Perdagangan Bebas Impor Daging Sapi antara Indonesia – Australia Berujung Petaka

  • Whatsapp

DAGING SAPI merupakan komoditas pangan yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Permintaan daging sapi di Indonesia cukup tinggi sehingga daging sapi dapat dikategorikan sebagai kebutuhan pokok masyarakat.

Penulis : Nurul Farida

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang

Variasi harga daging sapi dari tahun ke tahun telah yang menjadi isu yang menarik dan menjadi permasalahan di Indonesia. Permintaan daging sapi di Indonesia akan melonjak khususnya pada hari-hari besar seperti hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Pada hari biasa pun permintaan daging sapi di Indonesia juga cukup besar sehingga permintaan daging sapi yang kian melonjak ini berkesinambungan dengan persediaan yang mengakibatkan fluktuasi harga yang besar di pasaran. Untuk menangani hal ini pemerintah Indonesia memilih jalan keluar untuk menambah persediaan daging sapi melalui impor daging sapi dari luar negara Indonesia.

Pemerintah Indonesia memilih kebijakan untuk impor daging sapi dengan tujuan agar para peternak lokal tidak merasa tertekan dengan permintaan daging sapi yang kian melonjak tiap harinya sehingga mereka dapat menjaga ternak sapi betinanya untuk berkembang biak dan tidak merasa terbebani oleh permintaan pasar.

Melalui hal ini diharapkan para peternak sapi lokal dapat meraup untung yang lebih besar. Sejalan dengan kebijakan impor daging sapi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia ternyata dalam perjalanannya telah menimbulkan permasalahan di mana keberadaan daging sapi impor yang ada di pasaran menyebabkan harga daging sapi lokal menjadi turun dan pendapatan peternak pun juga ikut turun.

Persaingan harga pasar inilah yang menjadikan pasar peternak lokal menjadi lesu. Indonesia merupakan negara importir daging sapi terbesar di Australia. Dari tahun ke tahun permintaan impor daging sapi Indonesia terhadap Australia semakin meningkat tajam. Dengan adanya situasi seperti ini kemudian muncul sebuah pertanyaan, Bagaimana nasib peternak sapi lokal di Indonesia ?

Perdagangan bebas impor daging sapi yang dilakukan oleh Indonesia dan Australia merupakan hasil dari globalisasi ekonomi yang mana globalisasi ekonomi berusaha membawa arus positif terhadap kemajuan ekonomi di suatu negara. Tetapi dalam perjalanannya globalisasi ekonomi juga dapat memberikan dampak negatif dalam perekonomian suatu negara.

Pertanyaan yang muncul kemudian membutuhkan Sebuah Jawaban dibalik adanya perdagangan bebas impor daging sapi antara Indonesia dan Australia. Keberadaan perdagangan bebas impor daging sapi antara Indonesia dan Australia dianggap telah membawa petaka yang besar bagi peternak lokal Indonesia.

Setiap tahunnya Indonesia telah melakukan impor daging sapi dari Australia sebanyak 500.000 ekor sapi. Hal ini diperkirakan sekitar 62% dari total ekspor sapi oleh Australia. Hal ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan daging yang tidak terpenuhi oleh peternak lokal di mana kebutuhan masyarakat akan konsumsi daging sapi meningkat sedangkan sumber pasokan daging sapi lokal oleh para peternak lokal sapi di Indonesia menurun.

Masalah kemudian muncul ketika kebijakan impor daging sapi yang bergantung pada kemampuan produksi dalam negeri itu sendiri. Apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi maka dapat dipenuhi dari komoditas impor.

Akibat adanya kebijakan pemerintah dalam mengimpor daging sapi dari Australia dan beberapa negara lain mengakibatkan ketidak mandirian dari peternak lokal. Hal ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi permasalahan impor daging sapi di Indonesia.

Di sisi lain para peternak sapi lokal di Indonesia merasakan dampaknya. Akibat dari meningkatnya jumlah impor daging sapi oleh Indonesia membawa berita buruk bagi para peternak sapi lokal. Pasalnya peternak lokal menjadi kurang diperhatikan oleh pemerintah.

Peran para peternak sapi lokal Indonesia dalam pasar dan produksi daging sapi mulai dikesampingkan. Hal ini kemudian berdampak kembali kepada harga jual daging sapi lokal yang menjadi cukup mahal. Alhasil dengan adanya harga daging sapi lokal yang Justru lebih mahal daripada daging sapi impor maka minat masyarakat pun menjadi anjlok.

Masyarakat jelas akan lebih memilih daging sapi impor Karena harganya yang jauh lebih murah daripada daging sapi lokal. Dengan adanya keadaan tersebut menjadikan pasar semakin lesu dan para peternak menjadi malas-malasan karena merasa keadaan pasarnya sudah tidak lagi stabil.

Untuk mengatasi hal ini terdapat solusi yang ditawarkan kepada pemerintah di mana pemerintah dapat melakukan pemberdayaan peternak lokal dan memberikan fasilitas serta dukungan yang pasti terhadap para peternak sapi lokal untuk menjadikan hewan ternaknya sebagai hewan ternak yang unggul dan diminati oleh masyarakat.

Setelah itu pemerintah Indonesia hendaknya sedikit demi sedikit mengurangi kegiatan impor daging secara besar-besaran dengan diimbangi oleh program kecukupan daging sapi untuk masyarakat. Dengan adanya hal tersebut maka Indonesia dapat menghambat dan mengurangi impor daging sapi dari Australia dan menstabilkan kembali pasar peternak sapi lokal di Indonesia.(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait