LITERASI atau melek aksara merupakan sebuah kemampuan membaca dan menulis. Akan tetapi pada masa pendidikan formal ini, makna literasi tidak hanya sebatas kegiatan membaca dan menulis, melainkan sudah berkembang menjadi keterampilan berpikir dalam membaca kata dan dunia.
Penulis : Zulfan Farahman
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Ini memungkinkan seorang individu mampu dalam melihat isu sosial, karena memberikan indivudu itu sendiri untuk berbagi tanggung jawab pengetahuan mereka sambil mengajukan masalah berdasarkan pengalaman kolektifnya dalam ruang lingkup sosial di sekitar mereka.
Sedangkan masyarakat sendidri masih kurang peduli terhadap kondisi sosial di sekitar mereka. Karena menurut hasil survei yang dilakukan Program for Internasional Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) tingkat literasi Indonesia masih sangat rendah. Indonesia berada di urutan ke 62 dari 70 negara tingkat minat baca, ini menunjukan bahwasanya budaya literasi masyarakat Idonesia masih sangat rendah. Adakah upaya pemerintah dalam membangun budaya literasi di tengah masyarakat Indonesia.
Peran Pemerintah dalam Membangun Budaya Literasi di Masyarakat
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah membuat terobosan untuk meningkatkan budaya membaca melalui Gerakan Literasi Sekolah. Budaya literasi dimaksudkan untuk menciptaka budaya berpikir kritis peserta didik yan diawali dengan kegiatan membaca dan menulis.
Kemampuan berpikir kritis sangat di perlukan oleh peserta didik, karena ketik peserta didik dihadapkan dengan berbagai situasi mereka dapat menyelesaikannya dengan baik.
Selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, Kementerian Komunikasi dan Informasi juga melakukan gerakan tingkat literasi digital dengan cara berkolaborasi dengan layanan video pendek Tik Tok, berfokus pada pada literasi digital dan mengedukasi pengguna internet untuk mempersiapkan Indonesia cakap digital.
Bahkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menjadikan literasi digital sebagai salah satu konsep dalam kurikulum 2013 sejak 2017, kemudian meluncurkan modul literasi digital untuk sekolah dasar pada tahun 2022 ini.
Ketika akses litersi sudah dipermudah maka tinggal masyarakatnya saja mau atau tidak untuk belajar meningkatkan kemampuan literasinya. Sebanyak apapun upaya pemarintah untuk meningkatkan literasi tetapi jika masyarakatnya tidak mau untuk belajar, maka tingkat literasi pun akan tetap rendah
Implikasi Literasi Bagi Masyarakat
Pada pengembangan literasi baca tulis, tingkatan membaca yang diharapkan adalah membaca pemahaman. Dengan membaca pemahaman masyarakat dapat menggali informasi dan ilmu pengetahuan yang dituangkan penulis dalam tulisannya.
Dalam membaca pemahaman, peran pemerintah sudah sangat intensif terhadap budaya literasi untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada masyarakat agar lebih memahami bacaan yang dihadapi.
Sejalan dengan program pengembangan literasi, masyarakat mampu mengimplementasi dari hasil yang di baca untuk membangun ruang lingkup sosial yang berpengetahuan.
Hal ini berarti untuk memahami banyak sesuatu yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat dimulai dengan pemahaman teks. Dengan membaca pemahaman masyarakat diharapkan mampu menyelami maksud dan gagasan yang dituangkan oleh penulis.
Dengan demikian, masyarakat dianggap telah mampu menyerapinformasi dan ilmu pengetahuan dari bahan bacaan yang dibacanya. Dengan bekal ilmu dan wawasan yang diperoleh dari kegiatan membaca, masyarakat dapat mengembangkan keterampilan berbahasanya yang lain, yang terdekat adalah keterampilan menulis.(*)