Tujuan Audit pada Siklus Pendapatan dan Materialitas

  • Whatsapp

PENDAPATAN merupakan salah satu akun pembentuk dan penentu sebuah laba perusahaan. Selain itu, pendapatan pun berkaitan erat dengan transaksi dalam jumlah banyak pada akun lainnya yang akan membentuk risiko audit. Sehingga, sudah semestinya akun pendapatan ini penting untuk diyakini tingkat wajarnya setelah di audit.

Penulis : Mutiara Mustofa Rahman

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang

Pendapatan didapat dengan jalan yang berbeda-beda, tergantung pada setiap entitas. Namun, pada umumnya pendapatan ini terjadi Ketika adanya pertukaran barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual dengan uang baik dalam bentuk tunai maupun lainnya.

Misalnya, penjual kopi akan mendapatkan pendapatan atas kopi yang mereka jual, akuntan yang bisa mendapatkan pendapatan atas jasa yang diberikan, serta bioskop yang akan mendapatkan pendapatan dari tiket yang terjual.

Ketika mencatat trasaksi pendapatan, maka akan ada beberapa akun terkait yang dipakai entitas. Misalnya pada perusahaan dagang, maka pencatatan transaksi akan dimulai dari penjualan yang dilakukan sampai siakhiri dengan penerimaan kas dari pembeli.

Pengelompokkan pendapatan di perusahaan dagang sendiri antara lain penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan. Dilain sisi, ada pun akun yang terpengaruh atas terjadinya pendapatan yang diantaranya HPP, persediaan barang dagang, serta kas.

Perlunya dilakukan audit pada siklus pendapatan ini adalah supaya auditor memperoleh bukti yang jelas dan cukup untuk membuktikan tingkat kewajaran dari setiap laporan keuangan terkait dengan transaksi serta saldo pada akun pendapatan.

Sedangkan alasan dilakukan pengauditan adalah karena adanya resiko, yang misalnya adalah adanya piutang tidak tertagih pada penjualan yang dilakukan secara kredit. Kemudian, Adapun tujuan audit khusus yang dapat dikelompokkan berdasar kategori asersi, kelompok pengujian, dan pada akhirnya akan tertuju pada tujuan audit khusus.

Pada siklus pendapatan, misalnya kategori asersi kelengkapan yang terdiri atas kelompok pengujian berupa transaksi dan saldonya yang masing-masing memiliki tujuannya. Pada kelompok pengujian transaksinya, terdapat tujuan audit khusus berupa seluruh penjualan, transaksi penerimaan kas sampai penyesuaian atas penjualan dalam periode tercatat.

Sedangkan pada kelompok pengujiam saldo pada kategori asersi siklus pendapatan, terdapat tujuam audit khusus berupa saldo piutang yang menyajikan semua hak tagihnya perusahaan.

Dalam memulai pengauditan siklus pendapatan, perlu dilakukan pertimbangan materialitas dari setiap akun yang berkaitan dengan siklus pendapatan karena akan sangat berpengaruh pada langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh auditor.

Tingkat materialitas ini dapat ditentukan seberapa tingkatannya pada laporan keuangan serta akun transaksi dengan memperhatikan hal-hal berikut :

  1. Sumber utama pendapatan perusahaan berasal dari transaksi penjualan;
  2. Komponen utama untuk menghitung penghasilan netto merupakan akun penjualan;
  3. Jumlah yang biasanya besar dari saldo piutang akibat penjualan kredit;
  4. Transaksi penerimaan kas dapat berpengaruh secara langsung dan material terhadap saldo piutang usaha dan saldo kas.

Sebelum menilai tingkatan risiko, Langkah pertama yang akan dilakukan auditor adalah dengan memahami lingkungan industri serta proses bisnisnya klien. Hal ini perlu dilakukan untuk bisa paham akan sumber serta tingkatan pendapatan utama dari klien, paham akan tingkatan laba serta marjin kotor yang diinginkan oleh klien, serta untuk bisa paham sifat serta piutang usaha klien.(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait