Antisipasi Lonjakan Pengangguran Akibat Perubahan Iklim Industri, Pemkab Karawang Ciptakan Wirausaha melalui UMKM

  • Whatsapp

Kabupaten Karawang, spiritnews.co.id – Untuk mengantisipasi melonjaknya angka pengangguran, khususnya usia tidak produktif akibat perubahaniklim industri dari padat karya menjadi padat modal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang berupaya mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menciptakan wirausaha.

“Kabupaten Karawang merupakan daerah industri terbesar di Asia Tenggara. Karawang adalah kota industri dan daerah pertanian. Tetapi tidak menutup kemungkinan angka pengangguran melonjak akibat perubahan industri. Dulu di Karawang banyak perusahaan padat karya, sekarang berubah menjadi perusahaan padat modal. Sehingga banyak masyarakat yang tidak produktif,” kata Wakil Bupati Karawang, H. Aep Syaefuloh, disela kegiatan Pengukuhan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Dengan Industri (FKLPI) Daerah Kabupaten Karawang, di Karawang, Kamis (13/10/2022).

Bacaan Lainnya

Selain berupaya untuk menciptakan enterpreneur atau wirausaha melalui UMKM, kata Wakil Bupati, di Kabupaten Karawang juga banyak Balai Latihan Kerja (BLK), salah satunya FKPLI yang baru dikukuhkan.

“FKLPI dan BLK lainnya memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan pelatihan kerja untuk menghadapi pasar kerja,” katanya.

Menurutnya, FKLPI ini merupakan upaya pemerintah dan pihak industri untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki skill dan kemampuan dan siap bersaing dalam bursa kerja.

“Tujuan utama pembentukan FKLPI ini adalah untuk menyelaraskan dan mensinergikan lembaga pelatihan untuk pemberdayaan lulusan BLK dalam hal penempatan kerja maupun wirausaha,” jelasnya.

Dengan adanya FKLPI ini, diharapkan mempermudah para pencari kerja di Karawang. Sebelumnya, Pemkab Karawang telah berupaya membuat aplikasi InfoLoker untuk membantu para pencari kerja agar tidak masuk melalui calo.

“Industri dan BLK harus serasi dalam mengadakan pelatihan dan menyiapkan SDM yang berkualitas,” tegasnya.

Direktur Bina Kelembagaan Pelatihan Vokasi Kementerian Ketenagakerjaan, Agung Nur Rohmad, mengatakan, dibentuknya FKLPI ini upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.

“Peserta lulusan pelatihan yang telah sesuai dengan kebutuhan industri akan mudah terserap,” kata Agung.

Diakuinya, ada beberapa tantangan yang dihadapi pasar kerja karena kemajuan teknologi. Yaitu, bonus demografi yang dalam hal ini perlu pembekalan dengan keterampilan dan kompetensi terhadap pencari kerja agar bonus demografi itu benar-benar menjadi bonus.

“Tantangan lainnya adalah adanya revolusi industri. Dengan adanya revolusi industri ini akan ada beberapa sektor yang kehilangan pekerjaan,” jelasnya.

Untuk itu, Kementerian Ketenagakerjaan membuat beberapa upaya, yaitu, transformasi BLK atau pelatihan untuk merespon cepat perubahan industri dengan program pelatihan sesuai kondisi pasar kerja. Revitalisasi sarana prasarana pelatihan kerja sesuai inovasi latihan kerja.

Rekolaborasi dan kerjasama lembaga pelatihan dengan dunia usaha dan industri. Penyusunan program pelatihan sesuai kebutuhan industri. Branding lembaga pelatihan yang dapat dipercaya masyarakat.

“Harus bisa memberikan manfaat bagi pasar kerja. Dan kualitas ditingkatkan. Menyiapkan orang menjadi wirausaha, seperti pelatihan menjahit di BLK,” ungkapnya.(ops/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait