Masalah-masalah dalam Pembelajaran dan Penanggulangannya

  • Whatsapp

PENGERTIAN BELAJAR menurut Skinner (1958) “Belajar adalah suatu proses adaptasi perilaku progresif ”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan hasil yang optimal jika diberi penguatan (penguatan).

Penulis : Shelfi Alifia Putri

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Selain itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.

Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama bunyi : “Perolehan setiap perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku sebagai hasil latihan dan pengalaman”. (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang menetap menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman).

Rumusan keduanya adalah proses memperoleh tanggapan sebagai hasil dari praktik khusus (Belajar adalah proses memperoleh tanggapan sebagai akibat adanya latihan khusus).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar adalah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

“Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya” ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).

Menurut (Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”. Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.

Cara Menangani Masalah Belajar

1. Identifikasi Masalah

Setelah menentukan sampel, Penulis mewancarai kedua sampel siswa ini untuk mendapatkan poin yang menjadi kendala utama dalam belajar. Dari wawancara tersebut. Secara umum sampel A dan B memiliki kesamaan kendala, yaitu :

  1. Belajar yang utama pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
  2. Kendala utama dalam belajar Bahasa Inggris yaitu Kurang menguasai kosakata ( vocabulary ) yang merupakan dasar ( basic ) dalam Bahasa Inggris.
  3. Kurangnya waktu yang dimanfaatkan untuk belajar, kebiasaan belajar hanya dilakukan jika ada Pekerjaan Rumah (PR) dari Guru.

2. Identifikasi Faktor Penyebab Belajar

Dari poin-poin yang didapatkan melalui wawancara, dapat dikatakan bahwa masalah utama adalah kurangnya motivasi belajar yang kemudian tergambar melalui kebiasaan siswa itu sendiri, seperti penggunaan waktu luang, pembelajaran jika ada tugas, atau ulangan, dan lain sebagainya.

Mereka mengikuti proses belajar mengajar seperti biasa, tetapi hasil dari proses belajar tersebut terlihat tidak cukup optimal, yang kemudian tergambar melalui nilai akhir yang berada di bawah angka rata-rata kelas.

3. Identifikasi Alternatif Penanganan

Alternatif penanganan masalah belajar yang dalam hal ini kekurangan motivasi belajar melibatkan beberapa pihak, yakni :

1. Pemerintah

Dalam hal ini peran pemerintah adalah meciptakan motivasi belajar siswa. Hal ini berhubungan dengan posisi pemerintah sebagai pemangku kebijakan, peran atau tanggung jawab pemerintah yakni menciptakan kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan motivasi belajar siswa.

Pemerintah harus membuat kebijakan yang memuat regulasi yang pas dan kompeherensif. Misalnya penetapan buku wajib yang benar-benar harus dipedomani oleh lembaga-lembaga pendidikan (sekolah), buku yang benar-benar beresensi jelas (buku yang menarik, yang berisi pengetahuan sekaligus mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar), bukan hanya buku yang monoton, yang itu-itu saja yang menyebabkan siswa menjadi jenuh dan tidak tertarik.

Selain buku yang menarik, yang mampu memotivasi siswa. Selain itu, pemerintah yang memiliki wewenang untuk membuat kurikulum juga harus memuat dasar motivasi di dalamnya sebelum sekolah diberi kebijakan untuk membuat kurikulumnya sendiri, yang tentunya mengacu pada pedoman kurikulum yang dibuat pemerintah.

2. Guru

Dalam hal ini guru memeliki kapasitas dan peranan yang besar dalam memotivasi siswa. Karena salah satu tugas guru yakni sebagai agen pembelajaran, bagaimana seorang guru dapat menciptakan transfer pelajaran sekaligus motivasi kepada siswa-siswanya.

