar menunjukkan cara tercepat dan paling efektif bagi orang untuk menyerap data dari luar dirinya (Uno, 2010: 180).
Dari berbagai uraian definisi gaya belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan kebiasaan belajar setiap individu ketika belajar. Kebiasaan belajar adalah cerminan perilaku siswa pada saat mendapatkan, memasukkan, dan menangani informasi pembelajaran yang didapat.
Kebiasaan ini merupakan keputusan yang paling ideal yang cocok dan membuat siswa senang dalam mewujudkan sehingga pembelajaran menjadi menarik.
Macam-macam Gaya Belajar Siswa Sekolah Dasar
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar dibedakan dalam tiga kelompok yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Dari hasil survei diketahui bahwa terdapat 29% orang mempunyai gaya belajar visual, 34% gaya belajar auditorial, dan 37% gaya belajar kinestetik.
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar.
Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar visual yaitu mempunyai nada suara yang tinggi, berbicara dengan cepat dan tidak suka mendengarkan orang lain, lebih suka bebricara dengan bertatap muka, berpakaian rapi dan teratur, suka membaca dan dapat membaca dengan cepat, teliti, sering melupakan sesuatu, saat marah cenderung diam, dan sebagainya.
Terdapat beberapa strategi atau cara dalam mengajar yang sesuai dengan gaya belajar visual, yaitu sebagai berikut :
- Berikanlah buku-buku yang banyak ilustrasi gambar dan warnanya.
- Perbanyak menggunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta,dan memanfaatkan multimedia atau teknologi seperti komputer, OHP, kamera video, live video feed / sirkuit tertutup TV, fotografi, internet, dll.
- Dorong siswa untuk menggunakan highlighter atau menggarisbawahi bagian-bagian yang penting dari catatan atau buku cetaknya.
- Memperhatikan penerangan tempat belajar. Tipe visual sangat dominan menggunakan indra penglihatan. Oleh sebab itu, penerangan tempat anak belajar perlu diperhatikan.
- Hindarkan “polusi visual” di sekitar tempat mereka belajar. Tipe visual sangat mudah terganggu konsentrasinya dengan hal-hal yang sifatnya visual.
- Pastikan buku catatan mereka lengkap dan tidak ketinggalan mencatat. Anak belajar terutama dari bahan tertulis, seperti catatan.
- Visualisasikan apa yang sedang mereka ingin ingat. Saat siswa mempelajari sesuatu, doronglah mereka untuk membayangkan kejadiannya, tidak hanya mengingat teksnya saja.
- Mencatat kembali bahan pelajaran. Seorang visual learners cenderung rapi dan suka hal yang singkat dan jelas.
- Warna adalah rangsangan utama bagi tipe visual, jadi gunakan sebanyak mungkin warna untuk menandai tugas/pekerjaan peserta didik.
- Ajak siswa untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar ataupun tulisan.
- Menggunakan Mind Map.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial atau aural learner adalah gaya belajar yang cenderung menerima informasi paling baik dan efektif dengan menggunakan indra pendengaran (audio).
Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar auditorial adalah mempunyai suara yang jelas dan kuat, lebih suka berbicara melalui perantara seperti telepon, suka mendengarkan orang lain, sering berbicara sendiri atau menggumam, banyak bicara, tidak suka membaca, saat marah mereka cenderung mengekspresikannya dengan marah, suka mendengarkan musik, suka dengan diskusi kelompok, dan lain-lain.
Strategi atau cara mengajar untuk orang dengan gaya belajar auditorial adalah sebagai berikut :
- Guru dapat mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi.
- Mendorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
- Menggunakan musik atau dilagukan.
- Guru dapat menggunakan rekaman dan biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong anak untuk mendengarkannya sebelum tidur.
- Menggunakan audio dalam pembelajaran (musik, radio, dll), saat belajar.
- Sering memberi pertanyaan.
- Biarkan anak menjelaskan dengan kata-kata dripada tulisan.
- Menghindarkan “polusi suara”. Anak akan sangat peka terhadap suara dan bunyi sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajarnya.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera perasa dan gerak-gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu suaranya cenderung berat, sering menggunakan bahasa tubuh atau gerakan, berbicara lambat, tidka bisa duduk dalam waktu yang lama, saat belajar suka berjalan-jalan, menyukai permainan, olahraga atau kegiatan yang melibatkan fisik, dan sebagainya.
Adapun cara mengajar untuk orang dengan gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut :
- Memperbanyak praktik lapangan (field trip).
- Melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung terhadap suatu proses.
- Membuat model atau contoh-contoh.
- Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid- murid yang lain.
- Memperbanyak praktik di laboratorium.
- Boleh menghafal sesuatu sambil bergerak, berjalan atau mondar- mandir.
- Perbanyak simulasi dan role playing.
- Biarkan anak berdiri atau bergerak menggunakan tubuh saat menjelaskan sesuatu.
- Jangan paksakan anak untuk belajar lama sampai berjam-jam.
- Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
- Dorong siswa menggunakan warna terang untuk menghighlight hal-hal penting dalam bacaan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar Siswa
Seorang pelopor di bidang gaya belajar, Rita Dunn telah menemukan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi gaya belajar siswa, khususnya yang mencakup faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan.
1. Faktor Fisik
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengaran dan indra penglihatan sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
Untuk dapat belajar dengan baik siswa harus mempunyai tubuh yang sehat. Tanpa jasmani yang sehat, pikirannya takkan dapat bekerja dengan baik. Betapapun cerdas dan rajinnya siswa, tapi kalau sering sakit pasti sukar sekali memperoleh kemajuan dalam belajarnya.
2. Emosional
Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian, yaitu emosi yang menyenangkan atau emosi positif dan emosi yang tidak menyenangkan atau emosi negatif.
Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar dan bahkan menghentikan sama sekali.
Oleh karena itu belajar yang berhasil haruslah dimulai dengan menciptakan emosi positif pada diri siswa. Untuk menciptakan emosi pada diri siswa harus dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa.
3. Sosiologis
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah – masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah sosial. Seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok dan lain-lain.
Misalnya, ada siswa yang merasa belajar paling baik secara berkelompok, sedangkan yang lain merasa bahwa belajar sendirilah yang paling efektif bagi mereka.
4. Lingkungan
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat- alat belajar, dan keadaan cuaca. Misalnya, ada siswa yang memerlukan lingkungan belajar yang teratur dan rapi, tetapi ada siswa lain yang lebih suka menggelar sesuatunya supaya semuanya dapat terlihat.
Penutup
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah gaya belajar merupakan cara seseorang dalam menerima dan mengolah informasi yang diterimanya. Gaya belajar setiap individu berbeda dengan yang lainnya.
Gaya belajar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar sangat penting dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang sesuai dengan minat dan gaya belajar siswa akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi atau informasi yang dipilih serta dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi guru maupun siswa.(*)