Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Dengan menggunakan motor listrik, Bupati Subang H. Ruhimat, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, hadiri pengisian awal waduk (Impounding) Bendungan Sadawarna Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis, (1/12/2022). Motor listrik ini merupakan kendaraan operasional di Bendungan Sadawarna.
Kepala BBWS Citarum, Ir. Bastari, M.Eng, mengatakan, Bendungan Sadawarna memiliki kapasitas tampungan air sebesar 70,98 juta Meter Kubik dengan luas genangan 498,43 hektare dan tinggi bendungan 40 meter.
Bendungan Sadawarna memiliki manfaat untuk irigasi area pesawahan seluas 4.284 hektare, air baku 1,2 meter kubik/detik, PLTMH 2 MW, reduksi banjir 11,74 juta meter kubik, dan pemeliharaan sungai sebesar 2,01 meter kubik/detik.
“Bendungan Sadawarna merupakan salah satu proyek nasional yang dibangun sejak tahun 2018. Dan akan memenuhi kebutuhan air di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Subang, Sumedang dan Indramayu,” kata Bastari.
Ia berterimakasih kepada semua pihak yang turut membantu pembangunan dan pelepasan lahan untuk keperluan Bendungan Sadawarna. Harapannya, Bendungan Sadawarna mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat di 3 kabupaten.
“Semoga bermanfaat bagi ketahanan pangan, kebutuhan air dan mengendalikan banjir, khususnya untuk wilayah Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu. Semoga segala kerja dan usaha yang kita lakukan diridhoi oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan menjadi amal ibadah bagi kita semua,” katanya.
Bupati Subang H. Ruhimat yang akrab disapa Kang Jimat, mengatakan, Bendungan Sadawarna akan memberikan optimisme bagi masyarakat Kabupaten Subang, Sumedang dan Indramayu untuk mampu memberikan manfaat seperti untuk kebutuhan air baku dan mengatasi banjir yang sering terjadi di sekitar Subang Utara.
“Di musim hujan, sungai ini meluap dan menyebabkan banjir di wilayah Pamanukan dan sebagainya. Dengan selesainya Bendungan Sadawarna ini baik untuk kebutuhan air baku maupun untuk sedikit banyak mampu mengatasi terkait banjir sehingga kami ceria dengan hadirnya bendungan ini,” kata Kang Jimat.
Kang Jimat pun mengapresiasi pembangunan Bendungan Sadawarna yang dilakukan dengan profesionalisme, sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para pekerja.
“Sekalipun demikian megahnya bangunan, kami tidak mendengar ada hal-hal yang tidak diinginkan terkait pelaksanaan pembangunan, karena ini semua tentunya dilakukan dengan SOP dan profesionalisme yang tentunya ditaati,” jelasnya.
Selain itu, Kang Jimat pun menyadari adanya berbagai potensi yang bisa dihasilkan Bendungan Sadawarna. Ia meminta dukungan dari Wakil Gubernur Jawa Barat dalam kepengurusan potensi tersebut bisa melalui BUMD Subang untuk seutuhnya kemaslahatan rakyat melalui peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
“Tentunya efek dampak dari bendungan ini digunakan untuk beberapa kabupaten wabil khusus kebutuhan sumber daya air (SDA) baku maupun. Apa itu banjir, tapi nampaknya ini masih ada potensi-potensi lain, seperti PLTA kemudian pula mungkin PLTS, mudah-mudahan Pak wabup bisa mendorongnya supaya BUMD kami bisa ikut serta mengelola. Pak Wagub mohon support-nya untuk pengelolaan PLTS maupun PLTA bisa dikelola oleh BUMD,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan, Jawa Barat merupakan wilayah dengan curah hujan yang tinggi, sehingga memiliki potensi di bidang air. Untuk itu, insfratruktur bendungan sangat dibutuhkan untuk memberikan manfaat dari potensi tersebut.
“Jawa Barat memang memiliki curah hujan yang tinggi, sumber airnya banyak, maka wajar di Jawa Barat banyak sungai, wajar di Jawa Barat pertanian nya hebat, ini akan bermanfaat jika ditunjang pembangunan sebuah bendungan,” kata Uu.
Bendungan Sadawarna, mampu memberikan multi manfaat dan efek domino, baik bagi pertanian hingga ke pariwisata. Jadi tidak tertutup kemungkinan, sawah-sawah yang dulu tadah hujan dan hanya satu kali panen, sekarang dengan adanya Bendungan Sadawarna ini bisa seperti Kabupaten Cirebon tiga kali per tahun.
“Dengan dibangunnya Bendungan Sadawarna ini, akan memiliki multi manfaat dan efek domino yang sangat luar biasa. Disamping pertanian, juga nanti ada parawisatanya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Uu.
Ditegaskan, pembangunan Bendungan Sadawarna harus dilanjutkan dengan pembangunan irigasi yang mampu mendukung adanya Bendungan Sadawarna.
“Harus dilanjutkan dengan pembangunan irigasi-irigasi skala kecil di persawahan sesuai dengan tingkatannya, dan tidak menutup kemungkinan kami Pemprov Jawa Barat pun bisa membantu membangun irigasi supaya air bisa mengalir ke sawah-sawah yang dibutuhkan,” tegasnya.
Dijelaskan, Bendungan Sadawarna memiliki wawasan lingkungan, karena bermanfaat untuk lingkungan, yaitu seperti untuk menampung air ketika hujan lebat sehingga tidak mengakibatkan banjir dan menyimpan air ketika musim kemarau sehingga tidak kekeringan.
“Pembangunan bendungan ini jelas bukan hanya berwawasan lingkungan, tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan, air bisa ditahan saat hujan supaya tidak banjir, di saat kemarau masyarakat bisa terairi, karena sudah disimpan di sini. Artinya pembangunan ini sangat banyak bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh bupati di tiga kabupaten dan semua pihak untuk bersama-sama menjaga Bendungan Sadawarna, seperti tidak membuang sampah sembarangan hingga menanam pohon demi keasrian lingkungan.
“Mari kita sama-sama menjaga bendungan ini. Membangun itu berat, habis Rp 3 triliun dari APBN. Maka kita jaga dan pelihara, jangan buang sampah sembarangan kalau bisa mungkin nanti ditambah dengan menanam pohon di sekitarnya,” ucapnya.(red/sir)