Peran guru dalam motivasi dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut :

  1. Guru melakukan sosialisasi tentang motivasi kepada siswa, motivasi yang diberikan bisa dalam bentuk ceramah singkat yang diberikan sebelum memulai proses pembelajaran. Selain itu, guru bersama guru mata pelajaran secara aktif berkreasi dalam rangka menciptakan motivasi sehingga siswa-siswanya tidak mengalami kekurangan motivasi. Guru Bimbingan Konseling juga memiliki peranan yang cukup besar dalam memotivasi siswa, guru secara berkelanjutan memberikan penyuluhan dan motivasi kepada siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok.
  2. Perubahan strategi/metode belajar sesuai dengan kondisi siswa yang sebenarnya. Saat ini, metode belajar yang populer di Indonesia yang dikenal dengan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). artinya aktif ketika proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya dan mengemukakan gagasan. Inovatif artinya bagaimana guru menciptakan pembelajaran yang bisa membuat siswa berpikir bahwa belajar itu menyenangkan, sehingga tertanam dalam pikiran siswanya tidak akan ada lagi perasaan tertekan dengan waktu pengumpulan tugas dan rasa bosan tentunya. Kreatif artinya agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai kemampuan siswa. Efektif artinya bagaimana guru mampu menciptakan apa yang harus dikuasai oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tanpa menyia-nyiakan waktu. Dan Menyenangkan dalam suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga membuat orang-orang berpikir tentang perhatiannya secara penuh pada waktu untuk mencurahkan perhatiannya (waktu mengerjakan tugas) tinggi.
  3. Penggunaaan media belajar yang inovatif dan mampu menarik perhatian dan meotivasi siswa. Penggunaan perangkat tambahan seperti LCD Projector atau OHP selain merupakan sarana untuk mempermudah penyampaian guru juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan perhatian belajar siswa. Karena ada siswa yang mampu belajar cepat secara audio visual dan nonaudio visual.

3. Orang Tua

Dalam hal ini orang tua memiliki peranan yang paling penting dalam memotivasi anaknya. Sebab sebagian besar waktu yang dihabiskan anak setelah sekolah yaitu di rumah. Setiap orang tua memiliki cara yang berebeda-beda dalam hal memotivasi anak-anaknya.

Ada orang tua yang membantu melengkapi dengan sarana pelengkap belajar seperti pengadaan, buku referensi, maupun peralatan tambahan yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Adapula orang tua yang memberikan motivasi atau dorongan kepada anak-anak melaui wejangan-wejangan, model penggunaann, dan lain sebagainya.

4. Masyarakat

Dalam hal ini perannya dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, aman, nyaman dan tenteram. Seminimal mungkin tidak menciptakan suasana buruk yang bisa mempengaruhi bahkan mengubah mental anak dalam hal ini siswa. melakukan aksi-aksi yang dapat mengubah tatanan paradigma dalam kehidupan bermasayarakat, sehingga dapat mengubah cara pandang anak terhadap cara berperilaku.

Lingkungan masyarakat memiliki peran yang sangat penting, bagaimana lingkungan menciptakan suasana bahwa siswa tidak hanya merasakan suasana belajar di lingkungan sekolah, tetapi juga merasakannya di lingkungan sekitar. Contohnya, Jogjakarta dan Malang merupakan kota dengan tujuan pelajar dan mahasiswa terbanyak. Motivasi adalah syarat penting untuk belajar.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :

  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
  2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
  3. Menyeleksi perbuatan, yakni perbuatan menentukan-perbuatan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan, dengan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu saja akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, karena tidak ada seri dengan tujuan.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah :

1. Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada laporan angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, banyak siswa yang bekerja atau belajar hanya ingin mengejarnya untuk naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna.

Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang dicapai oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat menyenangkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak hanya sekedar kognitif tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

2. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak memberikan hadiah untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

3. Saingan/kompetisi

Saigan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang persaingan ini banyak dimanfaatkan dalam industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

4. Keterlibatan Ego

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup tinggi. Seseorang akan berusaha dengan tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan menjadi rutinitas. Dalam hal ini guru harus terbuka, maksudnya kalau ada ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

6. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil

belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7. Pujian

Bila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk penguatan yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempeartinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip- prinsip pemberian hukuman.

9. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

10. Minat

Motivasi sangat erat kaitannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar jika disertai dengan minat.

Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut :

  1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
  2. Menghubungkan dengan masalah pengalaman yang telah berakhir
  3. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
  4. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

11. Tujuan yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Karena dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk belajar.(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait