Kabupaten Subang, spiritnews.co.id – Setelah 22 hari berlalu kasus kematian Kurnaesih (39), ibu hamil asal Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang meninggal dunia beserta bayi di dalam kandungannya akibat ditolak pihak RSUD Ciereng Subang saat akan melahirkan, dengan alasan ruang ICU dan PONEK penuh. Hari ini, Jumat (10/3/2023), Bupati Subang H. Ruhimat bersilaturahmi ke keluarga korban.
Bupati Subang, H. Ruhimat, mengatakan, kunjungannya ke keluarga almarhumah Kurnaesih tak lain untuk bertakziah mendoakan almarhumah.
“Mudah-mudahan takziyah ini bisa menguatkan keikhlasan dan kesadaran bagi keluarga yang ditinggalkan oleh almarhumah Ibu Kurnaesih,” kata Bupati kepada wartawan, sambil mengeluarkan air mata.
Pada kesempatan itu, Bupati mengajak seluruh masyarakat Subang untuk mendoakan almarhumah Kurnaesih yang meninggal dunia saat berjuang melahirkan anak.
“Kita doakan bersama semoga alharhumah diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan serta keikhlasan,” katanya.
Diakuinya, peristiwa yang dialami almarhumah Kurnaesih sebuah teguran bagi RSUD Subang untuk memperbaiki pelayanan. Sehingga, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang akan melakukan audit internal terhadap RSUD Subang.
“Kita akan lakukan audit internal. Agar peristiwa yang menimpa Kurnaesih tak terulang lagi,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Direktur RSUD Subang dr. Ahmad Nasuhi mewakili RSUD Subang yang juga hadir langsung memohon maaf atas nama jajaran RSUD Subang.
Dirut RSUD Subang, dr. Ahmad Nasuhi, mengucapkan turut berduka cita terhadap keluarga almarhumah Kurnaesih.
“Kita datang kesini bersama Pak Bupati untuk bertakziah dan mengucapkan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi saat itu. Peristiwa saat itu berjalan cepat, panik, serba bingung, dan kaget,” kata dr. Ahmad.
Pada intinya, kata Ahmad, RSUD Ciereng Subang tak pernah menolak pasien dalam kondisi apapun.
“Tanpa surat rujukan kami tak nolak tapi kami menerima pasien dan memeriksanya, namun saat itu memang tempat ICU dan PONEK penuhi, Pasien hanya bisa di rawat di IGD. Karena takut terjadi sesuatu hal buruk, petugas saat itu menganjurkan untuk dirujuk dan keluarga pasien memilih merujuk ke Bandung,” ujarnya.
Seperti diketahui kasus kematian ibu hamil yang meninggal di Subang hingga hari ini masih terus jadi pemberitaan media lokal dan nasional.
Kurnaesih meninggal akibat ditolak pihak RSUD Ciereng Subang saat kondisi pasien sedang kritis mau melahirkan dengan alasan ICU dan PONEK penuh. Peristiwa tersebut terjadi 16 Pebruari 2023 lalu.
Mewakili keluarga almarhumah Kurnaesih, Ujang (suami Kurnaesih). Mengaku menerima kunjungan Bupati serta menghaturkan terima kasih.(sir)