Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang Optimalkan Tambak 18.000 Ha untuk Budidaya Ikan Nila dan Udang Vaname

  • Whatsapp

Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat, serta untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Karawang, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang tengah mempersiapkan lahan air payau seluas 18.000 hektare untuk budidaya ikan nila, dan udang vaname dengan biaya non bugeter.

Demikian dikatakan PLT Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang, Abu Bukhori kepada spiritnews.co.id, di kantornya, Kamis (11/8/2022). Menurutnya, budidaya ikan nila dan udang vaname ini akan dilaksanakan di 9 kecamatan di wilayah utara Kabupaten Karawang. Yaitu, Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya, Pedes, Cilebar, Tempuran, Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan.

Bacaan Lainnya

“Dalam hal ini, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang hanya sebagai pembimbing, pengarah dan mengedukasi masyarakat. Sedangkan bibit, benih dan lahan milik masyarakat,” kata Abu.

“Bisa produksi atau panen dua ton per musim tanam. Artinya, dalam satu tahun bisa dua kali panen. Saat ini pasarnya sangat bagus, karena produksi ikan nila dari Jatiluhur tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar. Harga pasaran saat ini sebesar Rp 30.000 per kilogram,” katanya.

Diakuinya, saat ini Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang sudah memiliki Kampung Nila di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya dengan luas lahan 250 hektare.

“Hingga saat ini dikelolah sekitar 10 persen dari luas lahan 250 hektare. Per hektar bisa mencapai 6 ton sekali panen,” katanya.

Selain budidaya ikan nila, kata Abu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang juga sedang mengembangkan budibaya udang vaname di Kecamatan Pedes dan Cilebar dengan pola insentif di kasih makan dan dilengkapi dengan kincir air.

“Pemasaran udang vaname sangat bagus. Harganya mencapai Rp 100.000 per kilogram,” jelasnya.

Menurutnya, sekitar 100 ekor undang vaname bisa hidup dilahan seluas satu meter persegi dengan produksi per 1.000 meter persegi mencapai dua ton dengan pola intesif dikasih makan.

“Budidaya udang vaname ini harus di lahan tambak yang bersih. Agar produksinya maksimal,” ujarnya.

Kendati demikian, lanjut Abu, pihaknya dihadapkan dengan permasalahan kekurangan benih berkualitas, baik ikan nila maupun udang vaname. Akan tetapi, kedepan Kabupaten Karawang bisa menjadi daerah yang mampu menyediakan benih ikan nila yang berkualitas.

Sudah banyak pembenih bersertifikat di Karawang. Ada sekitar 50. Sebab, Dinas Kelautan dan Perikanan Karawang meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan (PSK) pelaku usaha perikanan baik yang perseorangan maupun kelompok.

Sedangkan, benih udang vaname masih dari luar Kabupaten Karawang, yaitu dari Kabupaten Banjar. Sebab, budidaya udang vanane ini masih dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.(ops/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait