Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang konsisten untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi pengangguran.
Terbukti, di setiap kegiatan Gebyar Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN), selalu dipamerkan berbagai produk UMKM yang merupakan industri rumah (home industry) masyarakat. Bahkan, pemerintah mendukung lembaga keuangan atau perbankan untuk memberikan modal usaha ke pelaku UMKM.
Bukan hanya itu, kegiatan Gebyar PATEN ini juga dijadikan sebagai ajang silaturahmi dan dialog langsung dengan masyarakat, terkait berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, seperti infrastruktur jalan, saluran irigasi, pertanian, pendidikan, keagamaan dan kesehatan masyarakat.
Saat membuka Gebyar PATEN di Kecamatan Rawamerta, Wakil Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh, SE, meresmikan warung UMKM yang akan menjual dan memasarkan berbagai produk UMKM. Selain itu, ribuan bibit ikan mujahir disebar di kolam milik Pemerintah Desa Sukamerta. Tujuannya untuk mempertahankan ketahanan pangan, Jumat (5/8/2022).
Wakil Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh, SE, mengatakan, PATEN bukan hanya kegiatan seremonial saja. Melainkan salah satu program Pemkab Karawang untuk memberikan pelayanan yang prima dan cepat kepada masyarakat, baik mengenai administrasi kependudukan, SIM, perizinan, perpajakan, maupun kartu kuning bagi pencari kerja.
“Harus benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat. Insha Allah, Pemkab Karawang benar-benar ingin melayani masyarakat secara maksimal,” kata Aep.
Antusias masyarakat terhadap program Gebyar PATEN di Kecamatan Rawamerta ini sangat tinggi. Sebab, ribuan warga memadati kantor kecamatan untuk mengurus berbagai keperluan administrasi, perbankan, SIM, dan juga pelayanan lain yang tersedia.
Saat dialog dengan masyarakat di halaman Kantor Pemerintahan Desa Sukamerta, Wakil Bupati menampung banyak aspirasi dan usulan masyarakat. Menurut Wakil Bupati, Pemkab Karawang akan memperlebar jembatan penghubung jalan utama Rawamerta-Tegalsawah yang semakin dipadati pengendara dan mengakibatkan kemacetan.
Adapun aspirasi atau usulan tentang pembangunan diutarakan langsung oleh Camat Rawamerta, Rochman. Menurutnya, sesuai hasil musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Rawamerta, ada beberapa usulan, diantaranya, peningkatan jalan poros Desa Gembongsari, normalisasi saluran irigasi, pelebaran jalan Dusun Kawista, pembangunan sistem irigasi.
“Sekitar 80 persen wilayah Kecamatan Rawamerta adalah pertanian tanaman padi. Sehingga, masyarakat sangat membutuhkan infrastruktur jalan yang baik dan saluran irigasi yang memadai agar dapat mengairi areal persawahan,” kata Rochman.
Usulan lain disampaikan Omat iskandar, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMAN 1 Rawamerta. Menurutnya, jembatan di depan SMAN 1 Rawamerta sedang dikerjakan. Saat ini baru sekitar 80 persen, diharapkan pembangunan jembatan tersebut dapat dituntaskan. Selain itu, ia juga mengusulkan pembangunan Masjid Al Barokah yang saat ini masih terbengkalai.
“Murid SMAN 1 Rawamerta ada 751 siswa, sementara masjid itu belum layak untuk ibadah, apalagi untuk shalat jumat,” kata Omat.
Omat juga berharap bantuan Pemkab Karawang untuk mengembangkan penanaman tanaman kurma. Sebab. SMAN 1 Rawamerta terpilih menjadi salah satu sekolah adiwiyata untuk penanaman kurma.
“Kami sudah memiliki bibit. Kami ingin ada bantuan dari Pemkab Karawang khususnya Dinas Pertanian, termasuk bimbingan penanaman,” katanya.
Hasan Godari, dari Komunitas Madrasah Diniyah, mengatakan, Pemkab Karawang jangan hanya memperhatik sarana dan prasarana sekolah dasar (SD) Negeri. Tetapi sekolah Madrasah Diniyah juga butuh perhatian. Saat ini, kondisi gedung sekolahnya sangat memprihatinkan.
“Jaman Pak Dadang S Muchtar menjadi Bupati Karawang, Madrasah Diniyah di Karawang dapat bantuan dari Pemkab Karawang. Setelah itu, sampai saat ini tidak ada lagi bantuan tersebut,” kata Hasan.
Diakuinya, sekolahnya saat ini memiliki siswa 120 orang. Setiap siswa dipungut biaya SPP sebesar Rp 20.000, kecuali lima orang siswa yang tidak mampu.
“Itupun setiap bulan tidak sedikit siswa yang tidak membayar. Tetapi, siswa tersebut tetap dapat melanjut pendidikannya,” jelasnya.
Usulan lain muncul dari Sukarma, pengelola Museum Rawa Gede. Dikatakan, jalan menuju monumen Rawa Gede sangat sempit, seharusnya sudah layak untuk diperlebar, karena banyak wisatawan, baik lokal maupun dari luar Karawang, bahkan dari luar negeri yang datang berkunjung.
Selain itu, banyak pengunjung dari luar daerah kebingungan untuk berkunjung ke Monumen Rawa Gede karena tidak ada rambu-rambu petunjuk jalan. Sedangkan, kondisi ruang museum berukuran 8 x 8 meter sudah bocor, mohon agar Pemkab Karawang dapat melakukan perbaikan.
“Kami juga mengusulkan agar Pemkab Karawang mewajibkan SMP dan SMA/SMK di Karawang memasukkan Monumen Rawa Gede ke dalam pelajaran IPS. Sehingga, masyarakat lebih memahami tentang Monumen Rawa Gede,” kata Sukarma.
Wakil Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh, SE, langsung menjawab semua usulan masyarakat tersebut. Menurut Wakil Bupati, tahun 2023 Pemkab Karawang akan merehab semua sekolah yang rusak.
Terkait permasalahan di dalam SMAN 1 Rawamerta, kata Wakil Bupati, merupakan tanggungjawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Namun, menyangkut soal jalan dan jembatan tanggungjawab Pemkab Karawang.
“Akan kita prioritaskan. Agar masyarakat Kecamatan Rawamerta, khususnya siswa SMAN 1 Rawamerta dapat menikmati manfaat pembangunan,” kata Wakil Bupati.
Terkait usulan dar Madrasah Diniyah, Wakil Bupati menyebut, Pemkab Karawang akan kesulitan untuk memberikan bantuan karena sekolah swasta dan menjadi tanggungjawab yayasan.
“Walaupun demikian, tetap akan kita pertimbangkan untuk memberikan bantuan,” katanya.
“Untuk perbaikian Monumen Rawa Gede, akan kita prioritaskan pada APBD Kabupaten Karawang tahun 2023 mendatang,” tambahnya.(ops/sir)