Strategi untuk Meneliti Kualitas Audit Keuangan dalam Berbisnis

  • Whatsapp

BANYAK ORANG mengira bahwa akuntansi dan audit sama padahal nyatanya kedua hal ini sangatlah berbeda. Akuntansi sering disebut bahasa bisnis, dan sistem akuntansi memberikan informasi ekonomi dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan oleh manajer di dalam suatu organisasi dan oleh investor luar dan pemangku kepentingan lainnya.

Penulis : Muhammad Rafli Ragil Adi Putra

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Sebaliknya, audit memberikan jaminan independen kepada pengguna informasi akuntansi tentang kredibilitas informasi tersebut. Dari sini kita bisa lihat bahwa audit lebih mengarah kepada pengecekan laporan keuangan yang merupakan output dari suatu sistem akuntansi.

Audit ini sangat penting secara sosial karena meningkatkan kepercayaan yang dibutuhkan investor dan kreditor untuk dengan rela berinvestasi dan meminjamkan uang kepada suatu perusahaan, yang penting untuk pengembangan pasar keuangan dan pertumbuhan ekonomi.

Untuk menjadi seorang auditor diperlukan pemahaman yang mendalam tentang akuntansi. Akuntansi adalah sebuah teknologi, seperangkat praktik kalkulatif, yang mengukur aktivitas ekonomi suatu organisasi. Praktik akuntansi secara tradisional didefinisikan memiliki tiga sub bidang, akuntansi keuangan, manajerial dan perpajakan.

Nah, fokus kita pada kali ini adalah pada akuntansi keuangan yang merupakan sistem informasi akuntansi utama yang digunakan organisasi untuk mencatat aktivitas ekonominya dan menghasilkan empat laporan keuangan yaitu laporan laba rugi, neraca aset dan kewajiban akhir periode, arus kas serta catatan atas laporan keuangan atau seringkali disingkat CALK untuk periode tersebut.

Laporan keuangan yang diaudit diperlukan untuk investor seperti pemegang saham dan kreditur, serta untuk pemangku kepentingan lainnya dan badan pengawas peraturan.

Laporan keuangan mewakili asersi organisasi bahwa sistem akuntansinya sesuai dengan standar yang sesuai. Suatu organisasi menyatakan bahwa :

  1. Pengakuannya atas elemen akuntansi (pendapatan, pengeluaran, aset, kewajiban, ekuitas pemegang saham) adalah benar;
  2. Elemen akuntansi yang diakui dinilai dengan benar;
  3. Hasilnya dilaporkan dan diungkapkan dengan benar dalam laporan keuangan.

Ada dua hasil audit utama yang dapat diamati :

  1. Laporan keuangan klien yang diaudit, termasuk pendapatan yang diaudit laporan auditor atas laporan keuangan yang diaudit.
  2. Sebagian besar laporan audit adalah opini bersih standar dengan bahasa pelat ketel dimana auditor menyatakan laporan keuangan memberikan pandangan “benar dan adil”, yang merupakan pembicaraan auditor untuk kepatuhan dengan standar pelaporan keuangan.

Standar audit mengharuskan auditor untuk mengumpulkan bukti kredibel yang cukup untuk mendukung laporan audit, tetapi berapa banyak bukti yang cukup tidak diartikulasikan secara jelas dalam standar dan pada akhirnya merupakan penilaian subjektif dari setiap auditor.

Kritik terhadap laporan audit adalah penilaian lulus/gagal sederhana yang menggunakan bahasa standar dan menyampaikan informasi yang sangat sedikit. Menanggapi kritik ini, laporan audit sekarang diharuskan untuk memasukkan diskusi tentang apa yang disebut masalah audit kunci atau kritis, yang memberikan diskusi tentang area audit tersebut (dan laporan keuangan klien) yang sangat sulit bagi auditor untuk melakukannya.

Seperti disebutkan sebelumnya, sebagian besar masalah audit kritis yang diangkat oleh auditor terkait dengan akrual dan penyesuaian akrual klien. Lantas bagaimana sih cara kita untuk menentukan kualitas audit ? Perlu digarisbawahi terlebih dahulu audit sendiri tidak memiliki satupun ukuran kualitas audit secara spesifik namun disini kita saya akan menjelaskan cara untuk mengetahui seberapa baik kualitas audit tersebut.

  1. Institusi

Institusi penting karena menentukan tanggung jawab hukum auditor. Institusi mengatur auditor individu dan partner audit, dan menghukum pelanggaran melalui sanksi yang dikenakan regulator.

Regulator partner audit melakukan inspeksi (desk review) yang berfokus pada proses pengujian audit untuk sampel perikatan yang direview, dan penilaian yang lebih holistik terhadap prosedur pengendalian kualitas partner untuk memastikan partner memiliki budaya yang mendukung produksi audit berkualitas tinggi.

Institusi penting lainnya termasuk badan perizinan dan masyarakat profesional, dan sistem hukum yang menentukan kemampuan untuk menuntut auditor atas kelalaian dan penipuan. Penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk menuntut auditor adalah mekanisme kelembagaan yang kuat yang mendorong audit berkualitas tinggi.

  1. Standar Audit

Standar audit menyiratkan bahwa audit adalah homogen dan kualitas yang dapat diterima jika dilakukan sesuai dengan standar audit di masing-masing negara. Nah untuk di Indonesia sendiri menerapkan standar audit dalam Generally Accepted Auditing Standard (GAAS).

Disana terdapat 10 standar audit yang menjadi pedoman auditor dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan yang dikelompokkan dalam 3 standar, yaitu standar umum (general standards), standar pekerjaan lapangan (standards of field work) dan standar pelaporan (standards of reporting).

Standar audit menyiratkan pandangan kualitas biner. Kegagalan audit terjadi ketika ada kegagalan untuk menerapkan standar audit dengan benar, jika tidak, audit memenuhi standar yang disyaratkan. Ini adalah cara perusahaan audit dan badan pengawas sering mendefinisikan kualitas audit dan kegagalan audit.

  1. Kerangka Kerja Audit

Gagasan “berjalan kecil” dalam penelitian audit mengakui bahwa tidak ada satu pun ukuran kualitas audit. Tidak ada Cawan Suci kualitas audit. Sebaliknya, kualitas audit memiliki banyak segi dan dapat dipahami dengan baik dengan memecahnya dan membangun kerangka masukan audit, proses audit, dan hasil audit. Kualitas audit berpotensi dipengaruhi oleh setiap elemen kerangka kerja.

Dari sini bisa kita lihat bahwa sebenarnya tidak ada nilai tertentu untuk menentukan apakah kualitas audit bagus atau tidak namun hal ini dapat sedikit tercermin dalam beberapa aspek yang telah dijabarkan diatas.(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait