PMM di SDN Gading Kulon I, Mahasiswa UMM Sosialisasi Bullying

  • Whatsapp

Kabupaten Malang, spiritnews.co.id – Saat melaksanakan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 21, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) edukasi bullying kepada siswa – siswi SDN Gading Kulon I, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Tengah.

Firdha Dwi Rahma, salah seorang anggota Kelompok 21, mengatakan, sosialisasi pembelajaran dan edukasi bullying bagi pelajar SDN Gading Kulon I ini merupakan salah satu materi PMM yang dilaksanakan setiap hari Senin – Sabtu selama 3 minggu, atau 6 pertemuan dalam 1 minggu.

Bacaan Lainnya

“Pelajar yang menjadi peserta dalam proses pembelajaran ini mulai dari siswa kelas dua hingga kelas enam. Kehadiran kami disambut antusias oleh bapak ibu guru serta anak – anak SDN Gading Kulon I tersebut,“ kata Firdha dalam siaran tertulisnya yang diterima redaksi spiritnews.co.id, Rabu (30/11/2022).

Selain itu, kata Firdha, ia dan teman-temannya memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak-anak, termasuk perlindungan anak dari kasus bullying.

“Kami sangat prihatin atas kasus bullying yang terjadi di Indonesia belum juga menurun, karena kasus bullying yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan,” katanya.

Diakuinya,  hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 menyebutkan, hampir setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying. Meski hanya bullying verbal dan psikologis (mental). Kasus-kasus senior menggencet junior terus bermunculan.

Statistik kasus pengaduan anak di sektor pendidikan pada Januari 2011 terdapat 61 kasus, tahun 2012 terdapat 130 kasus, tahun 2013 terdapat 91 kasus, dan tahun 2014 terdapat 87 kasus.

“Untuk itu, sangat perlu memberikan edukasi, sosialisasi terhadap anak – anak. Dengan melakukan sosialisasi pemaparan materi,memberikan penerapan contoh – contoh perilaku yang baik kepada anak – anak harapan kita anak bisa meniru hal yang baik dan menjauhi hal yang tidak baik untuk mencegah terjadinya perundungan atau bullying,” ujarnya.

Dalam hal ini, para mahaiswa ingin meningkatkan semangat belajar dan kemampuan bersosialisasi bagi anak-anak. Sebab, masa depan anak masih panjang, dan supaya tidak ada hambatan untuk meraih masa depan yang diinginkan.

“Pendidikan merupakan alat bagi mereka untuk menggapai berbagai mimpi. Oleh karena itu singkirkan apa yang menjadi penghambat untuk meraihnya dan masa depan ada ditangan mereka sendiri,” ungkapnya.(rls/red/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait