Penambahan Angka Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

  • Whatsapp

SALAH SATU tujuan utama negara adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi negara mengacu pada pendapatan nasional karena pendapatan nasional dapat melihat aktivitas ekonomi suatu negara.

Penulis : Daifa Fatmasari

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana kegiatan ekonomi dapat menghasilkan pendapatan tambahan atau kesejahteraan masyarakat selama periode waktu tertentu.

Peningkatan kegiatan ekonomi harus didukung secara finansial untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

Menurut Schumpter dalam Boediono (1999) pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai pertambahan angkatan kerja penduduk akibat bertambahnya faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, dan tidak ada perbedaan penggunaan teknologi.

Pertumbuhan ekonomi itu sendiri perlu memberikan dampak yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat itu sendiri, tidak hanya dalam hal peningkatan kinerja masyarakat itu sendiri dalam perekonomian, tetapi juga dalam hal peningkatan perekonomian itu sendiri.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2010-2022 berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia, bersifat fluktuatif. Maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak selalu menunjukkan peningkatan dan perkembangan dalam perekonomian di Indonesia.

Setelah banyaknya pihak yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 ini. Maka saat ini kita dapat memperoleh kenyataannya bahwa pada kuartal 1-2022 pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai angka 5,01 persen. Laju pertumbuhan tersebutditentukan dari kontribusi produk domestik bruto (PDB) yang mencapai Rp 4.531 triliun, berdasarkan daftar harga Rp 2.818,6 triliun pada 2010.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1-2021 turun menjadi minus 0,7 persen karena PDB atas dasar harga (ADHK) turun, dibandingkan dengan Rp 2.703,15 triliun pada kuartal 1-2020. Pada kuartal 1-2022 ini dianggap sebagai pertumbuhan positif karena mobilitas masyarakat ikut membaik dan memiliki faktor low base effect karena jika kita membandingkan PDB pada triwulan pertama tahun 2021 dengan triwulan pertama tahun 2022, hal ini cenderung tumbuh dari kondisi yang awalnya rendah.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I ditopang oleh pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) berdasarkan lapangan usaha yang juga meningkat.

Sektor utama yang dapat memberikan nilai distribusi besar bagi perekonomian pada kuartal pertama tahun 2022, adalah industri manufaktur tercatat distribusinya sebesar 19,19 persen dengan pertumbuhan PDB 5,07 persen (year-on-year). Selanjutnya, sektor perdagangan mempunyai laju pertumbuhan PDB sebesar 5,71 persen (year-on-year) dengan distribusi 13,09 persen, dan sektor pertanian mempunyai laju pertumbuhan PDB sebesar 1,16 persen dengan distribusi 12,55 persen.

Sedangkan pada kuartal II-2022 pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,2 persen. Tentunya hal ini tak terlepas dari tren pemulihan ekonomi dan indikator pertumbuhan yang terdapat pada tahun ini.

Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia diiringi dengan perbaikan tingkat kesejahteraan. Situasi ini tercermin dari tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan yang mulai menurun secara signifikan akibat pandemi Covid-19.

Jumlah orang yang bekerja pada Februari 2022 meningkat 4,55 juta orang dibandingkan Februari 2021. Tingkat pengangguran turun 0,35 juta orang. Tingkat pengangguran turun dari 6,26% pada Februari 2021 menjadi 5,83% pada Februari 2022. Penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 turun 7,57 juta orang.

Perlindungan dari Dampak Geopolitik

Meskipun saat ini dunia tengah menghadapi dampak dari kondisi geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina, namun pertumbuhan ekonomi di Indonesia tetap relatif kuat di atas 5 persen dengan tingkat inflasi yang relatif rendah sekitar 4 persen.

Walaupun demikian Indonesia perlu mencanangkan dua kebijakan penting untuk melindungi dari dampak geopolitik, yaitu :

  1. Kebijakan fiskal harus difokuskan pada bantuan yang tepat sasaran. Bukan untuk memberikan subsidi kepada semua orang, tetapi ditargetkan untuk membantu kepada mereka yang membutuhkan. Dalam pelaksanaannya, perlu adanya pengawasan karena jika kebijakan fiskal menghabiskan terlalu banyak anggaran, dapat meningkatkan inflasi, yang dapat menjadi masalah bagi kebijakan moneter.
  2. Selama krisis akibat pandemi, Bank Indonesia (BI) telah memberikan dukungan moneter dengan koordinasi pemerintah dan akan selesai pada akhir tahun 2022.

Adanya pelonggaran mobilitas benar-benar memiliki dampak besar pada prospek pertumbuhan ekonomi. Masyarakat bisa beraktivitas dengan lancar karena kasus corona terkendali.

Jika kegiatan ekonomi rakyat berjalan lancar, maka akan sangat mempengaruhi perekonomian negara, karena roda perekonomian berputar dengan cepat.

Dengan demikian, masyarakat optimis Indonesia mampu melewati masa sulit ini dan perekonomiannya akan terus tumbuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia harus terus tumbuh setiap tahunnya agar kesejahteraan masyarakat di Indonesia tetap terkendali dan terjamin.(*)

Pos terkait