IPB, APKASI dan KADIN Selenggarakan Simposium dan Lokakarya Nasional Nusantaranomics

  • Whatsapp

Jakarta, spiritnews.co.id – Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Institute For Development of Ekonomics and Finance (INDEF) dan Lingkar Kajian Ekonomi Nusantara (LKEN) menyelenggarakan Simposium dan Lokakarya Nasional Nusantaranomics, di Ballroom Puri Agung hotel Grand Sahid Jaya, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (27/2/23).

Kegiatan yang dihadiri Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi ini, dalam rangka meningkatkan kesepahaman dan penguatan terhadap pengembangan ekonomi lokal, khususnya pada perekonomian di daerah pasca covid-19.

Bacaan Lainnya

Ketua Pelaksana simposium dan lokakarya nasional Nusantaranomics, Eka Sastra, mengatakan, peserta pada Simposium dan Lokakarya Nasional Nusantaranomics dari para kepala daerah yang diikuti sekitar 500 orang lebih.

“Kegiatan tersebut mengusung tema “Nusantaranomics : Kebangkitan Ekonomi Daerah Menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Eka.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia yang diwakili Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Dr. Teguh Setyabudi, M.Pd, mengatakan, upaya pemerintah dalam proses pengembangan ekonomi lokal yaitu melalui peningkatan kualitas pekerja melalui pelatihan dan pengembangan sumber daya pekerja, pengembangan kelembagaan, penetapan keunggulan kompetitif dengan memperhatikan factor-faktor.

“Termasuk pengembangan pengetahuan terkait factor pendorong kegiatan perekonomian di masing-masing daerah dan mengembangkan inovasi baru berbasis teknologi telekomunikasi,” kata Teguh.

Guru Besar Ekonomi Politik IPB Didin S Damanhuri, mengatakan, implementasi konsep Nusantaranomics akan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Konsep Nusantaranomics akan lebih memprioritaskan ekonomi lokal yang saat ini sudah mulai dijalankan pemerintah.

Ada 3 ciri Nusantaranomics yang dapat membentuk konstruksi perekonomian yang lebih tangguh ke depan, yaitu :

  1. Tidak ada pertentangan antara perrtumbuhan dan pemerataan;
  2. Tidak ada pertentangan soal materialisme;
  3. Spiritualisme dimana nilai tradisi agama harus sejalan dengan capaian ekonomi dan kepedulian terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperhatikan kelestarian ekologis.

(rls/red/sir)

Editor: Lassarus Samosir, SE

Pos terkait