USAHA MIKRO Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 99% pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM. Meskipun UMKM berperan penting dalam perekonomian Indonesia, mengelola bisnis UMKM tidaklah mudah.
Penulis : Muchammad Ferry Verdian
Mahasiswa Akutansi Universitas Muhammadiyah Malang
Berdasarkan hasil studi yang dikemukakan oleh Forbes.com, terdapat 8 dari 10 pelaku usaha kecil yang gagal di tahun kedua. Dalam perkembangannya, UMKM sebagai sektor yang mampu menyerap tenaga kerja tentunya memiliki tantangan tersendiri.
Tantangan tersebut adalah masalah internal seperti pengelolaan keuangan sehingga sulit untuk berkembang dan bersaing dengan bisnis yang lebih besar. Pengelolaan keuangan yang baik sangat penting bagi UMKM. Karena menurutnya, pengelolaan keuangan yang buruk akan berdampak pada pembukuan dan membuat pemasukan atau pengeluaran menjadi membingungkan.
Disiplin Pencatatan Keuangan
Pencatatan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap usaha, namun UMKM yang masih didominasi oleh usaha mikro dan kecil seringkali mengabaikan hal tersebut.
Padahal sangat penting untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran bisnis setiap hari agar bisa terkontrol dengan baik. Setiap pelaku usaha setidaknya wajib mengetahui berapa biaya operasional usaha, berapa keuntungan yang diperoleh, dan berapa modal yang digunakan untuk usaha tersebut.
Dengan demikian, pemilik usaha juga dapat mengevaluasi kemampuan dan kapasitas usahanya sehingga dapat ditentukan rencana pengembangan usahanya berdasarkan data rekaman tersebut.
Memisahkan Keuangan Pribadi dan Keuangan Usaha
Dengan memisahkan catatan keuangan pribadi dan bisnis, pemilik dapat lebih mudah mengelola keuangan bisnisnya. Hal ini karena akurasi catatan keuangan bisnis dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja bisnis.
Arus kas yang bercampur antara keuangan pribadi dan usaha dapat mempersulit pelaku UMKM dalam menentukan biaya operasional usaha. Salah satu tips memisahkan catatan keuangan pribadi dan usaha adalah pemilik bisa “membayar” dirinya sendiri sehingga semua keperluan pribadi tercatat dari pos gaji.
Mengelola keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah bisnis. Semakin berkembang bisnis yang dijalankan, maka akan semakin rumit dalam mengatur keuangan bisnis tersebut.
Pondasi Bisnis yang Kuat dan Terlindungi
Ketika keuangan bisnis tercatat dengan baik dan keuntungan dapat diukur secara akurat, sisihkan sebagian laba ditahan untuk melindungi bisnis Anda dalam bentuk dana darurat dan asuransi.
Dana darurat adalah dana cadangan yang hanya dapat digunakan jika kita mengalami bencana, musibah, dan hal-hal lain di luar rencana yang dapat mengganggu kinerja dan operasional bisnis.
Sementara itu, asuransi merupakan pengalihan risiko agar bisnis Anda tidak mengeluarkan biaya besar jika terjadi hal-hal yang tidak terduga pada bisnis Anda.
Tetapkan Target dan Evaluasi Bisnis
Sebagai pelaku UMKM, kebutuhan pribadi dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan besaran gaji yang diterima dari suatu usaha dan target omset yang harus dicapai di masa mendatang.
Evaluasi bisnis secara berkala diperlukan untuk menganalisis apakah kegiatan operasional bisnis dinilai sudah sesuai atau perbaikan apa yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi bisnis.(*)