Begini Curhatan Komum PCB kepada Raja Aibon Kogila, Wanita-wanita Papua Diperkosa OPM

  • Whatsapp

Kabupaten Intan Jaya, spiritnews.co.id – Raja Aibon Kogila atau Komandan Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider (YPR) 305/Tengkorak, Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad), Letnan Kolonel Inf Ardiansyah mendapatkan fakta mengerikan tentang kebiadaban kelompok teroris separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Papua.

Pada Senin (1/11/2022), saat memberikan bantuan duka kepada Bertus, tokoh pemuda Galungggama, Raja Aibon Kogila, mendapatkan kabar dari Aulia, seorang pemuda cerdas binaan dari Kapten Inf Puji alias Bos Mamba.

Bacaan Lainnya

Aulia mengatakan Komandan Umum Pemuda Cartenz Bersatu (PCB) Kabupaten Intan Jaya, Soter Selegani mau ngajak Raja Aibon Kogila dan prajurit TNI Satgas Organik YPR 305/Tengkorak, untuk ngobrol bareng. Soter Selegani mau ketemu karena mereka mendengar dan merasakan banyak perubahan yang terjadi setelah Pasukan 305/Tengkorak Kostrad masuk ke Intan Jaya. Terutama di Distrik Sugapa, wilayah yang selama ini sangat mencekam dan rawan gangguan keamanan oleh teroris OPM. Intinya si Komum PCB mau curhat sama Raja Aibon Kogila.

Raja Aibon Kogila dan para ksatria 305/Tengkorak pun bergegas untuk menyiapkan jamuan untuk menyambut kedatangan Soter Selegani  di Ksatriaan Raja Aibon Kogila. Meja dirapihkan, cemilan dan minuman ringan dihidangkan. Tibalah waktu, Soter Selegani datang bersama rombongan dan langsung disambut Raja Aibon Kogil, Bos Mamba dan para perwira Pasukan 305/Tengkorak.

Untuk diketahui, Soter berasal dari Kampung Waitapa dan menjabat Ketua PCB. Sedangkan rekan-rekannya berasal dari berbagai kampung yang selama ini menjadi jalur klasik para kelompok teroris separatis bersenjata dan pergerakan pindah dari Hitadipa menuju Enarotali. Seperti Kampung Kumbalagupa, Jalai, Pesiga dan Puyagiya.

Setelah berkenalan dan bincang-bincang hangat akhirnya Soter mengungkap cerita memilukan yang selama ini dialami warga Kabupaten Intan Jaya akibat perbuatan-perbuatan biadab teroris OPM.

“Kalau TPN-OPM itu, mereka tidak ada jam-jam kalau di kampung, 20 atau 30 menit saja. Kami tidak ada bicara dengan mereka. Mereka musuh. Mereka suka bunuh babi masyarakat, juga perkosa maitua (istri) orang. Mereka biasa datang bawa besi (senjata api) satu atau dua saja, orang dua puluh. Masyarakat takut dengan mereka. Masyarakat tidak boleh dekat-dekat aparat. Kalau dekat aparat, mereka bilang mata-mata,” kata Soter Selegani.

Setelah itu, Soter menyampaikan bahwa yang dibutuhkan oleh mereka adalah pekerjaan. Apapun pekerjaan yang diberikan, mereka akan mengerjakan, seperti mencari kayu bakar, membuka lahan ataupun membabat rumput. Mereka juga berharap agar dapat dilibatkan sebagai pekerja dalam perbaikan jalan, pengaspalan, perbaikan kantor.

Apapun pekerjaannya, mereka siap mengerjakannya demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka juga menyampaikan bahwa tidak mau menerima uang secara cuma-cuma, tetapi bekerja terlebih dahulu, baru menerima bayaran.

Cukup banyak keluh kesah dan cerita dari Soter dan teman-temannya. Dari sekilas cerita tentang kehidupan di kampungnya, tekanan dan ancaman dari teroris OPM, sampai pada harapan mereka akan hadirnya para pejabat pemerintah daerah di tengah-tengah mereka. Raja Aibon menyimak cerita Soter sebagai pembicara PCB dengan seksama, demi membuat keputusan berikutnya.

“Begini saja, nanti setiap minggu, Bapa-Bapa kumpul kayu. Setiap hari Jum’at, nanti anggota ambil. Bapa dapat uang. Jadi, Bapa-Bapa saya kasi kerja, setiap Jum’at Bapa-Bapa dapat uang. Bagaimana ?” kata Raja Aibon melempar pertanyaan yang kemudian disetujui oleh Soter dan teman-temannya.

Akhirnya waktu berpisah tiba, sebelum Soter Cs pamit, Raja Aibon Kogila menyampaikan beberapa pesan kepada rombongan PCB untuk disiarkan kepada masyarakat.

“Sampaikan kepada masyarakat, tidak ada takut-takut lagi dengan kita. Kita semua teman. Juga jangan takut sama mereka. Kasih tahu saya kalau mereka ada ganggu-ganggu masyarakat. Nanti saya akan datang ke kampung-kampung. Bilang masyarakat jangan takut. Kalau ada kenal OPM yang mau kembali ke masyarakat, ajak saja ketemu Raja Aibon, atau Raja Aibon nanti yang akan datang. Aman, tidak akan diapa-apakan. Tapi harus benar-benar kembali ke masyarakat. Bisa putar kopi kita sama-sama. Daripada hidup susah, makan ubi tiap hari, bunuh babi masyarakat untuk makan, lebih baik hidup tenang, kembali dengan masyarakat,” kata Raja Aibon Kogila.

Soter dan rekan-rekannya kemudian pamit, karena harus kembali ke kampung masing-masing. Sebelumnya, Soter membagikan secara adil uang yang diberikan Raja Aibon Kogila untuk membeli beras, minyak dan gula kopi kepada seluruh temannya.

Tidak lupa disisihkan sebagian untuk menambah Kas PCB yang dipegang oleh Aulia. Berulang kali ucapan terima kasih keluar dari mulut Soter dan teman-temannya sebelum meninggalkan Posramil Mamba.(rls/red/305/Tengkorak)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait