Pendeta Yakob Ancam Penggal Kepala Teroris KST Papua yang Ganggu Pasukan 305/Tengkorak

  • Whatsapp

Kabupaten Intan Jaya, spiritnews.co.id – Rencana dua gembong kelompok teroris separatis bersenjata Papua, Undius Kogoya dan Daniel Kogoya untuk menyerang pos-pos aparat keamanan, TNI dan Polri di Kabupaten Intan Jaya, telah sampai ke pasukan Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.

Rencana penyerangan itu diterima Komandan Satgas Organik Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah dari Satgas Intelijen TNI yang bertugas di Papua.

Bacaan Lainnya

Terkait ancaman gangguan keamanan itu, Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila telah menyiagakan pasukannya untuk melakukan pengintaian dan patroli. Enggak cuma di wilayah kota saja, pengintaian dan patroli dilaksanakan Pasukan Tengkorak Kostrad hingga ke dalam hutan-hutan belantara di sekitar wilayah Kabupaten Intan Jaya.

“Hal inilah yang membuat para prajurit Kostrad berusaha menghambat, agar para KST tidak masuk kota, demi tetap terselenggara dan lancarnya roda perekonomian di Intan Jaya. Bukan hanya dalam gelap dan di hutan-hutan, para Ksatria Tengkorak juga berpatroli di pagi, siang dan sore hari, di sepanjang jalan di kota Sugapa demi meyakinkan masyarakat, bahwa kehadiran prajurit TNI benar-benar untuk memberikan rasa aman kepada mereka,” kata Letkol Inf Ardiansyah, Senin (21/11/2022).

Namun dalam situasi tegang saat ini, Pasukan Tengkorak Kostrad dipastikan tidak akan menghadapi serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) itu seorang diri. Karena masyarakat melalui tokoh-tokoh setempat telah menyatakan diri siap angkat senjata melindungi TNI dari kelompok perusuh itu.

Bahkan, tokoh agama Intan Jaya, Yakob Sondegau, seorang Gembala Gereja Bazemba mengeluarkan pernyataan mengerikan untuk para teroris OPM jika coba-coba menyerang prajurit TNI.

Pernyataan ini disampaikan Gembala Yosep kepada Letnan Satu Wira saat mendatangi Posramil J2, Satgas Yonif PR 305/Tengkorak.

“Bapak jangan ragu membangun gereja. Kita sudah bicara kepada masyarakat, kalau Bapak-bapak TNI sekarang baik. Kita sudah sepakat untuk jaga Bapak-bapak. Bapak Camat juga sudah bicara, jika ada yang ganggu TNI bangun gereja, maka harus kita bunuh, kita potong dia punya leher, kita serahkan ke keluarganya. Jangan TNI saja yang perang, kita juga berperang dengan panah. Nanti Bapak-Bapak bekerja, masyarakat akan jaga di kali. Kalau mereka datang, masyarakat usir. Yokatapa, Bazemba, Wandoga, itu keluarga besar. Kita sudah sepakat, ini mau Natal, tidak boleh ada ganggu-ganggu,” kata Gembala Yakob Sondegau.

Nah, Yakob Sondegau ini juga bukan orang sembarangan lho, selain sebagai Gembala Gereja Bazemba, ia juga ternyata keturunan dari Kepala Suku Besar mendiang Oktavianus Sondegau.

Perlu diketahui, saat ini Pasukan Tengkorak Kostrad sedang membangun Gereja Bazemba agar bisa digunakan masyarakat untuk beribadah dan merayakan Natal. Namun, menyusul adanya rencana penyerangan, pengerjaan gereja sempat ditunda karena prajurit harus siaga untuk mengantisipasi gangguan keamanan.

Kelompok teroris pimpinan Undius dan Daniel berencana menyerang pos aparat di Intan Jaya karena mereka tak suka prajurit TNI membangun kembali kehidupan di Intan Jaya pasca sempat mati suri akibat gangguan-gangguan keamanan yang sebelumnya intens terjadi. Sejak Pasukan 305/Tengkorak Kostrad TNI masuk ke Intan Jaya pada September 2022, memang aktivitas kehidupan masyarakat di sebagian besar wilayah di Intan Jaya berhasil dinormalkan kembali.

Kehadiran Pasukan Tengkorak dengan berbagai program teritorial yang dilaksanakan telah menumbuhkan rasa cinta masyarakat Intan Jaya pada TNI. Bahkan, Subinus Waker, Panglima Kodap TPNPB OPM mendukung penuh upaya Letkol Inf Ardi dan Pasukan Tengkorak dalam membangun kembali Intan Jaya. Namun, beda halnya dengan kelompok KST pimpinan Undius dan Daniel. Walau mereka bukan orang asli Intan Jaya, tapi mereka sangat tidak suka siapa pun membangun Intan Jaya. Karena itulah sejak dulu mereka aktif bergerak melakukan serangan-serangan bersenjata ke aparat dan juga masyarakat.(rls/red/sir/305/Tengkorak)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait