Pro Kontra Mobil Listrik Transportasi Masa Depan Ramah Lingkungan dengan Kendaraan Konvensional

  • Whatsapp

INDONESIA saat ini memasuki era teknologi yang berkemabang sangat pesat dan juga mulai memasuki era dimana mobilitas yang sudah mulai terelektrifikasi untuk beberapa tahun ke depan, yang jika di lihat dari mulai diresmikannya suatu pabrik yang akan mulai memasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle) yang merupakan langkah pertama Indonesia membuat  electric vehicle di Asia Tenggara yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Penulis : Dewi Fortuna Bantilan

Bacaan Lainnya

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang

Sejalan dengan itu hadirnya industri baterai yang berada di Indonesia akan membuat suatu peluang manufaktur dan penjualan kendaraan listrik yang besar di daerah tersebut di mana hal tersebut juga dapat membuat peningkatan dalam hal investasi perkembangan industri turunan yang menggunakan baterai.

Selain hal itu juga hadirnya kendaraan listrik menyebabkan adanya suatu perubahan gaya hidup di masyarakat yang berkendara. yang mana hal tersebut  dengan menggunakan mobilitas yang terelektrisasi maka masyarakat akan lebih ramah lingkungan serta memiliki efisiensi yang lebih dalam pengeluaran ongkos bahan bakar.

Jika dilihat dari perkembangannya mobil listrik sudah dimulai sejak 1 abad yang lalu dimana para Insinyur di Eropa dan Amerika juga mengembangkan mobil bertenaga listrik. Dalam hal ini juga mobil listrik memiliki beberapa kelebihan yang potensial jika dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran dalam biasa yang paling utama dari mobil listrik adalah tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor.

Selain hal itu juga mobil jenis ini juga mengurangi adanya emisi gas rumah kaca. Dimana  gas rumah kaca itu terjadi karena adanya pembakaran dari bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya yang mana hal tersebut membuat adanya ketergantungan masyarakat terhadap minyak dari luar negeri.

Mereka mengklaim bahwa dengan adanya  mobil listrik tersebut menjadikan ketergantungan minyak dari negara lain itu berkurang selain itu juga keunggulan utama berikutnya adalah tidak menimbulkan suatu kebisingan polusi udara yang dalam hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungan.

Namun jika dibandingkan dengan mobil konvensional atau  Mobil internal combustion engine (ICE) mobil konvensional lebih bertahan yang jika dibandingkan dengan bahan bakarnya yang menggunakan minyak, mobil konvensional lebih efisien dimana  bahan bakar minyak itu andal dan tidak butuh exotic materials atau  tidak perlu adanya bahan pendukung.

Di lain hal Mobil listrik memang memiliki konstruksi mesin dan transmisi yang lebih sederhana, sehingga dianggap lebih efisien dari segi efisiensi mesin total. Secara lepasan emisi dan biaya per km juga lebih murah dari mobil ICE.

Namun ada beberapa masalah yang harus dihadapi jika kita memilih mobil listrik diantaranya adalah mobil listrik butuh suatu baterai yang besar yang dalam ini baterai yang besar tentu saja membutuhkan harga yang cukup besar untuk membelinya (mahal).

hal ini juga diperkirakan jika semua masyarakat menggunakan mobil listrik dikhawatirkan menimbulkan pencemaran lingkungan dari residu baterai yang sudah tidak terpakai. Jika dilihat dari penggunaan baterai tersebut baterai hanya bisa di gunakan untuk 10 tahun itu pun maksimal harus diganti secara berkala.

Pergantian berkala tersebut juga membuat pemikiran besar yang mana sampai saat ini masih belum ada teknologi yang bisa mendaur ulang baterai bekas yang bekerja secara optimal. Yang jika dibiarkan pencemaran baterai tersebut dapat membuat pencemaran yang lebih jauh dibanding dengan mobil konvensional yang mana Pembuangan limbah baterai lithium yang tidak benar dapat mengakibatkan risiko lingkungan.

Baterai lithium terdiri dari chasing, anoda, katoda, separator, elektrolit, dan komponen beracun lainnya. Semakin banyak limbah yang terbuang ke tanah dan air, akan semakin banyak pula polusi di air dan tanah.

Lalu, penggunaan dari baterai juga memerlukan material seperti litium dan kobalt yang digunakan untuk pembuatan baterai. Litium banyak dieksploitasi dari Amerika Selatan dan Cina, yang dalam hal ini juga memiliki dampak lingkungan cukup buruk. Kobalt paling banyak disuplai dari Republik Demokratik Kongo, yang mana negara itu juga diterpa oleh isu lingkungan dan adanya tindakan buruk pada buruhnya.

Itu dengan laju produksi litium dan kobalt saat ini yang belum sebanyak saat mulai untuk memproduksi baterai dengan skala besar, bayangkan kalau ke depannya terdapat kenaikan produksi dari baterai tersebut untuk memenuhi hasrat  dari arogansi kaum kapitalis borjuis yang sok berlagak menyelamatkan lingkungan.

Harus diketahui baterai merupakan bottleneck hal inti yang harus ada dari keberadaan dan pembuatan mobil listrik, and always will be. Jadi, jika dilihat dari perbandingannya tentu sesuatu punya efek positif dan negatif dari setiap keputusan yang diambil.

Tapi mungkin lebih baik untuk suatu keputusan yang besar di masa yang akan datang perlunya dilakukan penanggulangan dan pembaruan yang lebih efisien bukan hanya klaim saja tetapi juga terdapat jalan baik untuk kehidupan yang berkelanjutan yang lebih baik baik untuk manusia yang ada dan lingkungan yang ditempati.(*)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait