Kerjasama dengan UGM Yogyakarta, BPIP Gelar Dialog Kebangsaan

  • Whatsapp

Yogyakarta, spiritnews.co.id – Dengan mengangkat tema “Semesta Berencana dalam Perencanaan Pembangunan Nasional di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan Haluan Pembinaan Ideologi Pancasila”, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar dialog kebangsaan bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada, Selasa, (21/12/2022).

Dialog kebangsaan dihadiri Kepala BPIP yang diwakili Direktur Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila, Irene Camelyn Sinaga, AP., M. Pd dan Rektor Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. Ova Emilia, M. Med, Ed., Sp. OG (K), Ph. D. di Auditorium Sukadji Ranu Wiharjo Gedung Magister Management UGM.

Bacaan Lainnya

Dihadiri para narasumber yang luar biasa di antaranya Dr. Andi Sandi Antonius TT, SH., LL.M. (Dosen Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada); Dr. Arie Sujito, S. Sos., M. Si. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Alumni Universitas Gajah Mada); Dr. Rieke Diah Pitaloka, M. Hum (Anggota Komisi VI DPR RI dan Anggota Pansus RUU Sisnas IPTEK); Dr. Sofyan Sjaf, S. PT., M. Si (Akademisi IPB, Penggagas Data Desa Presisi); Drs. Agus Wahyudi, M. Si., M. A., Ph. D. (Kepala Pusat Studi Pancasila Universitas Gajah Mada) dengan di moderatori oleh Diasma Sandi Swandaru, S.Sos.,M.A.

Drs. Agus Wahyudi, M. Si., M. A., Ph. D. sebagai pembuka dialog kebangsaan ini membahas Implementasi Nilai Pancasila “Semangat Kebangsaan Indonesia Rumah Kita”.

Menurut Agus Wahyudi, dalam pengimplementasian Pancasila dibutuhkan hal-hal kongkret yang ada dan dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.

“Mengimplementasikan Pancasila sebaiknya tidak terlalu abstrak karena Pancasila itu melekat dengan norma dan nilai dalam kehidupan bermasyarakat,” kata Agus Wahyudi.

Dr. Arie Sujito, S. Sos., M. Si. yang menyinggung mengenai Penguatan Pendidikan Karakter Bangsa melalui Pengamatan Nilai-Nilai Pancasila di Era Milenial.

“Dalam konteks mahasiswa milenial, jangan ada dikotomi antara aktivisme dan akademisi. Kampus harus menjadi wadah untuk hal tersebut terutama dalam mengawal adanya Pusat Studi Pancasila di Perguruan Tinggi. Karena Pusat Studi Pancasila merupakan arena pembentukan pengetahuan, debat, diskusi untuk memaknai Pancasila sehingga itu bisa menjadi energi baru dan akhirnya Pancasila tidak sekedar nama,” kata Arie.

Disisi lain Dr. Andi Sandi Antonius TT, SH., LL.M. membahas aktualisasi Pancasila sebagai landasan hukum dalam bernegara. Dalam mengaktualisasi Pancasila kata Andi, mulailah dari diri sendiri dengan melaksanakan dan memahami Pancasila sebagai prinsip dasar dalam kehidupan bernegara.

“Aktualisasi Pancasila dalam bernegara dapat dimulai dari diri sendiri dengan melaksanakan dan memahami Pancasila sebagai prinsip dasar dalam kehidupan bernegara. Selain itu, peraturan harus ditegakkan, Penegakan hukum tanpa memandang bulu, statfundamentalnorm dan musyawarah mufakat,” katanya.

Pandangan lain disampaikan Akademisi IPB, Penggagas Data Desa Presisi Dr. Sofyan Sjaf, S. PT., M. Si menyebut pemantapan nilai dan pemupukan amal perbuatan Pancasila sebagai modal utama bela negara.

“Aktualisasi dalam membela negara dapat dilakukan dengan memantapkan nilai dan memupuk amal perbuatan pancasila,” kata Sofyan.

Selanjutnya narasumber perempuan inspiratif pada dialog ini Ibu Dr. Rieke Diah Pitaloka, M. Hum yang juga merupakan anggota Komisi VI DPR RI dan Anggota Pansus RUU Sisnas IPTEK membahas Implementasi nilai-nilai Pancasila.

“Pancasila adalah ilmu amaliah mengamalkan ilmu ilmiah karena sebaiknya ilmu itu yang bermanfaat untuk orang lain. Terutama dalam mengentaskan kemiskinan dan kebodohan,” kata Rieke.

“Menjadi penting adalah bagaimana ilmu pengetahuan digunakan untuk merumuskan kebijakan penting di seluruh bidang kehidupan pola Pembangunan semesta berencana,” tambahnya.

Acara ini ditutup dengan makan Bersama para narasumber dan BPIP di lokasi acara. Dialog kebangsaan ini diharapkan mampu menjadi salah satu wadah untuk menggaungkan nilai-nilai Pancasila, sehigga pembahasan Pancasila di lingkungan akademis tidak lagi hanya Pancasila sebagai dasar negara. Lebih dari itu Pancasila merupakan nilai serta norma yang lekat dan dekat dengan kehidupan masyarakat juga merupakan pedoman dalam berkehidupan.(sur/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait