Keakraban Bersama Masyarakat saat Pasukan 305/Tengkorak Memasuki Basis Teroris OPM di Intan Jaya

  • Whatsapp

Kabupaten Intan Jaya, spiritnews.co.id – Dulu, Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tanah Putih atau lebih dikenal dengan sebutan Gereja Tanah Putih, Kabupaten Intan Jaya, Papua, menjadi sasaran serangan kelompok teroris separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Papua.

Kini, suasana itu berubah total setelah pasukan Satuan Tugas Organik Papua, Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (Kostrad), dibawah pimpinan Letnan Kolonel Inf Ardiansyah atau yang akrab disapa Raja Aibon Kogila, memasuki wilayah itu.

Bacaan Lainnya

Pada Minggu, (30/10/2022) lalu, dibawah komando Letnan Satu Inf Imam Sembiring bersama Kapten Inf Suryo, prajurit Kostrad 305/Tengkorak, berangkat dari Posramil Mamba menuju Gereja Tanah Putih. Mereka memanfaatkan momen berkumpulnya masyarakat di gereja untuk beribadah.

Pada saat itu, Pasukan TNI Angkatan Darat ini memperkenalkan diri sekaligus bersosialisasi. Raja Aibon Kogila juga mengutus Bapa Pater alias Letnan Dua Inf Syaefulloh dan tim kesehatan. Raja Aibon Kogila selalu menekankan ke para komandan pos, untuk selalu memberikan pelayanan kesehatan dan membawa buah tangan, ketika datang ke kampung-kampung.

“Bapa Pater toh,” kata seorang Mama berbaju merah ketika berjumpa dengan Letda Syaefulloh di halaman gereja. Anak-anak yang sedang bermain bola di halaman Gereja Tanah Putih sepertinya tidak asing lagi dengan wajah Tengkorak Warriors. Bapa Pater langsung diserbu, bukan hanya oleh anak-anak, orang dewasa juga ikut-ikutan.

Mereka saling berebut dan menjadi tontonan sehari-hari ketika Bapa Pater membagikan gula-gula. Padahal mereka sudah diminta untuk antre agar semua kebagian.

Dokter bersama tim kesehatan yang menggelar perabotannya di depan gereja langsung dikerumuni jemaat yang selesai beribadah. Secara bergantian, bahkan terlihat saling berebut untuk didahulukan, Mama-mama dan anak-anak merapat mengelilingi Dokter Pane dan Serda Luthfi sang mantri.

“Ini dia bilang sakit kepala,” kata Bapak Gembala Obet Bau Bau, menjelaskan kata-kata Mama-mama yang berbicara dalam bahasa Moni kepada dokter militer.

Tim kesehatan dengan sabar melayani Mama-mama, Bapa-Bapa dan anak-anak yang meminta diobati. Terlihat, masyarakat sangat membutuhkan pelayanan kesehatan. Mungkin karena mereka tidak tahu harus kemana perginya atau mungkin karena tidak pernah ada Tentara yang datang, mendekat ke mereka untuk secara tulus dan gratis melayani mereka berobat.

Terlihat banget masyarakat sangat membutuhkan pelayanan kesehatan. Mungkin karena mereka tidak tahu harus ke mana perginya atau mungkin karena tidak pernah ada tentara yang datang, mendekat ke mereka untuk secara tulus dan gratis melayani mereka berobat.

“Itu hanya mungkin. Kenyataannya, kami tidak tahu, karena kami baru beberapa minggu berada di Intan Jaya, prajurit juga baru bertemu dengan mereka, dalam kondisi ramai seperti ini di Gereja Tanah Putih,” kata Raja Aibon Kogila.

Baru kali pertama didatangi, cepat sekali terlihat keakraban tercipta antara masyarakat para prajurit Kostrad. Bahkan, Kepala Suku Gembala Obet Baubau dan Gembala Ananike Sondeg, Urbanus Sani  tampak sangat senang. Dia tak lepas-lepasnya melayangkan senyuman sebagai bentuk rasa nyaman.

Setelah beramah tamah, di hadapan para tokoh Tanah Putih, Lettu Imam dan Suryo juga menyampaikan rencana prajurit Kostrad untuk membantu masyarakat. Kepala Suku Urbanus Sani kemudian memberikan penjelasan kepada masyarakat. Kepala Suku menyampaikan bahwa keberadaan prajurit TNI di Intan Jaya, khususnya di Kampung Tanah Putih dalam rangka membantu dan melayani masyarakat.

“Bapak-bapak ini (Pasukan Tengkorak-red), dia mau bantu kita, tempat air, WC sama lampu. Jadi, Bapak-Bapak ini, mau bantu kita. Dengan voli, dengan sepak bola, mau kasih kita. Jadi, Bapak-Bapak turun, nanti kasih kita. Nanti kita terapkan di sini, di lapangan, di Gereja Tanah Putih,” kata Kepala Suku kepada masyarakat.

“Jadi, kita terima kasih, terima kasih banyak Bapak-bapak. Terima kasih banyak, Amakanie. 305, terima kasih banyak, Tuhan Memberkati.” ujar Kepala Suku diikuti oleh para tokoh adat dan agama yang sedang berkumpul. Perlu diketahui, sebelumnya lingkungan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Tanah Putih kerap dijadikan sebagai basis sementara bagi anggota kelompok teroris OPM Papua untuk berkumpul.

Salah satunya ketika terjadi penyerangan dan penembakan ke pos-pos aparat keamanan di Intan Jaya pada Agustus 2022 lalu. Sebelum penyerangan terjadi, kelompok bersenjata berkumpul di halaman gereja untuk menghimpun kekuatan dan mengatur siasat penyerangan. Dan setelah penyerangan terjadi mereka kembali kumpul di gereja itu.(rls/red/305/Tengkorak)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait