Jakarta, spiritnews.co.id – Dalam rangka percepatan pembangunan sarana dan prasarana di Kabupaten Subang, Bupati Subang H. Ruhimat ‘jemput bola’ dan menemui Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian PPN/Bappenas, di Gedung Bappenas Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).
Kedatangan Bupati Subang yang akrab disapa Kang Jimat ini untuk Konsultasi dan Koordinasi perihal percepatan pembangunan di Kabupaten Subang. Menurutnya, efek domino dari Pembangunan Strategis Nasional Pelabuhan Patimban serta kehadiran Kawasan Industri Suryacipta dan Kawasan Industri Manyingsal di Subang, terdampak terhadap urbanisasi.
“Saya berharap agar Bappenas merevisi ulang tentang penetapan log prioritas pembangunan terhadap Subang, karena secara tematik Subang masuk ketahanan pangan nomor tiga secara nasional dan Provinsi Jawa Barat, serta kemantapan jalan masih dibawah 70 persen dan fiskal Subang yang masih rendah,” kata Kang Jimat.
Menurutnya, agar Bappenas memprioritaskan pembangunan Jalan Serangpanjang – Cipeundeuy sepanjang 24,4 kilometer dan Pamanukan – Patimban sepanjang 7 kilometer dan didanai sampai dengan selesai.
“Ini untuk ketahanan pangan, maka harus dipersiapkan ada dua titik jalan sepanjang 31 kilometer dengan lahan hibah, lahan Perhutani dan lahan PTPN. Saya terpanggil karena ada rakyat yang menghibahkan tanahnya untuk jalan Serangpanjang – Cipeundeuy. Sementara ada seluas 6.000 hektare lahan kosong yang berpotensi untuk ditanami,” katanya.
Kepala BP4D Subang, Hari Rubiyanto, mengatakan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, fiskal Kabupaten Subang rendah meskipun Subang menjadi lumbung padi nasional atau penghasil padi nomor 3 peringkat nasional. Sementara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang memiliki keinginan untuk pembangunan lebih baik.
“Kami ingin nantinya 20-30 tahun lagi Subang sangat menarik baik dari sisi investasi dan pariwisata. Sekarang saja, untuk ke Bandung salah satu rutenya melewati Subang dan akan terjadi kepadatan terlebih saat akhir pekan. Kami sedang mengusahakan akses pembukaan Serangpanjang – Cipeundeuy, nantinya akan disambungkan hingga ke Pelabuhan Patimban,” kata Hari.
Namun untuk pengadaan akses Cipeundeuy – Serangpanjang tersebut, kata Hari, perlu bantuan pemerintah pusat untuk pengerasan jalan. Dan pembangunan ini harus segera dilaksanakan, sebab ada lahan kosong seluas 6.000 hekater yang berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Masyarakat kebingungan memasarkan hasil tani karena akses jalannya terbatas. Apabila jalan Cipeundeuy- Serangpanjang sepanjang 24,4 kilometer dan jalan Pamanukan – Patimban sepanjang 7 kilometer sudah dibuka, maka perekonomian masyarakat lebih membaik,” tegasnya.
Diakuinya, tahun ini Provinsi Jawa Barat tidak mendapatkan dana alokasi khusus (DAK). Tentu ini akan menghambat percepatan pembangunan di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang. Padahal, Pemkab Subang sudah memiliki konsep pembangunan mulai dari pengentasan kemiskinan hingga pembangunan infrastruktur jalan.
Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian PPN/Bappenas, Erwin Dimas, mengakui, Subang sangat strategis, dan untuk tahun 2024 akan mengkaji ulang dan kecocokan dengan Inpres dalam 1-2 minggu ke depan, dan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR.
“Akan dipertimbangkan masukan dari Pak Bupati Subang terkait usulan pembangunan. Bappenas sangat mendukung program inovatif Pemkab Subang untuk mensejahterakan masyarakat,” kata Erwin.(sir)