Kabupaten Bondowoso, spiritnews.co.id – Nihayatul Wafiroh, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, meminta Kemenkes dan instansi terkait agar segera meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Ia juga mendesak Kemenkes menyediakan alat TCM dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Tamanan.
“Puskesmas ini kan layanan primer kesehatan, yang menjadi tujuan pertama warga untuk mendapat pelayanan kesehatan. Karena itu, harus memadai fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) -nya. Saya minta Kemenkes segera menyediakan alat-alat yang memadai serta memastikan Nakes bisa bekerja maksimal untuk melayani masyarakat,” kata Nihayahtul, saat kunjungan kerja di Puskesmas Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Jumat (14/10/2022).
Anggota DPR RI F-PKB ini menyatakan bahwa peningkatan kualitas kesehatan di Puskesmas harus menjadi prioritas pemerintah. Karena kesehatan merupakan hak dasar warga yang harus dipenuhi pemerintah, disamping keamanan dan pendidikan.
Nihayatul Wafiroh, anggota DPR RI dari Dapil Jatim III ini menyatakan hal tersebut setelah berkunjung langsung ke Puskesmas Tamanan. Dalam kunjungan tersebut, ia meninjau secara langsung Faskes di Puskesmas dan bertemu dengan kepala serta Nakes di sana.
“Tadi, saya melihat Nakes sangat sibuk dengan administrasi. Mereka begitu sibuk dengan laporan dan sertfikasi, yang konsentrasi ke pelayanan malah minim. Padahal Puskesmas kan tujuan utama untuk preventing dan promoting kesehatan. Sedangkan untuk alat yang sangat dibutuhkan itu TCM. Itu tadi penjelasan kepala Puskesmas,” katanya.
Sementara itu, saat dengar pendapat dengan para Nakes, Ratna Sari Dewi, selaku Kepala Puskesmas Tamanan, mengatakan, Puskesmas Tamanan sangat membutuhkan TCM. Karena alat ini dibutuhkan untuk diagnosa. Kalau tidak punya, harus ke tempat lain dan itu yang menjadi faktor terlambatnya penanganan pasien.
Diakuinya, Program Revitalisasi Puskesmas pada 2023 yang direncanakan Kemenkes harus dapat dilaksanakan dan dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat. Salah satu yang ia soroti adalah terkait masih tingginya angka stunting di Bondowoso.
Nihayatul Wafiroh menjelaskan bahwa Bondowoso masih sangat tinggi angka stuntin-nya yaitu 37 %, diatas angka rata-rata stunting nasional yaitu 24%. Tertinggi ketiga se-Jawa Timur.
Menurutnya, salah satu cara mengatasi stunting adalah mencegah pernikahan usia dini. Karena pernikahan dini seringkali menyebabkan anak kekurangan gizi, dan orang tua juga belum cukup siap berumah tangga.
“Puskesmas berperan penting untuk mensosialisasikan hal tersebut. Sekali lagi, pemerintah harus segera menindaklanjuti temuan-temuan ini. Masyarakat harus sehat dan kewajiban pemerintah adalah menyediakan serta memberikan fasilitas dan SDM yang memadai untuk itu,” ungkapnya.(rls/red/sir)