Pentingnya Audit Kas Perusahaaan dan Prosedurnya

  • Whatsapp

TELAH SERING ditemukan kasus salah audit pada perusahaan besar, hal ini tidak hanya disebabkan oleh salah hitung atau salah menginput data yang telah ada tetapi kesalahan audit ini juga dapat disebabkan oleh salahnya metode yang di gunakan ketika melakukan pengauditan suatu perusahaaan.

Penulis : Miko Fernandes

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Seperti berita yang telah saya baca tentang kasus auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) salah dalam melakukan pengauditan. Endar sebagai tim penasehat hukum menyebutkan kepada wartawan “Saya kira bukan salah jumlahnya, tapi karena metodenya keliru sehingga jadi over”.

Endar menilai tim BPKP tidak mencari informasi lebih yang berkaitan dengan harga bahan-bahan pembuatan blanko e-KPT yang sebenarnya dipasaran tetapi hanya menggunakan pendapat para ahli yang menilai wajar atau tidaknya harga yang ditawarkan konsorsium PNRI.

Pengertian Audit

Audit adalah suatu proses peninjauan ulang data-data yang konkrit di dalam sebuah laporan untuk memastikan keakuratannya. Data atau informasi yang ada di dalam sebuah laporan akan diperiksa secara mendetail dan dipastikan tidak ada data yang salah. Keseluruhan proses audit ini akan dilakukan oleh pihak yang berkompeten, objektif, serta netral, tidak memihak dan umumnya kamu kenal dengan sebutan auditor.

Pengertian kas atau cash dalam akuntansi adalah aktiva perusahaan yang berbentuk uang tunai dalam bentukuang kertas, uang logam, wesel, cek dan lainnya yang dipegang oleh perusahaan ataupun disimpan di bank dan dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kas meruapakan sebuah investasi yang dapat bersifat sangat liquid, liquid disini memiliki arti aset yang bisa diubah menjadi uang tunai tanpa mengurangi nilainya secara drastis dan signifikan.

Karena sifatnya yang liquid, kas menjadi salah satu aktiva lancar perusahaan yang sangat menarik dan cenderung mudah untuk diselewengkan juga disalahgunakan. Kas memiliki potensi kecurangan dan pencurian lebih besar dari aset lainnya karena kebanyakan aset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas.

Tujuan dari dilakukannya audit kas yaitu untuk meyakinkan pengguna laporan keuangan bahwa kas yang disajikan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan kondisi atau realita perusahaan dan laporan keuangan perusahaan tersebut sudah menyajikan informasi secara relevan dan handal.

Prosedur Pemeriksaan Kas

  1. Pahami dan evaluasi internal control atas kas dan setara kas serta transakasi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
  2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca (misal per 31-12-2021), atau kalau belum selesai, boleh per 31-10-2021 atau 30- 11-2021; penambahan mutasi akan diperiksa kemudian, apakah ada hal – hal yang unsual (di luar kebiasaan) atau tidak.
  3. Lakukan cash count (perhitungan fisik uang kas) per tanggal neraca, bisa juga sebelum atau sesudah tanggal neraca.
  4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname.
  5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
  6. Meminta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31-12- 2021), jika terpaksa, karena belum selesai yang Desember, dapat diminta per 30-11-2021.
  7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut.
  8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan.
  9. Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window dressing.
  10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan.
  11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa saldo tersebut apakah sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
  12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
  13. Buat kesimpulan di Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah kita menjalankan seluruh prosedur audit di atas.

(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait