Kabupaten Intan Jaya, spiritnews.co.id – Gembong teroris Papua ternyata tidak menyukai kehadiran Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) untuk membangun kembali Kabupaten Intan Jaya, usai jadi kota mati akibat kekejaman kelompok bersenjata.
Menurut Komandan Satgas Organik Yonif Para Raider 305/Tengkrak, Letnan Kolonel (Letkol) Inf Ardiansyah, ada dua gembong teroris bersenjata dari dua kelompok berbeda yang tak menyukai keberadaan Pasukan 305/Tengkorak. Yakni Undius Kogoya dan Daniel Kogoya.
Dikatakan, Undius Kogoya dan Daniel Kogoya merupakan dua gembong teroris yang tidak senang adanya pembangunan di Kabupaten Intan Jaya. Apalagi setelah banyak terjadi perubahan pada kehidupan masyarakat pasca datangnya Pasukan 305/Tengkorak di wilayah ini.
“Dua kelompok ini justru tidak senang dengan adanya pembangunan. Setiap ada pekerja, selalu dijadikan sasaran tembak selain pasukan TNI-Polri yang dijadikan sebagai sasaran utama,” kata Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila dalam siaran tertulisannya, Senin (21/11/2022).
Dua kelompok ini dikenal paling kerok dan rusuh. Bahkan, Panglima Kodap TPNPB OPM, Sabinus Waker sampai menganggap Undinus dan Daniel sebagai kelompok teroris yang selalu membuat kekacauan di Kabupaten Intan Jaya.
Apalagi mereka ternyata bukan warga asli Kabupaten Intan Jaya. Sejak Pasukan 305/Tengkorak tiba pada September 2022, semua pergerakan prajurit TNI diamati oleh kelompok teroris ini. Tujuannya adalah mencari kelengahan untuk melakukan gangguan keamanan.
“Bukannya mudah bekerja dalam situasi daerah dimana Kelompok Separatis Teroris (KST) mengintip dari segala penjuru. Para gerombolan tanpa henti mencari kelengahan prajurit untuk memenuhi nafsunya, mengganggu stabilitas keamanan di Kabupaten Intan Jaya. Walaupun Sabinus Waker dan kelompoknya yang bermarkas di Ugimba telah menyatakan dukungannya terhadap pembangunan di Intan Jaya, tidak demikian dengan kelompok Undius Kogoya dan Daniel,” kata Raja Aibon Kogila.
Yang terbaru, kata Raja Aibon Kogila, berdasarkan informasi dari Satgas Intelijen TNI, bahwa kelompok Undius dan Daniel sedang merencanakan penyerangan terhadap pos-pos aparat keamanan yang ada di Intan Jaya. Selain itu, mereka juga berencana mengganggu tukang ojek dan para pemilik kios.
Namun, Raja Aibon Kogila pasukannya tidak tinggal diam, apalagi cuma menanti kedatangan para teroris itu. Di tengah situasi yang mulai tegang ini, Pasukan Tengkorak disiagakan untuk menggagalkan rencana itu. Tanpa rasa takut sedikitpun Pasukan Tengkorak bergerak melakukan pengintaian dan patroli keamanan.
“Hal inilah yang membuat para prajurit Kostrad berusaha menghambat, agar para KST tidak masuk kota, demi tetap terselenggara dan lancarnya roda perekonomian di Intan Jaya. Bukan hanya dalam gelap dan di hutan-hutan, para Ksatria Tengkorak juga berpatroli di pagi, siang dan sore hari, di sepanjang jalan di kota Sugapa demi meyakinkan masyarakat, bahwa kehadiran prajurit TNI benar-benar untuk memberikan rasa aman kepada mereka,” katanya.
Dalam situasi ini, Pasukan 305/Tengkorak sangat beruntung, karena mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Intan Jaya. Bahkan, masyarakat berjanji akan siap menghadapi kelompok teroris bersenjata jika mereka sampai berani-berani mengganggu prajurit TNI.
Masyarakat tergerak untuk berjuang bersama TNI melawan kelompok teroris karena mereka telah merasakan dan menikmati dengan sendiri buah jerih payah Pasukan Tengkorak dalam membangun kembali kehidupan Intan Jaya yang penuh damai.
Perlu diketahui, sejak tiba di Intan Jaya, pasukan yang berada di bawah kendali Brigade Infanteri Para Raider 17/Sakti Budi Bhakti, Divisi Infanteri 1/Kostrad, telah banyak membuat perubahan. Beberapa kampung yang tadinya mencekam, kini telah berhasil dibuat normal kembali. Roda perekonomian juga mulai bergerak setelah sempat mati suri. Masyarakat juga sudah dapat menjalankan ibadah keagamaan dengan tenang dan nyaman di bangunan gereja yang baru direnovasi.(rls/red/sir/305/Tengkorak)